Makan sebuah butterbrot. Gambar dari film animasi 'Tiga dari Prostokvashino'
Vladimir Popov / Soyuzmultfilm, 1978Hampir setiap warga Rusia mempunyai roti di rumah mereka dengan pelbagai alasan. Pertama, warga Rusia menyukai roti lapis, atau lebih umum dikenal dengan nama butterbrot (berasal dari bahasa Jerman ‘butter’+ ‘bread’). Biasanya, butterbrot hanyalah sepotong roti berlapis mentega atau olesan lainnya sebagai tambahan, ditambah sepotong sosis atau keju (atau dengan kaviar merah pada malam Tahun Baru) yang dapat dibuat dengan cepat.
Tiga hidangan makanan di kantin Soviet di sebuah pabrik, 1972
Vladislav Shidlovsky/SputnikMeskipun butterbrot hanyalah makanan ringan dan tidak dapat dianggap sebagai makanan utama, para ibu di Rusia selalu mengatakan “Jangan makan makanan kering”. Itulah mengapa butterbrot harus disajikan bersama teh, kopi atau minuman lainnya.
Butterbrot juga memiliki varian rasa manis. ‘Sarapan cepat’ ala Soviet bisa berupa butterbrot dengan selai anggur hitam. Buah beri ini selalu tersedia melimpah, sehingga orang Rusia biasa membuat banyak selai dengan buah ini (Baca lebih lanjut tentang fenomena butterbrot Rusia di sini).
Butterbrot raksasa dengan selai kranberi. Sebuah foto dari film 'The Girls'
Yury Chulyukin / Mosfilm, 1961Kedua, roti selalu menjadi pelengkap utama untuk sebagian besar makanan dan hidangan baik untuk makan siang atau makan malam. Sup (pasti!) hidangan utama. Tradisi makan ini berakar dari sejarah saat masa Perang Dunia II - ketika wilayah Soviet banyak menderita kelaparan sebelum dan selama perang. Roti, makanan tradisional Rusia saat itu menjadi makanan super karena menjadi suplemen kalori tambahan untuk setiap hidangan atau terkadang satu-satunya makanan yang dimakan selama berbulan-bulan.
Beberapa babushka (perempuan lansia) yang menyaksikan perang bahkan makan semangka dengan roti! Sebaliknya, anak muda Rusia modern jaman sekarang biasanya menolak roti karena dianggap sebagai makanan yang dapat meningkatkan berat badan dan mengganggu kebugaran tubuh.
Menyantap sup adalah suatu keharusan. Sebuah foto dari film 'Moskow Tidak Percaya Pada Air Mata "
Vladimir Menshov/Mosfilm, 1979Makan siang tradisional Soviet biasanya terdiri dari tiga hidangan dan minuman kolak buah manis. Salad, sup dan hidangan utama, inilah yang biasanya ditawarkan dalam menu makan siang di restoran Rusia mana pun.
Salad dengan sayuran dan minyak bunga matahari atau mayones baik untuk pencernaan. Sup penuh dengan lemak yang sehat dan panasnya menghangatkan tubuh. Hidangan utamanya adalah sajian karbohidrat dan protein (pasta dan ayam, kentang tumbuk dengan daging, nasi dengan ikan, dan sebagainya). Terakhir, minuman manis dari buah beri atau buah-buahan bervitamin lainnya yang diperlukan.
Kosmonot Yury Gagarin menyantap sup di kantin Soviet, 1964
Andrei Pavlov/SputnikAwalnya, makanan tiga menu tersebut diciptakan pemerintah Soviet untuk para pekerja pabrik, karena mereka harus memiliki energi yang cukup untuk bekerja seharian. Sementara itu, skema ini terbukti sangat populer sehingga para siswa, anak-anak di taman kanak-kanak, dan pekerja kantoran pun mulai menyantap makanan yang sama.
Orang Rusia memiliki dua peribahasa populer: ("Roti adalah kepala dari segalanya" dan " Sup adalah kepala dari segalanya”. Jadi, tanpa sup yang kaya rasa dan panas, makan siang dianggap tidak lengkap. Karena itu, anak-anak kecil biasanya hanya makan sup untuk makan siang. Ini merupakan cara mudah untuk memberi mereka asam lemak, serat dari sayuran, serta asupan cairan, karena mereka biasanya tidak banyak minum.
Ada pelbagai macam varian sup yang biasa dimasak dan disantap orang Rusia; borsch dengan buah bit, shchi dengan kubis atau kubis asam, sup kacang polong, sup ikan (dari ikan kalengan yang murah, juga) dan sup syam dengan mi (Temukan lebih banyak sup di sini.)
Okroshka, sup dingin dengan kvas
Vitaly Sozinov/TASSDi musim panas, tak banyak orang yang suka makan sup panas. Namun, mereka terbiasa dengan makan siang yang berkuah. Itulah mengapa orang Rusia menciptakan alternatif menu yang keren; sup musim panas yang disebut 'okroshka'. Sup ini terdiri dari telur rebus cincang, sayuran segar (mentimun, banyak sayuran hijau, lobak), dan daging atau sosis rebus. Campuran bahan ini kemudian disiram dengan minuman fermentasi - kvas atau kefir. Kebanyakan orang asing biasanya tidak akan tahan dengan hidangan aneh ini pada awalnya, tetapi akan terbiasa dan menyukainya (meskipun ada beberapa dari mereka menolak bahkan untuk melihat saja).
Tiga hidangan makanan di kantin Soviet di sebuah pabrik, 1972
Vladislav Shidlovsky/SputnikPembaca dari luar Rusia sering terkejut bahwa orang Rusia bahkan makan sup untuk sarapan. Hal ini sebenarnya tidak sering terjadi dan kemungkinan besar mengacu pada "makan sup" karena mabuk. Namun, ada satu lagi hidangan yang mirip sup, yang sering disajikan kepada anak-anak untuk sarapan; susu dengan mi - Secara harfiah, susu hangat dengan pasta!
Tradisi Soviet - teh malam panjang
Sigismund Kropivnitsky/MAMM/MDFSelain susu, pasta juga bisa disajikan dengan taburan gula! Memang kedengaran gila, namun bagi anak-anak Rusia mereka menyukai makanan simpel ini. Jika anak Anda menjalani pola makan buruk, sajian pasta gula ini dianggap sebagai cara yang bagus untuk menambahkan kalori pada makanan. Jika Anda memiliki anggaran terbatas, sajian ini juga bisa menjadi hidangan penutup dalam satu piring!
Soba dengan susu dan gula
Legion MediaGula juga dapat ditambahkan pada soba, milet atau ke dalam bubur termasuk gandum. Selain itu, gula juga bisa ditambahkan ke dalam roti, sup (untuk mengurangi rasa asam), atau hampir semua makanan, termasuk omelet, keju cottage 'tvorog', dan hidangan lainnya. Setiap musim dingin yang panjang yang sering terjadi di Rusia, menambahkan gula juga merupaan cara penyajian yang enak, mudah dan murah saat Anda kekurangan asupan buah-buahan dan sayuran.
Menikmati camilan di taman kanak-kanak
Vladimir Akimov/SputnikSaat ini, banyak anak muda Rusia yang menderita gangguan makan. Meski para psikolog menyarankan orang-orang untuk berhenti makan ketika mereka kenyang, banyak yang tak bisa menyisakan apa pun di piring, karena itulah yang diajarkan oleh kakek-nenek dan orang tua mereka.
Orang-orang yang belajar tentang era kelaparan awal Soviet dan terutama pada era Pengepungan Leningrad tahu bahwa makanan tak boleh disia-siakan, karena tak ada kejelasan kapan Anda bisa makan lagi.
Crouton yang terbuat dari roti kemarin
Legion MediaIbu-ibu sering meneriaki anak-anak jika mereka menyisakan makanan di piring mereka, karena hal tersebut dianggap membuang-buang uang dan tidak sopan kepada juru masak (misalnya ibu atau nenek Anda). Belum lagi, penghinaan terhadap jutaan orang yang kelaparan di dunia.
Membuang-buang roti, dari dahulu hingga sekarang masih dianggap dosa! Itulah mengapa bahkan roti basi pun masih digunakan untuk memasak (sebagai remah-remah untuk irisan daging) atau digoreng untuk membuat crouton.
Salad 'Rusia' (Olivier)
Tatiana Volgutova/Getty ImagesApa hidangan gila yang pertama kali terlintas di benak Anda saat membayangkan masakan Rusia? Mungkin ‘ikan haring di bawah bulu' adalah salah satunya! "Makanan yang paling tidak saya sukai adalah селедка под шубой ('selyodka pod shuboy)" tulis seorang pembaca di saluran Telegram kami.
Salah satu menu salad yang kontroversial namun masih sangat populer ini terdiri dari ikan haring minyak asin yang dilapisi dengan bulu buah bit rebus yang dengan cara memasaknya digiling, kentang dan wortel, serta menyuap sesendok besar mayones.
Sebuah poster Soviet yang mengiklankan mayo
Public domainSebenarnya, ada banyak sekali daftar salad berlapis mayones yang disajikan oleh para ibu rumah tangga di Uni Soviet. Setiap ‘koki rumah’ memiliki hidangan khas mereka sendiri yang dimasak dengan mencampurkan bahan-bahan yang sering kali sangat aneh dan mengejutkan! Sayuran, daging, nasi, ikan, dan bahan lainnya bisa dicampur menjadi satu dalam satu mangkuk, dan karena mayones, semua campuran terasa baik!
"Orang Rusia makan banyak kue dan pai dengan berbagaimacam isian di dalamnya," tulis seorang pembaca kepada redaksi kami. Dan mereka benar! Orang Rusia terobsesi dengan pai dan kue-kue kering, biskuit, cokelat, dan permen. Jika Anda berkunjung ke Rusia, cobalah membeli sesuatu yang manis untuk "minum teh" dan Anda akan disambut dengan sangat baik!
Teh dengan permen Soviet
Asya ChoMinum teh adalah tradisi dan ciri khas Rusia. Teh di pagi hari, teh saat istirahat, teh setelah makan malam, bahkan mereka biasa meminum teh untuk pengganti makan malam. Teh lebih dari sekadar minuman di Rusia - inilah obrolan dapur dan penuh perasaan di Rusia. Tradisi minum teh di malam hari merupakan tradisi lama berasal dari zaman kekaisaran, ketika orang-orang menghangatkan diri di samping samovar (teko teh logam Rusia yang besar), dan berisi banyak air mendidih, sambil minum teh dan mengobrol.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda