Pemimpin Muslim Rusia: Masyarakat Harus 'Melek' Agama untuk Perangi Kelompok Islam Radikal

"Ini adalah penyakit yang menular dan kita harus segera mencari obatnya," kata Kepala Direktorat Spriritual Muslim Tatarstan Rusia.

Kepala Direktorat Spriritual Muslim Tatarstan Rusia mengingatkan bahaya rendahnya pengetahuan agama dalam penyebaran ideologi Islam radikal.

"Umat Islam sendirilah yang paling terkena dampak atas kehadiran kelompok Islam radikal," kata Kamil Samigullin dalam konferensi 'Agama Islam Melawan Ekstremisme'. "Ini adalah penyakit yang menular dan kita harus segera mencari obatnya," tambah Samigullin. 

Republik Tatarstan Rusia yang didominasi oleh pemeluk agama Islam sangat kekurangan ulama. Sementara, menurut Samigulkin, sangat penting untuk memperkuat pusat-pusat pendidikan agama di Rusia dan memperkenalkannya ke tingkat internasional.

Sementara, Ayatullah Iran Mohammed Ali Tashiri yakin bahwa ekstremisme memiliki dua faktor utama, yakni ketidakacuhan dalam lingkup Islam dan kebijakan Barat. "Tak mungkin seorang yang sangat mengerti Islam akan mengadopsi ide mengenai terorisme karena Islam sendiri menolak konsep terorisme," kata Tashiri.

"Faktor kedua adalah Barat yang mendistorsi Islam dengan fenomena ini," kata sang Ayatullah.

"Kita menjadi saksi kembalinya barbarisme dan kebiadaban," lanjut Tashiri.

Mantan Kepala Organisasi Konferensi Islam Ekmeleddin Ihsanoglu menjelaskan bahwa kekejaman yang dilakukan oleh para ekstremis 'mengingatkan dunia akan masa purba sebelum kemunculan masyarakat yang beradab'.

Pertama kali dipublikasikan di TASS.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki