Yan Chernyak.
Archive photoAgen Soviet legendaris Yan Chernyak, yang sebelumnya tak dikenal sebelum kematiannya pada Februari 1995, lahir pada 1909 di Bukovina Utara, yang kala itu merupakan bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Ayahnya, seorang pedagang Yahudi yang miskin, dan ibunya, seorang ibu rumah tangga Hungaria, tewas dalam Perang Dunia II.
Sang bocah tumbuh di panti yatim piatu. Ia punya kelebihan spesial, ia menguasai enam bahasa dan pada usia 16 tahun ia bisa berbahasa Jerman, Yiddi, Hungaria, Rumania, Ceko, dan Slovak dengan fasih. Setelah menyelesaikan sekolah dengan nilai yang memuaskan, ia kuliah di Sekolah Teknik Tinggi Praha dan menyelesaikan studinya pada 1931. Ia kemudian mempelajari bahasa Prancis dan Inggris secara otodidak dan menjadi insinyur elektro. Selanjutnya, biografinya kabur dalam misteri.
Dalam otobiografinya, yang saat ini disimpan di departemen personil TASS, tempat Yan Chernyak bekerja dari 1950 hingga pensiun pada 1969 sebagai penerjemah, ia menuliskan bahwa setelah sekolah di Praha ia mulai bekerja di pabrik Electromotorenwerke.
Namun, esai mengenai dirinya yang dipublikasikan di Rusia dan di luar negeri menyebutkan ia masuk sekolah politeknik Berlin. Di universitas, ia direkrut oleh mata-mata militer Soviet, kemudian ia dikirim untuk bergabung dengan tentara Rumania. Di sana, ia mulai mengirim informasi rahasia pada Moskow. Ia kemudian kembali ke Jerman, dan menciptakan jaringan mata-mata yang diberi nama Krona.
Jaringan agen ini termasuk para bankir penting, sekretaris menteri, kepala departemen riset perusahaan konstruksi pesawat, putri dari direktur pabrik tank, serta para pejabat tinggi. Beberapa agen belakangan diketahui sebagai aktris favorit Hitler: Marika Rökk dan Olga Chekhova.
Operasi Barbarossa
Selain itu, Chernyak juga memberi informasi teknis yang berharga bagi Uni Soviet mengenai tank Tiger dan Panther Jerman, senjata artileri, serta senjata roket FAU-1 dan FAU-2, pengembangan senjata kimia dan sistem elektronik.
Veteran Direktorat Intelijen Utama Rusia menyebutkan bahwa jaringan mata-mata Chernyak merupakan salah satu yang terbaik dalam sejarah. Mereka tak pernah gagal selama 10,5 tahun bekerja di luar negeri.
Chernyak juga berkontribusi secara signifikan dalam pembuatan senjata nuklir Soviet. Ia memperoleh informasi pengembangan ini di Inggris dan, sesuai perintah atasannya, dikirim ke Kanada dan AS. Pada masa penugasannya, ia mengirim ribuan materi mengenai senjata nuklir Amerika untuk Soviet dan bahkan beberapa miligram Uranium-235, yang digunakan untuk membuat bom atom.
Hal yang menarik adalah Nazi mengetahui (bukan tanpa kesalahan Soviet), mengekspos, dan menahan para anggota mata-mata Soviet yang disebut Kapel Merah oleh Gestapo dan mengeliminasi agen dari jaringan mata-mata lain, Troika Merah. Namun, mereka tak berhasil menemukan mata-mata Krona. Mereka juga tak mampu mengidentifikasi direkturnya, Yan Chernyak, yang disebut sebagai ‘pria tanpa bayangan’. Ia tak pernah meninggalkan jejak di mana pun. Ia bahkan tak pernah tidur di tempat yang sama dua kali, seperti yang mereka bilang. Ia terus berpindah di sekeliling Eropa dan hanya berkomunikasi dengan agennya saat ia mendapat sinyal mengenai pertemuan penting.
Chernyak tentu akan melanjutkan misinya di luar negeri jika kriptografer yang tahu satu-dua hal mengenai dirinya tidak terbang dari korps atase Soviet di Ottawa. Chernyak kemudian diam-diam ditarik kembali ke Uni Soviet.
Yan Chernyak menjadi warga negara Soviet pada Mei 1946. Kemudian ia mulai belajar bahasa Rusia. Otobiografinya, yang kini disimpan di departemen personil TASS, ditulis dengan sempurna, tanpa setitik pun kesalahan tata basa. Tak ada yang tahu, baik kantor berita atau pun pihak lain, termasuk istrinya, siapa Yan Chernyak sebenarnya dan kontribusi apa yang ia berikan terhadap kemenangan atas Nazi dan penciptaan senjata nuklir. Hanya setelah ia dianugerahi Bintang Pahlawan Rusia barulah misteri kehidupannya perlahan terkuak. Dan sejauh ini tak seluruhnya misteri.
Mungkin saja jaringan agen Chernyak masih beroperasi hingga saat ini.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda