Marius Petipa, penari dan koreografer balet Rusia, 1898.
Getty ImagesNama Marius Petipa dapat Anda temukan di berbagai poster-poster pertunjukan balet populer di dunia, seperti ‘Swan Lake’, ‘Sleeping Beauty’, ‘La Bayadère’, ‘Giselle’, ‘Don Quixote’, dan ‘The Nutcracker’. Potret Marius juga kerap dipajang di berbagai museum, dinding teater, atau sanggar balet yang tak terhitung jumlahnya — ia adalah seorang pria tua dengan janggut yang disisir rapi dan wajahnya dihiasi senyum lembut.
Namun, lebih dari 20 tahun sejak Marius menorehkan sejarah di dunia balet, satu-satunya yang kita ketahui dengan pasti adalah bahwa kita tidak tahu banyak tentang sosok yang berjasa dalam menciptakan fenomena balet klasik Rusia ini.
Marius sendirilah yang telah berjasa mengubah hidupnya menjadi seorang legenda. Lahir dari keturunan keluarga seniman teater di Marseilles, Prancis, ia memiliki insting dalam melihat kesuksesan dan memiliki selera petualang yang besar — yang tanpanya akan sulit bakal sulit untuk memiliki karier di bidang seni. Demi bisa mendapatkan kontrak, Marius bahkan mengubah tanggal lahirnya dan berpura-pura menjadi saudaranya sendiri.
Teater Opera dan Balet Negara Bagian Kirov. Balet 'Sleeping Beauty' dengan musik Tchaikovsky, dipentaskan oleh Petipa.
Boris Riabinin/SputnikTemperamennya yang tak terbendung mendorong Marius ke petualangan romantis, hingga membuatnya harus melarikan diri dari Spanyol. Marius seolah bertarung seperti singa supaya bisa mendapatkan setiap uang receh yang bisa ia dapatkan dari para pengusaha atau staf kekaisaran Rusia. Ia bahkan tidak segan meminjam ide orang lain — atau koreografi balet orang lain.
Namun, saat menginjak usia 85 tahun, maestro balet utama di Teater Kekaisaran Sankt Peterburg ini mengubah hidupnya yang semula penuh dengan badai, gairah bergejolak, dan petualangan ini menjadi sebuah otobiografi yang sangat tidak dapat dipungkiri. Selama 100 tahun, memoar Marius dicetak ulang berkali-kali dan menjadi sumber utama bagi para penulis biografi.
Mengenai karyanya dalam pentas balet, cerita Marius bahkan lebih rumit lagi. Ia bekerja di Rusia selama hampir 60 tahun — selama 40 tahun ia berkiprah sebagai maestro balet utama di Teater Kekaisaran Sankt Peterburg. Selama 40 tahun itu, Marius menciptakan sekitar 100 koreografi dan tarian balet dalam puluhan opera. Kini, nama Marius Petipa identik dengan warisan balet klasik dunia.
Marius dianggap sebagai pencipta — atau setidaknya penyadur, semua pentas balet yang populer di abad ke-19 hingga yang ada saat ini, kecuali ‘La Sylphide’ karya koreografer asal Denmark, August Bournonville. Marius, sejatinya, menghasilkan karya lebih banyak lagi dan signifikansi karyanya jauh lebih luas.
Para penari balet Teater Mariinsky dalam adegan "The Kingdom of Shadows" dari balet La Bayadere karya Ludwig Minkus, dalam acara konser gala yang didedikasikan untuk pembukaan panggung baru di Teater Mariinsky Akademik Negara di Sankt Peterburg.
Alexei Danichev/SputnikTentu saja, pencipta ansambel musik klasik yang besar bukanlah Marius, bukan dia pula yang mengadaptasi balet klasik ke atas panggung atau yang memperkenalkan teknik pointe dan prinsip-prinsip dalam balet. Bukan Marius juga yang menciptakan balet d’action atau balet pantomim — sebuah teknik ‘bahasa’ klise yang digunakan para balerina pemeran utama di sela-sela tarian. Mungkin Marius bukanlah — seperti yang diyakini, pencipta kombinasi tarian balet yang belum pernah ada sebelumnya.
Sebab, ia pernah dikritik karena sudah meminjam ide dari Jules Perrot dan Arthur Saint-Léon, dan Marius juga tidak merahasiakan fakta bahwa ia pernah mengikuti pelajaran Christian Johansson di Sekolah Balet Kekaisaran Rusia demi meminjam istilah koreografi asli.
Namun, Marius, adalah sosok yang pada saat balet di Eropa sudah berubah menjadi pertunjukan, mengasingkan diri di Rusia dan menghasilkan suatu karya luar biasa. Marius mendirikan sebuah sanggar balet terbaik di dunia dan dalam produksi yang dibuat untuk sanggar itu, ia menggabungkan dan merangkum seluruh pengalaman yang telah ia kumpulkan dari perkembangan balet selama dua abad keberadaannya.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan Marius, selama satu abad para penggemarnya menggunting potongan-potongan kain emas dari pentas balet Marius dan memodifikasinya sesuai dengan selera zaman mereka — dengan tetap mengacu pada semangat dan gayanya.
Perpustakaan Universitas Harvard di Amerika Serikat menyimpan arsip asisten sang maestro, Nicholas Sergeyev, yang berisi kumpulan notasi koreografi unik karya Marius dari awal abad ke-20.
Marius Petipa, penari dan koreografer balet Rusia, 1898.
SputnikHingga awal abad ke-21, kumpulan catatan-catatan itu sebagian besar diabaikan oleh para praktisi dan ahli teori balet, tetapi kini catatan-catatan itu menjadi bukti bahwa versi Sankt Peterburg yang sudah pasti pun terkadang diubah hingga tak bisa dikenali lagi.
Namun, karya Marius-lah yang menginspirasi para penggemarnya untuk berinteraksi dengan balet klasik dan merevisi, mengubah, serta mempelajarinya tanpa henti.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda