Sensor sensitif perangkat ini secara konstan mengakumulasi informasi terperinci mengenai radiasi. Foto: Rosatom
Radiasi tersebar di hamparan semesta dan dampak destruktifnya merupakan masalah utama yang dihadapi kosmonot saat menjalankan misi penjelajahan ke Mars dalam waktu panjang.
“Radiasi di luar angkasa jauh lebih kuat daripada radiasi yang ada di Bumi. Sebagai perbandingan, terpaan radiasi selama enam bulan di orbit setara dengan paparan radiasi selama seratus tahun di Bumi,” terang Vyacheslav Shurshakov, Kepala Keselamatan Radiasi Penerbangan Luar Angkasa di Institute of Biomedical Problems, Russian Academy of Sciences.
‘Hantu’ Manusia
Tiap astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional memiliki pengukur dosis radiasi yang dipasang di saku dada masing-masing. Alat tersebut dapat memberi gambaran umum mengenai jumlah radiasi yang telah mereka terima. Untuk memahami ancaman radiasi yang dihadapi para penjelajah luar angkasa secara menyeluruh, ilmuwan Rusia mengirimkan simulator tubuh manusia yang diberi nama Matryoshka ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Matryoshka diciptakan pada 2004 oleh Atomenergomash Company, anak perusahaan negara Rusia Rosatom. Perangkat ini memiliki komposisi yang mengimitasi jaringan tubuh manusia, mengandung nitrogen, oksigen, hidrogen, dan karbon dalam jumlah yang sama dengan manusia.
Sebelum 2004, penelitian serupa hanya dilakukan dalam tingkat lokal. Amerika telah mempelajari distribusi dosis radiasi di kepala simulator. Ada pula ekperimen yang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Rusia Salyut dan Mir menggunakan simulator berbentuk bulat yang diisi air.
Hasil yang unik didapatkan oleh simulator milik Rusia yang terbang mengelilingi bulan bersama pesawat luar angkasa Zond 5. Simulator tersebut sangat mirip dengan tubuh manusia, meski sebenarnya ia terbuat dari gandum.
Perangkat ini memiliki 500 sensor detektor yang terpasang di bagian organ-organ kritis. “Bentuk bulat dianggap sebagai bentuk yang paling optimal. Ini membuat kita dapat mempertahankan ‘kedalaman’ organ manusia,” kata Vyacheslav Shurshakov. Setelah beberapa waktu, detektor tersebut dicabut dari perangkat dan dikirim kembali ke Bumi, kemudian detektor baru dikirim sebagai pengganti. Maret ini, Matryoshka dijadwalkan akan ‘diperbaharui’, bersamaan dengan dikirimnya kru baru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Sensor sensitif perangkat ini secara konstan mengakumulasi informasi terperinci mengenai radiasi. Selama ini, Matryoshka bahkan telah melakukan tugasnya untuk melindungi kesehatan para kosmonot. ”Kami telah membuat daftar rekomendasi untuk kosmonot, kompartemen mana di stasiun luar angkasa yang lebih baik untuk ditinggali dalam periode aktivitas matahari, sisi mana yang menoleh ke matahari, dan bagaimana cara terbaik untuk menghindari paparan radiasi dalam jumlah kritis,” terang Vyacheslav Ivanovich Petrov, Kepala Departemen Metode dan Instrumen Elektronik Pendeteksi Eadiasi di SNIIP OJSC (bagian dari Atomenergomash).
Bentuk bulat dianggap sebagai bentuk yang paling optimal. Foto: Rosatom
“Phantom” Lain
Rosatom merupakan perusahaan pertama merancang perangkat semacam ini. Namun, banyak negara yang telah mencoba membuat kompleks penelitian serupa. Eropa memiliki “Randy”, simulator yang berbentuk batang tubuh manusia. Randy juga sudah pernah dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, bahkan telah menghabiskan waktu satu tahun di ruang angkasa terbuka. Namun beberapa tahun lalu, Randy kembali ke Bumi untuk pengembangan lebih lanjut.
Kini, ada rencana untuk mengembangkan perangkat yang mirip dengan tubuh manusia, bahkan memiliki tulang-belulang. Gagasan yang diusung masih sama, detektor radiasi akan ditanam di area organ-organ kritis.
Baca selanjutnya mengenai Tujuh Proyek Luar Angkasa Rusia yang Paling Ambisius. >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda