1. Grup AES+F
Grup AES+F terbentuk pada tahun 1987, dan mengambil nama dari inisial nama keluarga anggotanya: Tatyana Arzamasova, Lev Evzovich, Yevgeny Svyatsky, dan Vladimir Fridkes yang kemudian bergabung pada tahun 1995. Proyek foto dan instalasi video multisaluran difilmkan dengan gaya glamor yang mempesona. Para seniman tersebut membangun skenario apokaliptik masa depan, menganalisis bahasa media modern, dan membedah stereotip sosial sampai pada titik absurditas.
Multikulturalisme, pengaruh timbal balik antara Timur dan Barat, kultus pemuda dan kecantikan, mitos kuno, penghormatan kepada seni besar Renaisans, teknokrasi dan kemenangan feminisme hanyalah beberapa tema yang mereka bahas dalam dekade terakhir.
2. Tanya Akhmetgalieva
Tanya Akhmetgalieva lahir di Kemerovo, belajar di Sankt Peterburg, dan tinggal serta bekerja di dua ibu kota Rusia. Ia merupakan seorang seniman grafis dan pencipta instalasi yang mengesankan, dimana sulaman dari kanvas menembus ke ruang sekitarnya dengan nama "benang memori".
Debut besarnya ada pada 2010 di Ural Biennale, Yekaterinburg. Sejak itu, karyanya telah ditampilkan di beberapa galeri Eropa, dan grafik surealisnya yang jelas telah ditampilkan di museum dan galeri di seluruh dunia.
3. Yuri Albert
Albert termasuk generasi baru Konseptualisme Moskow pada 1980-an. Dia berusaha untuk menjelaskan sebuah pertanyaan "Apa itu seni?" dan “Siapa seniman itu?”, ia melakukannya dengan sedikit ironi.
Mengklarifikasi posisi seniman dalam sistem seni, Albert mengembara dengan bebas melalui halaman-halaman sejarah seni, membawa gagasan dan stereotip konvensional ke titik absurditas.
4. Evgeny Antufiev
Karir Antufiev dimulai cukup awal dan berhasil. Setelah ditemukan dengan kurator seni di Moskow pada usia 23 tahun, Antufiev segera dianugerahi penghargaan ‘Kandinsky’ untuk Seniman Muda Terbaik. Antufiev memasuki kancah internasional, mengambil bagian dalam sejumlah acara Eropa, termasuk ‘Manifesta Biennale’ di Zurich.
Dalam karya-karyanya, kita melihat pengaruh perdukunan tersebar luas di tanah kelahirannya Tuva, Siberia selatan. Namun, secara umum konteksnya lebih luas: transformasi mitos kuno dan aktualisasi kesadaran magis.
5. Dmitry Aske
Aske mulai melukis grafiti pada tahun 2000-an. Dia juga terlibat dalam desain grafis, ilustrasi, dan menulis mural dalam skala besar di Moskow, Vladivostok, Mannheim (Jerman ) dan kota lainnya. Setelah mencapai popularitas dalam seni jalanan, ia beralih ke penjualan galeri yang sukses, hingga berkolaborasi dengan merek-merek terkenal (di antaranya Nike dan Sony).
Karya-karya dapat dilihat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pahatan luar ruangan dengan ukuran besar, dan relief multilayer interior yang terbuat dari kayu lapis dengan percikan warna lokal yang disertai gambar mosaik.
6. Andrey Bartenev
Taktik yang mengejutkan adalah keahliannya. Namun pancingan selalu dimulai dari suatu hal yang ironis, nyentrik, dan meriah. Bartenev adalah seniman paling boros di Rusia, perancang busana, dan pemain sandiwara. Dia telah merancang kostum untuk pertunjukan teater dari Moskow ke New York. Dengan membuat instalasi multimedia dan mengarahkan pertunjukan berkostum besar; mengenakan pakaian surealis, dia sendiri adalah "pertunjukan berjalan".
Pelukis, produser seni, perancang museum dan ilustrator adalah beberapa dari pekerjaanya yang lain.
7. Konstantin Batynkov
Selama bertahun-tahun, lukisan dan gambar Batynkov hanya hitam putih. Dia menempatkan gaya monokromnya ke tayangan masa kecil saat menonton TV yang hitam putih.
Seiring waktu, warna merembes ke dalam karya-karyanya, tetapi subjeknya tetap "kekanak-kanakan": kapal, pesawat, kerumunan orang dengan latar belakang lanskap yang megah. Lebih romantis daripada drama. Konon, subteks dalam karya-karyanya jauh dari naif.
8. Antonina Bayever
Bayever adalah video, instalasi, benda seni dan lukisan. Dia memberikan pandangan kritis pada konteks kontemporer, menciptakan karya-karya ironis dan absurd berdasarkan situasi nyata dan memodelkan masa depan alternatif.
Bahkan dalam proyek setelahnya, ia mengeksplorasi korupsi dalam sistem pendidikan dengan mencoba membeli ijazah palsu: hasilnya adalah film animasi dengan dialog nyata. Video-video berikutnya mencerminkan tema acara TV, estetika tahun 1960-an, gelombang baru dalam sinema, ketidaksetaraan sosial dan gender, dan budaya pop tahun 1990-an.
9. Peter Belyi
Masa muda seniman kelahiran Sankt Peterburg ini beriringan dengan perestroika dan paradigmanya yang terus berubah. Tanggapan pribadinya untuk ini adalah keasyikan dengan budaya material yang menghilang. Peter sendiri menggambarkan metodenya sebagai "modeling memorial", menyiratkan dekonstruksi dan reinterpretasi pola sebelumnya.
Pada pergantian milenium baru, dia tinggal di London, tetapi sejak itu kembali ke kampung halamannya. Dalam 15 tahun terakhir, ia juga menorehkan namanya sebagai kurator dan peneliti budaya visual.
10. Sergey Bratkov
Sekolah fotografi Kharkov, yang dipimpin oleh Boris Mikhailov yang terkenal, memiliki pengaruh besar pada fotografer dan seniman ini. Berkembang pada 1960-an dan 70-an, sekolah ini menonjol karena fokusnya pada topik sosial dan mata pelajaran yang tidak pantas yang tidak cocok untuk surat kabar dan majalah Soviet.
Karya-karya awal Bratkov mendokumentasikan kenyataan di sekitarnya, tetapi ia segera beralih ke pembuatan kolase, objek seni, dan instalasi dengan fotografi. Secara ironis dan puitis, seniman mengangkat tema pencarian jati diri, militerisasi masyarakat dan kekuatan konsumerisme dan periklanan.
11. Alexander Brodsky
Seorang arsitek dengan pelatihan, pada 1980-an ia adalah salah satu tokoh yang mempopulerkan "arsitektur kertas". Tren tersebut merupakan fenomena pada era Soviet akhir di mana arsitek berbakat melarikan diri dari kenyataan yang membosankan, dengan merancang bangunan imajiner yang selalu membuat heboh kompetisi internasional.
Pada periode pasca-Soviet, Brodsky menemukan jalan keluar untuk fantasinya: instalasi total, objek seni yang membentuk ruang di sekitarnya, termasuk taman. Sebagai seorang seniman, minatnya terletak pada ketidakkekalan dan kerapuhan ingatan, baik pribadi maupun kolektif. Dia membangun jembatan yang tidak stabil ke masa lalu dan kenangan masa kecil Soviet, berbicara tentang budaya yang hilang dan berlalunya waktu, hingga melakukannya dengan halus dan presisi, bermain dalam semitone.
12. Grigory Bruskin
Pada tahun 1988 ketenaran dunia datang kepada seniman ini, setelah lelang Sotheby di Moskow. Seri Fundamental Lexicon miliknya adalah lot teratas, dijual seharga 242.000 poundsterling (sekitar 4,3 miliar rupiah) — lebih dari 10 kali lipat dari harga yang diharapkan. Hanya beberapa bulan sebelumnya, sutradara film Milos Forman telah membeli bagian pertama dari Lexicon hanya dengan 2.000 rubel (sekitar 523 juta rupiah).
Setahun kemudian, sang seniman pindah ke AS, dan sekarang membagi waktunya antara New York dan Moskow. Perangkat favoritnya adalah struktur kamus: dunia ini seperti sebuah buku, dimana Perjanjian Lama dan mitologi Soviet dijalankan bersama. Dia mengubah memori budaya beberapa generasi menjadi sebuah teater yang diperankan di depan penonton oleh tokoh-tokoh simbolis.
13. Erik Bulatov
Bulatov dianggap sebagai pendiri Sots Art (alias Seni Pop Soviet) dan pelopor Konseptualisme Moskow. Impor karyanya terletak di persimpangan teks dan gambar: gambar-gambar objeknya, mulai dari tahun 1970-an, menggambarkan kehidupan Soviet yang diatur di mana-mana, penuh dengan aturan dan larangan.
Pemandangan khas kartu pos dilapis secara simbolis dengan teks-teks dari kehidupan sehari-hari: "No Entry", "Glory to the CPSU", "Welcome". Setelah beremigrasi ke Prancis, slogan-slogan Soviet digantikan oleh baris-baris puisi, dan nada umum seniman klasik ini menjadi lebih ceria.
14. Olga Chernysheva
“Saya mengungkapkan akar normalitas yang absurd,” Olga menjelaskan ketika dia dicap sebagai seniman realis. Absurditas adalah dasar yang mengalir di hampir semua karyanya, apakah itu lukisan pembersih jendela, gedung pencakar langit, atau foto dengan lampu kristal di hutan, atau mungkin di tepi jalan raya?.
Chernysheva adalah salah satu seniman Rusia yang paling laku di dunia, yang karyanya telah ditampilkan dalam program utama Venice Biennale dan di Manifesta di Zurich. Pameran karyanya telah diadakan dari Moskow ke London dan New York.
15. Aristarkh Chernyshev
Pelopor seni media di Rusia ini memulai karir kreatifnya pada tahun 1991. Objek seninya ialah teknologi dan interaktif, dengan memanfaatkan pencetakan 3D, video, VR, AR, dan teknologi lainnya, sering merambah ke ranah fiksi ilmiah. Dia menciptakan gadget dan layanan baru yang terkait dengan pengembangan jejaring sosial, rekayasa genetika, dan kecerdasan buatan di masa depan.
Proyek-proyek baru yang terkenal termasuk PiO (organisme informasi pribadi) — hibrida lintah/ponsel pintar yang hidup di pergelangan tangan pemiliknya, menghisap darah mereka dan memantau kesehatan mereka sebagai balasannya.
16. Valeriy Chtak
Pesona gambar tekstual Chtak terletak pada absurditasnya yang sering namun tidak mencolok. Misalnya: “Kung fu bukan Marxisme — Anda tahu atau tidak” atau “Saya tidak tahu, saya dari Moskow”.
Ungkapan-ungkapan acak tampaknya diambil dari arus pembicaraan jalanan; terkadang di tengah absurditas semacam itu, sekilas dapat dilihat semacam kebijaksanaan di dalamnya. Estetika seni jalanan dan performativitas gestur terlihat baik dalam kanvas tanda tangan sang seniman maupun dalam instalasinya.
17. Grup Aksi Kolektif
Grup ini didirikan pada pertengahan 1970-an oleh konseptualis Andrey Monastyrsky. Keanggotaannya cair, dan masa yang diundang secara khusus dapat bergabung dengan aksi kelompok (yang menarik, inklusivitas seperti itu menjadi tren utama dalam seni kontemporer).
CA melakukan aksi di luar Moskow, dalam pangkuan alam, dimana mereka tidak dapat dilacak oleh pihak berwenang. Tindakan mereka sebagian besar absurd, lebih seperti ritual mistik atau praktik spiritual, dimana para peserta mengikuti instruksi yang ditentukan secara khusus.
18.Vladimir Dubossarsky
Seorang pelukis dan pencipta kanvas skala besar yang selalu mereproduksi dunia bahagia, utopia mewah, mimpi atau lamunan. Dari 1994 hingga 2014 ia berkolaborasi dengan Alexander Vinogradov, yang duo artistiknya adalah salah satu fenomena paling mencolok dari seni pasca-Soviet, yang mencerminkan suasana hati dan selera tiga dekade: 1990-an "liar", 2000-an "gemuk" dan krisis — berjalan di tahun 2010-an.
Karya solonya terus melukis potret zaman sekarang, termasuk eksplorasi jejaring sosial, dan pemikiran ulang masa lalu Soviet.
19. Elena Elagina dan Igor Makarevich
Sepasang konseptualis ini membentuk duo pada tahun 1990. Seni mereka didasarkan pada penelitian dan mistifikasi pseudo-ilmiah, dimana fakta dan karakter yang nyata yang dibuat-buat saling terkait.
Seringkali, proyek mengacu pada seni avant-garde dan ide-ide utopisnya. Para seniman sendiri menyebut metode kreatif mereka sebagai "kombinasi mistisisme ekstrem dan materialitas ekstrem."
20. Semyon Faibisovich
Pada akhir 1970-an, Faibisovich adalah tokoh terkemuka dalam pembelaan seniman Moskow tidak resmi. Dengan munculnya perestroika, lukisan fotorealistiknya menarik perhatian galeri Barat, yang menghasilkan banyak pameran di AS dan Eropa.
Gambar-gambarnya tentang realitas Soviet perlahan-lahan digantikan oleh tema pasca-Soviet, dan lukisan murni memberi jalan kepada eksperimen dengan fotografi. “Seorang seniman harus hidup pada waktunya sendiri, itulah nilai dan sumber daya utamanya,” Faibisovich percaya.
21. Egor Fedorichev
Seniman ini sering membuat kanvasnya dari bahan industri, seperti terpal atau kain spanduk. Sejalan dengan kecerobohan yang disengaja dalam pelaksanaannya (melukis pada potongan kain yang dijahit kasar; membiarkan kanvas jadi tanpa bingkai, menggantung bebas di dinding atau langit-langit), "subjek" karyanya (gambar figuratif yang dilukis dengan sapuan tebal) dicampur dengan latar belakang abstrak yang mencolok.
Fedorichev mengingatkan pada gulungan kuno di mana turbulensi zaman kita tercermin.
22. Ilya Fedotov-Fedorov
“Bagi saya, alam merupakan bagian integral dari tema menemukan diri sendiri,” kata seniman yang datang ke seni dari latar belakang bioteknologi. Memang, dunia batin pribadi, lingkungan, dan teknologi, telah menjadi fokus utama karyanya selama tujuh tahun terakhir ini.
Alam juga merupakan pemasok utama bahan untuk karyanya, yang dieksekusi dalam berbagai bentuk, mulai dari fotografi dan video, hingga kumpulan dan instalasi.
23. Artem Filatov
Seniman dan aktivis yang berasal dari Nizhny Novgorod ini, berkarya dengan konteks lokal dan identitas urban. Dia mulai dengan seni jalanan, mengecat dinding rumah kayu yang terbengkalai untuk menarik perhatian pada bangunan biasa yang membentuk struktur kehidupan kota tua. Dengan kelakuan itu, beberapa dari karyanya kemudian dipulihkan.
Dia adalah pemenang Penghargaan Inovasi banyak dua kali, penghargaan seni Rusia: pada 2017 untuk pemerannya di aula kosong bekas Museum Intelijen Nizhny Novgorod (bersama dengan sekelompok seniman dia menciptakan instalasi yang mencakup semua mitos perkotaan kota). Pada tahun 2020, ia mengadakan proyek instalasi suaranya dengan Alexey Corsi di Krematorium kota kelahirannya.
BACA LEBIH LANJUT: Foto-foto Mural Jalanan Ibu Kota
24. Sergey Filatov
Instalasi suaranya dirakit dari berbagai macam bahan dan mekanisme, tetapi penekanannya adalah pada persepsi sensorik. Seniman mengajak pemirsa untuk terjun ke dalam lingkungan suara yang ia ciptakan, yang membuat mengenal karyanya mirip dengan meditasi.
Selama eksperimennya, Filatov menemukan metode alternatif produksi suara serta alat musik baru: elektrolisa. Senarnya digerakkan bukan dengan tangan atau busur, tetapi dengan magnet yang gerakannya sudah diprogram sebelumnya. Versi yang disederhanakan, instrumen dua senar Duofluctus, digunakan oleh musisi di seluruh dunia; Filatov mempresentasikannya dalam program utama Venice Biennale ke-58 pada tahun 2019 sebagai bagian dari instalasi oleh seniman Prancis Tarek Ataui.
25. Andrei Filippov
Lulusan Sekolah Teater Seni Moskow dan perwakilan dari sekolah konseptual Filippov, berpikir secara spasial, setiap pamerannya berubah menjadi instalasi terlepas dari teknik yang digunakan. Dia sering memanggil kesadaran kekaisaran melalui penggunaan elang berkepala dua atau simbol agama, yang juga merupakan bagian dari pemikiran kekaisarannya.
Misalnya, instalasi “Perjamuan Terakhir”-nya menampilkan taplak meja merah dengan palu dan arit sebagai alat makan.
26. Ian Ginzburg
Seniman ini melanjutkan tradisi Konseptualisme Moskow, mengeksplorasi tema memori dan pembuatan mitos pribadi. Nama belakangnya adalah nama samaran yang dipinjam dari Joseph Ginzburg, seorang seniman luar era 1960-an dengan nasib tragis.
Ian Tamkovich muda terakhir kali bertemu bertemu, sesaat sebelum kematiannya. Dia bermimpi membuat pameran karyanya, dan akhirnya mewarisi arsip dan nama keluarganya. Kenalan ini memunculkan sejumlah instalasi dan pameran yang didedikasikan untuk seni Soviet tahun 1960-an dan 70-an dan pemain utamanya.
27. Aslan Goisum (Gaisumov)
Bagi Aslan Goisum yang lahir di Grozny pada tahun 1991, perang Chechnya bukanlah peristiwa sejarah, tetapi pengalaman pribadi. Peristiwa mengerikan masa kecilnya, bercampur dengan sejarah lokal dan saksi mata lainnya, Goisum menyajikan melalui instalasi siap pakai, dan video dalam bentuk dokumenter atau metafora — seperti dalam buku-buku yang dimutilasi dari seri "Tanpa Judul (Perang)".
Dengan inilah Goisum, yang sekarang dikenal di kancah seni Eropa, dan melakukan debutnya di Moskow pada tahun 2011.
28. Ivan Gorshkov
Seniman dari Voronezh ini memiliki berbagai bahan dan teknik di ujung jarinya, bergerak bebas dari lukisan ke patung, dari animasi ke seni publik. Dia menyebut gayanya "ekspresionisme semi-abstrak", menyiratkan bahwa itu sebagian besar didasarkan pada bentuk-bentuk modernis abad ke-20. Penulis sangat mementingkan materialitas karyanya.
Ciri khasnya yang paling brutal, terkadang patung-patung aneh yang terbuat dari logam yang dilas. Dia telah menjadi sosok yang semakin menonjol di kancah seni internasional dalam beberapa tahun terakhir.
29. Yevgeny Granilshchikov
Memulai karirnya di tahun 2000-an sebagai fotografer, Granilshchikov langsung tertarik pada seni video dan penyutradaraan film. Kini, film pendek akan menjadi dasar gayanya. Dalam kata-katanya sendiri: "melakukan kembali kehidupan sehari-hari di tahun 1910-an." Konon, ia tidak terbatas pada bentuk layar dan menyukai instalasi multimedia. Dia adalah pemenang Penghargaan Kandinsky untuk Artis Muda Terbaik (2013), dan peserta reguler dalam pameran internasional dan festival film auteur.
30. Dmitry Gutov
Seniman intelektual dan penganut Marxis yang setia ini adalah pengagum ide-ide filsuf Marxis Mikhail Lifshitz. Sebagai penghormatan kepada idolanya, Gutov mencoba untuk mengembalikan arti sebenarnya dari estetika Marxis, menempatkannya dalam agenda internasional, di mana wacana kiri sangat diminati tidak seperti sebelumnya.
Karya seninya sebagian besar merupakan ilustrasi ide-ide Marx yang ditafsirkan oleh Lifshitz. Sama halnya, ketika mengkritik modernisme dari sudut pandang Marxis, Gutov merasa cukup nyaman di wilayah postmodernis.
31. Francisco Infante-Arana
Infante-Arana memperoleh momentum pada 1960-an, pada masa eksplorasi ruang angkasa, serta fase baru revolusi ilmiah dan teknologi. Seniman itu adalah salah satu pencetus seni kinetik di Uni Soviet. Ia segera mendirikan kelompoknya sendiri. Argo, yang salah satu arahnya adalah perencanaan "arsitektur ruang".
Sejak akhir 1960-an, Infante-Arana lebih suka bekerja bersama istrinya, Nonna Goryunova. Selain karya kinetiknya, ia terkenal dengan "artefak" — objek optik yang tertanam di lingkungan alam. Realitas yang berubah ini ditangkap dalam fotografi.
32. Ilya dan Emilia Kabakov
Ilya dan Emilia Kabakov sudah menikah dan telah bekerja sama secara kreatif sejak awal 1990-an. Namun, kisah Ilya berawal jauh lebih awal tepatnya tahun 1970-an, ketika studionya menjadi laboratorium Konseptualisme Moskow.
Meskipun tinggal di AS selama 30 tahun terakhir, Kabakov masih memegang gelar "artis Rusia nomor satu". Dengan alasan yang bagus: dialah yang dengan jelas menyampaikan suasana dunia komunal era Soviet, dan yang lebih penting lagi, menemukan bahasa visual yang dapat dipahami oleh audiens internasional. Seni juga berhutang budi kepada Kabakov karena telah menciptakan genre "instalasi total".
33. Polina Kanis
Kanis membuat video dan instalasi yang meneliti mekanisme tersembunyi dari transformasi sosial, hubungan kerja dan dampak emosional, serta psikologisnya pada manusia di Zaman Antroposen.
Video yang dipentaskan Kanis, menampilkan aktor profesional dan amatir, mengeksplorasi kesenjangan antara dunia nyata dan konstruksi sosial, mengungkapkan kerapuhan keberadaan. Dia berhasil mendapatkan beberapa penghargaan seni Rusia yang bergengsi.
34. Alyona Kirtsova
Karirnya dimulai pada periode Soviet, dengan pameran seni tidak resmi bawah tanah. Namun, karya Kirtsova tidak pernah mengandung nuansa politik atau sosial. Awal 1980-an menjadi fase munculnya teknik khasnya, dimana pengamatan hidup dan pengalaman indrawi mengintip dari balik abstrak geometris.
Mungkin kanvas utamanya adalah sifat singkat dari Rusia Utara. Selain melukis, Kirtsova bekerja di bidang grafis, fotografi, instalasi, dan seni tanah.
35. Vitaly Komar
Vitaly Komar dan Alexander Melamid adalah bapak pendiri gerakan seni Soviet yang paling ironis: “Sots Art”. Setelah bekerja berdampingan selama bertahun-tahun, para seniman menjadi dikenal dengan nama belakang berlaras ganda. ‘Sots Art’ adalah perwujudan Soviet dalam hal Pop Art. Sementara ‘Pop Art’ meniru iklan, mengkritik budaya konsumen, ‘Sots Art’ menyatu dengan estetika poster Soviet sebagai iklan ideologi.
Pada akhir 1970-an, mereka bermigrasi, melanjutkan kolaborasi mereka di AS Setelah berpisah dengan Melamid. Komar beralih ke abstraksi geometris, genre serius dan monumental, yang memungkinkan untuk memanifestasikan dirinya sebagai pelukis yang nyata, bukan sekedar pura-pura.
36. Irina Korina
Seorang desainer set dengan pelatihan, Korina telah bekerja di teater dan bioskop selama lebih dari dua puluh tahun, dimana ia menerapkan "optik teater" dalam praktik artistiknya. Objek seni dan instalasinya, mudah dibayangkan sebagai bagian dari pertunjukan fiksi yang melibatkan penonton. Dia menggunakan bahan yang tidak biasa — kain spanduk, polikarbonat, plastik, ubin, kertas.
Hal biasa dan yang fantastik, kitsch dan estetika bertabrakan dalam karya-karyanya, yang tampaknya ia ciptakan dari segala sesuatu yang terlihat di sekitarnya. Dia menyusun kembali DNA dari realitas Rusia, dan melakukannya dengan apik dan penuh kasih. Dua kali dia berpartisipasi dalam Venice Biennale: di paviliun Rusia (2009) dan pameran inti (2017).
37. Taisiya Korotkova
Korotkova menggabungkan minat pada sains, dengan lukisan tradisional yang terlihat kuno. Paduan ini menimbulkan keraguan tertentu pada pemirsa tentang sifat menguntungkan dari kemajuan — ini adalah bagian dari tugas seniman. Dia tidak mengutuk, tetapi mengajukan pertanyaan.
Seri jangka panjangnya secara bertahap membentuk satu super-proyek. Pada 2010, Taisiya menerima Penghargaan Kandinsky untuk Artis Muda Terbaik. Dia tinggal di Italia, tetapi aktif hadir di kancah seni Moskow.
38. Yegor Koshelev
Tidak semua pelukis profesional terlibat dalam seni jalanan, tetapi itulah yang terjadi pada orang Moskow Yegor Koshelev. Kemudian dia mempertahankan kecenderungan ini untuk menggabungkan yang tinggi dan yang rendah, yang populer dan elit. Lukisan-lukisannya penuh dengan campuran dan paradoks; kritik sosial tidak jarang dalam karya-karyanya, tetapi tidak pernah tanpa konteks filosofis yang berbatasan dengan absurd.
Terkadang penulis dengan sengaja meminggirkan tradisi lukisan akademis, berjuang untuk resonansi maksimum dari pernyataannya.
39. Valery Koshliakov
Lukisan format besar dari "romantis utama seni Rusia" menyerupai lukisan dinding yang sudah usang. Dia menciptakan arsitektur yang hebat (atau memorinya) menggunakan bahan yang sengaja "buruk": karton, kertas kraft, kertas biasa, menghubungkan lembaran dengan pita pemasangan, menipiskan akrilik atau tempera ke keadaan bercak di permukaan.
Kerapuhan dan ketidakstabilan bahan menggemakan sifat yang sama dari kekaisaran besar yang dilihat secara historis, baik itu dunia Yunani-Romawi, Abad Pertengahan dengan katedral Gotik mereka, atau Uni Soviet dengan gedung pencakar langit Stalinisnya.
40. Alexander Kosolapov
Salah satu perwakilan terkemuka Sots Art, Kosolapov beremigrasi ke AS pada pertengahan 1970-an. Seniman itu aktif menggunakan bahasa iklan, sehingga karyanya terkadang menyerupai meme online, meski dibuat jauh sebelum internet menjadi mainstream. Minat utama Kosolapov adalah kritik terhadap ideologi, yang sering kali muncul sebagai sindiran, yang dapat menyebabkan kemarahan.
Contoh yang paling terkenal adalah gambar "Lenin-Coca-Cola", yang mengakibatkan perusahaan kuat menuntut seniman tersebut karena penggunaan logo dan propaganda komunismenya secara ilegal.
41. Olga Kroytor
Kroytor tidak melakukan apa pun selain "Fulcrum". Fulcrum adalah sebuah karya seni pertunjukan di mana dia berdiri tak bergerak selama berjam-jam di atas tiang kayu yang tinggi — seni modern akan tetap mengingatnya selamanya. Penonton bisa mencari kiasan budaya dalam karyanya atau tidak, pilihan ada di tangan mereka. Tetapi yang tidak dapat dilihat oleh siapa pun adalah upaya untuk memvisualisasikan dan melampaui pengalaman universal manusia.
“Ketika titik-titik rasa sakit diregangkan hingga absolut, masalah akhirnya mereda,” kata eksponen seni pertunjukan terkemuka di Rusia ini.
42. Oleg Kulik
Sebuah legenda gerakan Aksiisme Moskow, Kulik menjadi terkenal karena pertunjukan “anjing gila” yang mengejutkan: telanjang, dengan tali, dia akan menggonggong dan melemparkan dirinya ke orang yang lewat dan pengunjung galeri . Dia melakukan aksi pertamanya pada tahun 1994 di pusat kota Moskow, dan selama empat tahun berikutnya "manusia-anjing" melakukan tur ke Zurich, Wina, Berlin, Paris, New York, dan kota-kota lain.
Pada tahun 2000-an ia bekerja dengan instalasi: yang paling terkenal adalah "Pemain Tenis". Karya ini menggambarkan lilin Anna Kournikova yang melompat di tengah pukulan, lengkap dengan jahitan taksidermi: mengeksplorasi transformasi alam dan budaya yang hidup menjadi sebuah museum zoologi buatan manusia, tempat boneka binatang mati dan tidak berbahaya. Hari ini ia bereksperimen dengan kolase foto dan lukisan.
43. Alexander Kutovoy
Patung-patungnya menggunakan bahan tradisional (tanah liat, perunggu, keramik, marmer) dan teknologi modern (plastik, pencetakan 3D). Dia menggunakan media kontemporer, sebagian besar berisikan ironi dan kritik, dan mengeksplorasi sistem yang dia jalani serta cara-cara untuk mewujudkan transformasinya.
Dengan demikian, keinginan umum untuk tubuh ideal dan hasrat untuk hidup sehat menghasilkan proyek skala besar "Biceps Besar Mencoba Terbang", yang mengubah patung antik klasik menjadi peralatan olahraga. Dalam proyek lain, Kutovoy mempelajari kehendak bebas manusia dalam kondisi yang diprogram secara kaku: sosok antropomorfik yang terbuat dari tanah liat. Di dalam karya tersebut, sosok antropomorfik itu tidak sepenuhnya mengeras. Dengan maksud patung tersebut memperoleh identitas baru di sana, di pameran sebagai hasil interaksi dengan mereka.
44. Andrey Kuzkin
Kuzkin menjadi sorotan dalam dunia seni pada tahun 2008, dengan penampilannya "Dalam Lingkaran": selama satu jam, sang seniman, diikat ke pasak, berjalan dalam lingkaran di kolam yang diisi dengan beton cair. Setelah itu, ia dijuluki sebagai salah satu seniman muda yang paling menjanjikan, dalam semua pertunjukan dan pameran berikutnya, termasuk di Venice Biennale, hanya mengkonsolidasikan pandangan ini.
Hal yang tak kalah terkenal adalah pahatannya yang terbuat dari roti: bahan yang ideal untuk tema-tema eksistensial. Roti dalam agama Kristen melambangkan pengorbanan dan tubuh Kristus; selain itu, di Rusia itu adalah simbol rasa kenyang dan bahan tradisional dari mana para tahanan memahat sosok.
45. Georgy Litichevsky
Setelah menjadi sejarawan profesional, Litichevsky menghabiskan waktu luangnya dengan menggambar komik. Dengan gairah ini, ia membuat sisi akademisnya menjadi lebih baik. Dia bergabung dengan jajaran seniman yang mempromosikan estetika baru tahun 1990-an.
Ketenaran datang kepadanya selama perestroika sebagai anggota seni ‘Detsky Sad’ (“Kindergarten”) di Moskow — yang baginya adalah tentang menciptakan versinya sendiri dari tren Gelombang Baru. Sikapnya telah berubah, ia menambahkan seni pertunjukan dan instalasi multimedia ke resumenya, namun komik tetap menjadi ciri khas "gaya korporat" -nya.
46. Artyom Loskutov
Ketenaran datang ke Loskutov ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Novosibirsk. Di kota asalnya, sang seniman memprakarsai prosesi jalanan "Monstrasi" — yang sekarang menjadi acara tahunan: barisan anak muda dengan pakaian aneh berbaris melalui kota, membentangkan slogan dan poster Dadais untuk merayakan hal yang absurd.
Kemudian dia pindah ke Moskow, di mana dia mengambil proyek solo di persimpangan aksiisme, seni publik, dan aktivisme politik.
47. Boris Matrosov
Grup seni "Juara Dunia" adalah fenomena ikonik di Rusia selama perestroika tahun-tahun. Sebagai bagian dari tim inilah karier Matrosov dimulai. Selanjutnya, ia berkarya secara solo, menggabungkan motif seni pop, konseptualisme, dan minimalis.
Salah satu tema utamanya adalah "normalisasi" — bentuk lukisan yang disederhanakan. Dia aktif dalam seni publik, setelah menciptakan, antara lain, slogan monumen "Kebahagiaan hanya di tikungan" yang terkenal di Perm.
48. Taus Makhacheva
Makhacheva lahir di Moskow, belajar di Goldsmiths College London, dan Royal College of Art, dan sekarang memamerkan karyanya ke seluruh dunia. Dari Gallery Tate London, Centre Pompidou Paris, hingga biennale di Moskow, Venesia, dan Lyon. Melalui karya dan pertunjukan videonya, ia mengupas tema identitas nasional dan budaya tradisional Kaukasus di dunia modern.
aus Makhacheva/kandinsky-prize
Dalam banyak karya, Makhacheva muncul sebagai alter egonya — Super Taus, seorang wanita Dagestan sederhana dalam pakaian tradisional dan jilbab, yang memiliki kekuatan luar biasa. Misalnya, selama pertunjukan di Centre Pompidou, Taus berjalan melewati aula dengan monumen untuk dua pelayan wanita Museum Dagestan, yang pada 1990-an menyelamatkan lukisan Rodchenko dengan merebutnya dari tangan pencuri.
49. Alexander Melamid
Salah satu pendiri Sots Art, bersama dengan Vitaly Komar. Selama 30 tahun mereka bekerjasama — tandem ini secara efektif berubah menjadi satu penulis. Arti penting Komar dan Melamid tidak hanya terletak pada ejekan dan pengucilan mereka terhadap ideologi Soviet, tetapi juga pada kedekatan seni mereka dengan bahasa postmodernisme internasional.
Setelah keduanya berpisah, Melamid beralih ke potret, termasuk banyak kanvas rapper Amerika.
50. The Mishmash Group
Sepasang suami istri, Mikhail Leikin dan Maria Sumnina telah tampil sebagai duo seni sejak 1999. Latar belakang mereka mencakup periode Amerika (2001–2007, New York), tetapi selama 15 tahun terakhir mereka telah tinggal di Moskow.
Gaya mereka dapat digambarkan sebagai internasional, meskipun sebagian mewarisi semangat Konseptualisme Moskow (salah satu pendirinya adalah Andrey Monastyrsky, ayah Sumnina). Ciri khas dari duo ini adalah terciptanya paradoks visual dan semantik di persimpangan desain, seni pahat, dan sastra.
51. Andrey Monastyrsky
Andrey Monastyrsky, salah satu konseptualis Soviet pertama, yang berbanding terbalik dengan Ilya Kabakov. Jika yang terakhir mengungkapkan esensi mitos Soviet dalam bentuk visual lukisan dan instalasi, karya-karya Monastyrsky hanyalah sementara.
Dia datang dari puisi hingga ke sebuah seni, dan baginya tulisan lebih penting daripada representasi. Karya-karyanya minimalis dan terbuat dari bahan-bahan yang “murah”: kertas, tali, ranting, pita perekat.
52. Dmitry Morozov
Seorang seniman media dan musisi yang berkarya dengan nama samaran, ia menciptakan instalasi teknologi, kinetik, dan suara yang sering berinteraksi dengan objek atau fenomena yang fana.
Misalnya, organ manual kecil dioperasikan dengan menghirup masker gas, gemuruh guntur, disiarkan secara online dengan tepat waktu, berdering di berbagai bagian planet, dan menyalakan bola lampu besar yang mewakili dunia. Instalasi spektakuler sang seniman telah menuaikan pujian di seluruh kota hingga dunia, dari Singapura hingga Venesia, dan Paris.
53. Igor Mukhin
Sebuah ciri dari fotografer Rusia dan penulis sejarah utama Rusia tahun 1980-an dan 1990-an. Gambar-gambarnya menangkap unsur protagonis dari titik yang diambil, untuk melestarikan suasana waktu. Dia juga fotografer Rusia yang keberadaannya terkenal di dalam bawah tanah, merekam hampir semua musisi kultus dan kerumunan di konser di film.
Beberapa bukunya dikhususkan untuk fotografer jalanan, kehidupan kota besar yang dinamis, dan mencakup beberapa dekade. Mereka diresapi dengan keputusasaan dan harapan unjuk rasa, situs konstruksi yang tak ada habisnya, perdagangan ilegal, hingga dipenuhi dengan vitalitas dan puisi hubungan manusia serta pasangan yang berciuman.
54. Ekaterina Muromtseva
Seniman-filsuf ini aktif di bidang sosial-politik. Dia membuat seni bersama penghuni panti jompo, membuat film berdasarkan esai anak sekolah tentang kehidupan di Uni Soviet, lukisan besar dengan cat air yang membuat seseorang menjadi tidak berwajah, serta berubah menjadi tubuh kolektif di bawah tatapan Saudara.
“Badan kolektif” ini secara bersamaan akan mempertanyakan orang-orang mengenai tempat dalam sejarah Rusia yang modern dan masalah yang dihadapi akan mengingatkan sejarah ini.
55. Mayana Nasybullova
Seniman dan pemahat dari Siberia ini menjadi terkenal setelah mengambil bagian dalam Triennial of Russian Contemporary Art di Museum Garasi Moskow (2017). Kritikus mencatat memori mengenai proyek, berjudul “Amber Aktual” – serangkaian benda rumah tangga yang dicor resin.
Proyek selanjutnya – serial ironis “Lenin for the Soul”, “The Motherland Listens” dan lainnya juga didedikasikan untuk pengalaman dan pemahaman masyarakat. Dalam instalasinya, Mayana menggabungkan bentuk pahatan dengan karya suara dan lukisan, yang dieksekusinya seperti halnya objek spasial.
56. Irina Nakhova
Setelah memasuki lingkaran konseptualis pada 1970-an di usia yang sangat muda, Nakhova dengan cepat naik ke status terkemuka. Dia adalah salah satu seniman Rusia pertama yang berkarya, dengan total jenis instalasi: rangkaian instalasi "Kamar" di apartemennya sendiri tercatat dalam sejarah.
Sejak itu, seninya selalu dipenuhi dengan sejarah pribadi, dan arsitektur telah membentuk komponen penting dari praktiknya. Dia mewakili Rusia di Venice Biennale pada tahun 2015.
57. Boris Orlov
Orlov memperlihatkan perkembangan Sots Art dalam seni pahat. Seniman itu menjadi terkenal karena patungnya, di mana potret pahatan antik memperoleh fitur modern melalui lambang Soviet.
Tema utama Orlov adalah kekuasaan, pemikiran kekaisaran dan asal-usulnya. Dengan melakukan itu, sang seniman mengeksplorasi "gaya kekaisaran agung", menemukan kesejajaran dalam estetika dan ideologi berbagai kerajaan: dari zaman kuno hingga Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Orlov beralih ke tema "akhir sejarah", merekonstruksi mitos peradaban yang lenyap.
58. Anatoly Osmolovsky
Seniman dan ahli teori seni, salah satu pendiri gerakan "Perampasan Wilayah Seni", Osmolovsky pada 1990-an adalah perwakilan aktif dari Aksiisme Moskow. Dia dan rekan-rekannya membentuk kata umpatan Rusia khuy dengan tubuh mereka di Lapangan Merah ("tantangan terhadap keadaan dalam ekonomi dan politik Soviet"), membangun barikade kotak di pusat kota Moskow, dan merokok di bahu monumen penyair Vladimir Mayakovsky.
Memasuki abad ke-21, fokusnya beralih ke penciptaan objek seni dan patung. Sejak 2011, ia bekerja di Institut Seni Kontemporer Baza, yang ia dirikan untuk seniman dan kritikus seni.
59. Gosha Ostretsov
Ostretsov dimulai sebagai perancang busana, mengikuti estetika avant-garde Rusia. Tinggal di Paris, ia bekerja sebagai asisten desainer Jean-Charles de Castelbajac dan Jean-Paul Gaultier. Di sana ia mengejar kreativitas seninya sendiri. Ostretsov menciptakan serangkaian lukisan dan patung berdasarkan estetika buku komik.
Mereka mengabdikan diri pada alternatif, pada dasarnya model masyarakat anti-utopis, yang karakter dan strukturnya dibebaskan dari kerangka kerja yang mapan, menciptakan mitologi baru. Karyanya dipamerkan di paviliun Rusia di Venice Biennale ke-53.
60. Pavel Otdelnov
Seorang pelukis yang dikenal dengan proyek yang bertemakan, eksplorasi titik-titik rasa sakit yang tak terlihat dari realitas sekitarnya di masa sekarang dan masa lalu. Salah satu seri utamanya adalah "Zona Industri", berdasarkan kisah keluarga seniman itu sendiri, tiga generasi di antaranya bekerja di pabrik kimia di kota Dzerzhinsk, dan hidup melalui industrialisasi tahun 1930-an, produksi senjata kimia selama Perang Dunia II, serta penurunan produksi skala besar pada 1990-an.
Bergerak dari yang khusus ke yang umum, menggeser optik, sang seniman menceritakan kisah-kisah tragis dari individu tertentu dan mengenai Rusia sendiri.
61. Timofey Parshchikov
Parshchikov, penulis berbagai seri foto yang diambil baik di Rusia maupun di luar negeri, berusaha keras untuk mengambil gambar sinematik yang spektakuler. Misalnya, serial "Suspense"-nya terkenal karena disatukan oleh tema yang tidak pasti serta menganggu, yang, secara teori, tidak dimiliki oleh atmosfer kota-kota besar. Perspektif dan rombongan ditemukan dalam kehidupan kota itu sendiri, umumnya dapat dilihat di malam hari.
Serial "Burning News" yang dipentaskan membahas sifat agresif berita: surat kabar yang menyala menghanguskan tangan pembaca yang memegangnya. Bagi Parshchikov, setiap foto berusaha untuk menyoroti peristiwa-peristiwa penting yang tidak jelas dan diabaikan dalam arus kehidupan. Pameran tunggalnya telah diadakan di Rusia, Prancis, Jerman, Italia, dan di negara lainnya.
62. Pavel Pepperstein
Pepperstein diminati tidak hanya sebagai seniman, tetapi juga sebagai penulis. Dalam banyak hal, kedua bidang ini tumpang tindih: sastra Pepperstein adalah visual, dan karya grafisnya adalah sastra. Keduanya disatukan oleh motif psychedelic yang absurd. Dia mewarisi selera absurd dari gerakan OBERIU (kolektif avant-garde dari penulis, musisi, dan seniman Futuris Rusia pada 1920-an dan 30-an).
Konon, fantasi sastra dan artistiknya tidak abstrak, karena seninya tidak mudah dan mengandung sosio-politik. Seninya mencerminkan nasib Rusia serta masa lalu dan masa depannya.
63. Tanya Pioniker
Seniman muda ini menggunakan teknik grafis tradisional (cat air, tinta, etsa) untuk menciptakan dunianya sendiri di batas fiksi dan kenyataan, serta mengisinya dengan karakter khayalan. Keahlian dan aspek yang halus adalah keindahan pada karya terkenal Hieronymus Bosch.
"Tujuh" miliknya (dengan interpretasi modern mengenai dosa mematikan), "Ouroboros" dan seri lainnya menyerupai bestiaries (binatang buas) abad pertengahan, tetapi berdasarkan pengalaman pribadi. Optik menggambarkan lapisan global yang abadi dengan topik terbaru.
64. Viktor Pivovarov
Pada 1970 dan 80-an, Pivovarov termasuk dalam lingkaran Konseptualis Moskow. Seorang ilustrator sastra anak yang luar biasa, dalam "seni untuk orang dewasa", ia lebih suka bahasa grafis. Namun, tidak seperti Ilya Kabakov, yang mengeksplorasi dasar-dasar mitos kolektif Soviet, Pivovarov pada awalnya berfokus pada dunia batin umat manusia.
Karyanya lebih sensual, emosional dan intim, diisi dengan karakter dalam bentuk dunia yang tidak nyaman ini menjadi ruang surealistik pribadi mereka sendiri.
65. Sasha Pirogova
Lahir pada tahun 1986, seniman ini mendasarkan video yang dipentaskan pada gerakan pemain dan elemen tari modern. Menemukan bentuk plastis dan puitis untuk merefleksikan subjek dari kehidupan sehari-hari, serta dengan "tema abadi" seni seperti cinta dan musim.
Komposisi koreografinya yang cermat dan spektakuler, menyoroti energi interaksi tubuh antara para pemain. Karya-karyanya menyerupai patung hidup, memberi energi pada layar melalui tarian dan membangkitkan rasa fluiditas yang tak terduga, serta kompleksitas bentuk tubuh yang tidak terkendali. Karya "Taman" dipamerkannya di paviliun Rusia di Venice Biennale ke-57.
66. Ivan Plyusch
Sebagai pematung monumen yang terlatih, seniman tertarik pada karya skala besar, hanya tidak menggunakan bahan "abadi", tetapi sementara, kadang-kadang fana. Dia adalah ahli dalam instalasi spasial, namun lukisan tetap menjadi bagian inti dari karyanya.
Akhir-akhir ini, Plyusch telah berkembang menuju metode pasca-ilmiah, menciptakan karya dengan bantuan kecerdasan buatan. Dia adalah salah satu pendiri studio seni Sankt Petersburg Unconquered.
67. Alexander Ponomarev
Kapal, kapal selam, dan romansa Russian Far North adalah mengutamakan asosiasi dengan seninya. Ponomarev lulus tahun 1970-an dari sekolah seni dan Sekolah Tinggi Teknik Kelautan di Odessa. Mengabdi selama tujuh tahun di angkatan laut Soviet dan sejak itu membangun karier kreatif di yayasan ini.
Selama empat dekade terakhir ini, ia telah melukis kapal selam tempur dengan warna-warna cerah, menggelar pertunjukan dan acara seni di Arktik, Greenland, serta Antartika. Ia menavigasi Grand Canal di Venesia dengan kapal selam darurat, dan menyelenggarakan Biennale Seni Kontemporer Antartika, di dimana ratusan seniman, filsuf dan ilmuwan menghabiskan 12 hari berlayar melintasi es di atas kapal penelitian, serta mengadakan debat dan pementasan pertunjukan juga pembacaan puisi/filsafat.
68. Nikolay Polissky
Tokoh utama dalam seni tanah Rusia, adalah pencipta dan ideologis Taman Seni Nikola-Lenivets di wilayah Kaluga dan festival Archstoyanie, yang telah diadakan di sana sejak 2006. Intrusi pertama seninya yaitu pemandangan pedesaan datang dibentuk dengan pasukan 200 manusia salju yang dibuat oleh penduduk setempat di tepi Sungai Ugra, di mana pada abad ke-15 dikatakan bahwa permusuhan terpecah antara pasukan Rusia dan Tatar.
Selanjutnya, Polissky berkarya bersama pengrajin lokal untuk membuat bengkel khusus. Di bawah kepemimpinannya, ia mencampurkan anggur, mengukir kayu, dan membuat benda seni dengan skala besar dari bahan ramah lingkungan lainnya, yang secara kiasan mengacu pada lengkungan kemenangan klasik, Large Hadron Collider, kecerdasan buatan dan bahkan pipa luar di gedung Centre Pompidou di Paris. Bersama dengan master perajinnya, ia menciptakan berbagai benda seni di seluruh dunia.
69. Alexander Povzner
Seniman dan pemahat memiliki keinginan untuk menggabungkan teknik tradisional dan bentuk figuratif secara organik, dengan ide-ide konseptualisme. Sebagian besar karyanya di bangun di atas refleksi diri: mengingat kesan saat masa kecil, fantasi, pembelajaran akademis dan kesehariannya, semua digabungkan dengan humor serta keresahan diri.
“Karya saya tidak ilustratif, tetapi pengalaman saya — terutama yang tidak dapat saya pahami — muncul dalam gambar dengan cara yang aneh. Sama seperti psikoanalisis, ”kata seniman.
70. Vitaly Pushnitsky
“Sebuah gambar adalah tanda, sebuah gambar, tidak membutuhkan teks atau bahkan penonton, itu adalah memori yang mungkin tidak diingat oleh siapapun, sebuah pemikiran yang diendapkan ke dalam sedimen material”, percaya seniman Sankt Petersburg ini. Dia bekerja dengan objek, instalasi, patung, dan grafik, tetapi memilih lukisan sebagai teknik yang paling "jujur".
Terlepas dari subjeknya, karyanya dicirikan oleh pendirian yang teguh, pemikiran, dan masalah tertentu. Meskipun itu reruntuhan klasik, studio seniman atau lanskap, mereka mengerjakannya dengan hati-hati, serta membicarakan tentang kesepian dan kerusakan waktu.
71. Timofey Radya
Salah satu seniman jalanan paling terkenal di Rusia. Radya memulai pada pertengahan 2000-an dengan membuat grafiti dan objek seni di kota asalnya, Yekaterinburg. Lingkup geografisnya kemudian diperluas dari Moskow, Sankt Peterburg, Berlin, New York, hingga kota-kota lain.
Karya-karyanya cenderung dibuat untuk tempat tertentu dengan pesan sosial atau politik. Namun, dengan latar belakang pendidikan filsafat, ia tidak menggunakan slogan, melainkan pendekatan meditatif terhadap masalah yang diangkat.
72. The Recycle group
Tempat sampah dengan siluet manusia yang menonjol dari dinding, mengingatkan pada prasasti dan batu nisan kuno; relief antik tapi terbuat dari jaring; kiasan ke portal katedral abad pertengahan yang terbuat dari pipa bergelombang; sebuah "lapisan budaya" di mana ponsel tertanam secara permanen; Facebook "F" besar yang terbuat dari poliuretan; realitas maya.
Sesuatu yang abadi dan tak bermutu, tradisional dan hi-tech, duduk berdampingan dalam karya duo Andrey Blokhin dan Georgy Kuznetsov, yang aktif sejak pertengahan 2000-an. Objek seni dan instalasi mereka yang menarik telah membawa para seniman ke belahan dunia lain, dari Moskow, London, hingga New York.
73. Anna Rotaenko
Segudang tema dan media (dari musik elektronik, teknologi game, hingga instalasi), seniman muda dari Grozny ini sangat luas. “Feminisme, lingkungan perkotaan dan materi perkotaan sementara, hubungan dalam komunitas, budaya massa serta digitalisasi, rekayasa kritis, dan banyak lagi” ia tidak terlalu meminatinya.
Beberapa proyeknya yang paling mencolok adalah "Nada Dering" ("belfry" yang terbuat dari pipa dan penyangga berbentuk salib yang memancarkan suara militer) dan "The Network" (seorang raksasa yang menggoyahkan kastil).
74. Roman Sakin
Sakin menciptakan alternatif yang realistis dan sangat mirip dengan keseharian kita, tampak gomentarinya dengan sedikit absurditas. "Curaspatia"-nya (Latin: cura "cure", spatio "space") adalah "sistem filosofis dan terapeutik", semacam proyek gaya hidup sehat dengan pedoman absurd.
Dan kemudian ada “Patung Terkendali” minimalis, yang bagian-bagiannya dapat bergerak dan dipindahkan oleh seniman secara manual. Misalnya, "Menara Sinyal", yang berdiri di halaman Galeri Tretyakov Moskow, dianggap sebagai "simulator demokrasi" di mana pengguna sendiri yang menentukan bagaimana objek itu muncul.
75. Aidan Salakhova
Putri seniman Soviet yang terkenal, Tair Salakhov, dia adalah master marmer (dia memiliki studio sendiri di Carrara dan Italia), melukis, dan grafis. Semantik karyanya didasarkan pada gambar-gambar Timur yang disaring melalui prisma budaya Eropa, erotisme yang disengaja dan sensualitas yang halus.
Pada 1990-an, Aidan membuka salah satu galeri seni modern komersial pertama di Rusia pasca-Soviet. Galeri secara resmi ditutup pada 2012, di mana sang seniman fokus pada karyanya sendiri.
76. Igor Samolet
Tema utama karyanya adalah komunikasi modern melalui smartphone dan dampak digital dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar karyanya menggunakan screenshot iPhone. Disajikan dalam bentuk cetakan besar, kolase dan patung, mereka mengubah pribadi menjadi publik, menciptakan rasa keterlibatan dalam kehidupan orang lain dan sebaliknya, dalam kehidupan seseorang melalui teknologi digital.
Dengan menambahkan objek sehari-hari ke tangkapan layar, ia mengatur ruang pamerannya seperti Disneyland, di mana penonton tidak khawatir dan dapat menikmati pengaturan yang luar biasa.
77. Maria Safronova
Teknik yang disukai seniman ini tampak sangat tradisional: lukisan dan grafik figuratif. Namun di balik pemandangan realistis, hal yang paling sering direnggut dari kehidupan sehari-hari (sekolah, rumah sakit, kantor), terbentang dari eksposur yang absurd dan kritik sosial.
Terkadang, analisisnya mengenai "biosistem manusia" membawa seniman ke visi yang hampir tidak nyata. Safronova sering menyertakan model 3D atau item yang dipilih secara khusus dalam pamerannya.
78. The Sever-7 Group
'North-7' (Sever-7), yang muncul di Sankt Petersburg pada 2013, adalah salah satu kolektif seni paling energik di panggung saat ini. Berfokus kepada kelompok (memiliki barisan yang cair, terdiri dari sembilan anggota tetap ditambah "teman") adalah interaksi, proses, performativitas, dan melawan norma-norma yang setara dengan semua bidang.
Mereka menyelenggarakan pameran seni kontemporer independen "Saint Dogvilleburg" dengan "kota seniman yang memproklamirkan diri", membuka Sekolah Menggambar Aktif dan Berpose Performatif yang telah mengadakan banyak pameran, termasuk di Museum M HKA di Antwerpen.
79. Igor Shelkovsky
Seorang pemahat dari kelompok legendaris nonkonformis: mereka bekerja menentang realisme sosialis yang dipaksakan pada masa Soviet. Berkembang dari awal 1970-an dan seterusnya, gaya pahatannya berusaha menjadikan gambar berupa skema, formula, tanda.
Dia tertarik pada pemandangan dan ruang kota, yang dia dekonstruksi atas dasar ciptaan bentuknya sendiri: awan sebagai kumpulan balok kayu dalam semua warna biru, pohon sebagai struktur linier yang tertutup dalam sangkar dengan siluet perkotaan. Pada tahun 1976 Shelkovsky bermigrasi ke Perancis, di mana pada 1979-86 ia menerbitkan majalah A-Ya, yang memperkenalkan seni bawah tanah Soviet ke Barat.
80. Sergey Shekhovtsov
Seorang pelukis dengan pelatihan, Shekhovtsov lulus dari Institut Seni Akademik Moskow Surikov. Iapindah dari lukisan murni ke pembuatan objek yang dipahat. Pilihan bahannya – polistiren, karet busa, pita perekat, cat semprot – memainkan peran penting dalam perubahan seninya.
Shekhovtsov mengembangkan teknik plastiknya yang spektakuler dan mudah dikenali. Pada satu titik, namanya selalu disebut bersamaan dengan julukan "karet busa", tetapi bahan lain juga digunakan.
81. Sergey Shutov
Kembali ketika konsep "seniman media" masih belum dikenal di Uni Soviet, Shutov sudah bereksperimen dengan berbagai format seni kontemporer. Sebagai anggota terkemuka dari kancah bawah tanah, ia mengerjakan film kultus Assa (1987), yang menjadi manifesto sinematik perestroika.
Pada tahun 1992, Shutov membuat instalasi multimedia pertama di Rusia dengan judul "Pengalaman Sensual". Karyanya ditandai dengan eksperimen "perbatasan" antara seni lukis, pertunjukan, video dan suara, dan media lainnya.
82. Sveta Shuvaeva
Shuvaeva dianggap sebagai bagian dari apa yang disebut "Gelombang Samara". Setelah tinggal di kota tersebut dari 2003 hingga 2010, ia belajar mengenai desain lingkungan di institut arsitektur dan memainkan peran aktif dalam kancah seni muda. Spesialisasinya memberikan dorongan untuk semua proyek di masa depan: grafik, kolase, instalasi, desain mode.
Pada tahun 2015, ia menjadi salah satu bintang Industri Biennale ke-3 di Yekaterinburg dengan seri "Karakter Massa". Sebuah penghormatan semi-abstrak kepada Kazimir Malevich, menampilkan orang-orang tak berwajah di ruang metafisik. Sejak itu, ia telah mengerjakan banyak proyek di museum di Rusia dan Eropa.
83. Slava PTRK (Stanislav Komissarov)
Salah satu seniman jalanan muda Rusia yang paling terkenal, selain grafiti yang ironis, ia mengeksplorasi tema-tema sosial-politik. Baik itu perang Chechnya, seperti yang digambarkan dalam proyek "1999" dengan band indie SBPC, berdasarkan ingatan para peserta dan saksi mata, atau sikap apatis nasional secara umum dalam pertunjukan Pokhuy plyaschem ("F*** it, let's dance" ).
Terakhir, 50 pasangan yang berdansa waltz di salju tidak ingin mendengar kabar buruk. Ketika sebuah drone terbang di atas, menjadi jelas bahwa judul tersebut merujuk kepada mereka.
84. Haim Sokol
“Tugas dan tantangan utama saya adalah menemukan dan menunjukkan jejak masa lalu di masa sekarang, tetapi bukan untuk kepuasan nostalgia, tetapi agar jejak yang hilang terdengar di masa kini,” kata seniman, peneliti, dan penyair Haim Sokol. Sejarah (terutama dari keluarganya sendiri) dan pengalaman traumatis telah menjadi tema utama dalam karyanya sejak pameran pertamanya “Cryptomnesia” pada tahun 2007.
Sejak itu, burung hitam dan sosok manusia yang menjadi simbolnya telah menampilkan beragam proyek. Termasuk pameran tunggal di Museum Seni Modern Moskow dan Galeri Tretyakov.
85. Alexandra Sukhareva
Sukhareva adalah pencipta banyaknya instalasi dan objek seni, di mana waktu dan alam secara efektif menjadi rekan penulis. Dia memanfaatkan sifat kimia bahan sebagai metafora untuk pikiran, pengalaman dan ingatannya, baik itu pertumbuhan kristal atau oksidasi permukaan cermin.
Sukhareva adalah salah satu seniman Rusia paling laris di Eropa saat ini. Sejak 2012, karyanya telah dipromosikan oleh Yayasan VAC Leonid Michelson dan Teresa Mavica. Berkat mereka, karyanya muncul di pameran seni kontemporer dOCUMENTA (13) bergengsi di Kassel, ruang yayasan Venesia, galeri Tate Modern London, dan tempat-tempat lain.
86. Leonid Tishkov
Subjeknya yang fantastik ada dalam berbagai bentuk seni, mulai dari grafis hingga instalasi video hingga livres d'art. Dia memulainya pada akhir 1970-an, ketika ia sebagai mahasiswa kedokteran dan berkecimpung dalam seni karikatur. Kemudian dia berkenalan dengan para Konseptualis Moskow dan menukarkan obat dengan kreativitas.
Menurut Tishkov, ia memiliki "pola pikir mitologis" yang menyatukan cerita rakyat Ural, kisah istri tua, metafisika, puisi surealis Prancis, dan eksperimen linguistik zaum ("di luar pikiran") karya Velimir Khlebnikov. Dari campuran ini muncul mitologi pribadi dengan alur cerita yang tidak bercabang.
87. Olga Tobreluts
Tobreluts berkilau sebagai seniman pada akhir 1980-an, belajar arsitektur di Leningrad (sekarang Sankt Petersburg) dan grafik komputer di Institut ART+COM Berlin. Ia merupakan anggota kelompok Akademi Baru yang legendaris di bawah bimbingan intelektual Timur Novikov. Neoakademisme – dengan kultusnya terhadap tubuh manusia, kanon kecantikan klasik dan banyak referensi tentang sejarah seni – bersatu dalam karyanya dengan teknologi komputer modern.
Panel lentikular, video, dan seni bergambar menjadi sarana untuk menciptakan metaverse sendiri, di mana idola pop modern, pahlawan kuno, iklan, dan merek fashion yang sama.
88. Natalia Turnova
Sumber lukisannya adalah Fauvisme. Tetapi hanya sumbernya, bukan hasilnya. Turnova adalah seniman independen dan berpikiran bebas, yang mengabaikan suatu stereotip. Ketertarikannya dengan genre potret membawanya untuk menciptakan gayanya sendiri, di mana warna dan bentuk menggambarkan karakteristik psikologis dan alat analisis eksistensial.
Bedasarkan lukisannya, ia mendapatkan benda-benda seni, patung dan instalasi. Baginya, pertanyaan mengenai "apa yang dilakukan" kurang menarik daripada "bagaimana".
89. Ivan Tuzov
Seni piksel adalah kartu panggilan dari seniman. Di era digital ini, membuat gambar berpiksel baik digambar atau sebagai mozaik bukan sebuah seni yang salah, tetapi suatu langkah untuk menjauh, menuju universal.
Dengan cara ini, Tuzov mengubah pemimpin proletariat dunia atau polisi menjadi karakter kartun, dan pahlawan dari beberapa epik kooky. Dengan kuas di tangannya, eksperimen seniman dengan abstraksi semakin populer.
90. Dmitry Venkov
Seorang seniman video yang beroperasi di persimpangan bioskop auteur dan seni video. Film-filmnya mengeksplorasi berbagai kelompok sosial dan komunitas. Misalnya, Krisis (2016) meliput perselisihan di Facebook atas pembongkaran monumen Lenin di Kiev. Filmnya yang paling sukses hingga saat ini adalah Hymns of Muscovy (2018), sebuah perjalanan tanpa plot dan visual sempurna melalui tiga gaya arsitektur Moskow: Kekaisaran Stalinis, Modernisme Soviet, dan arsitektur modern.
Kamera terbalik perlahan melayang di sepanjang bangunan ikonik, mengubah kota bebas manusia menjadi hantu di langit biru cerah. Film ini meraih penghargaan di Oberhausen, Melbourne, Vancouver, dan festival lainnya. Karya Venkov ditampilkan dalam documentasi 14, pameran tunggal yang diadakan pada tahun 2020 di Museum Seni Kontemporer di Antwerpen (M HKA).
91. Alexander Vinogradov
Dari 1994 hingga 2014, Vinogradov bekerja sama dengan Vladimir Dubosarsky, proyek yang membawa ketenaran dunia dan kesuksesan komersial. Secara gaya, lukisan mereka memadukan teknik realisme sosial dan seni pop, sementara itu temanya menangkap perubahan suasana hati dekade pasca-Soviet, dengan semua atribut transisi ke kapitalisme.
Dalam karya solonya, Vinogradov berangkat dari gayanya saat ini hingga maksimal. Seorang juru gambar dan pengamat-filsuf, ia melukis pemandangan dan pemandangan kota yang tercermin di jendela toko dan jendela kereta api.
92. The “What Is To Be Done” Group
Nama kelompok tersebut adalah riff pada novel filsuf abad ke-19, Nikolay Chernyshevsky (Chto Delat?) dan pamflet politik oleh Lenin. Kelompok ini terdiri dari seniman, kritikus, filsuf dan penulis dari Sankt Petersburg, Moskow, serta Nizhny Novgorod. Output mereka meliputi pameran seni (instalasi atau proyek di ruang publik), penerbitan surat kabar, pementasan drama dan pertunjukan, serta kegiatan pendidikan, aktivis serta kuratorial.
Sesuai namanya, posisi kelompok ini kritis terhadap kapitalisme modern dan tatanan sosial yang diciptakannya. Mereka berjuang untuk pembebasan aktivitas kreatif dan seni dari sistem produksi konsumen serta hiburan. Karya kelompok ini ditampilkan di banyak museum, termasuk MoMA di New York dan Centre Pompidou di Paris.
93. Ustina Yakovleva
Yakovleva dimulai dengan lukisan abstrak. Gambar yang dilukis dengan goresan kecil dengan cara orang Aborigin Australia, tampak tumbuh seperti organisme hidup, memenuhi seluruh kanvas atau bagian individu.
Kemudian, dia beralih dari bentuk biomorfik ke membuat benda seni dan patung dari kain yang menyerupai moluska, yang kehilangan habitat aslinya. Dia menggunakan sulaman yang kaya, dengan murah hati menghiasi objeknya dengan manik-manik. Elemen serta pola dekoratif lainnya seolah-olah bersaing dengan alam.
94. The Yelikuka Group
Duo Oleg Yeliseev (lahir 1985) dan Yevgeny Kukoverov (lahir 1984). Selain benda-benda seni yang dibuat dari barang sehari-hari, instalasi interaktif para seniman menciptakan musik di suatu tempat antara gelombang baru dan punk, ditambah seni pertunjukan dan lukisan.
Karya mereka digambarkan dengan suasana hati yang nakal, sikap ironis terhadap duniawi, di mana ada kritik terhadap hierarki masyarakat dan konsumerisme, serta keinginan untuk membebaskan penonton dari tekanan era digital.
95. Alisa Yoffe
Penulis karya grafis dan gambar format dengan besar, bereaksi terhadap peristiwa sosial dan politik saat ini. Gaya, dilakukan dalam warna hitam dan putih, dekat dengan ekspresionisme.
Seniman menciptakan karyanya secara spontan, baik menggambar langsung di atas kanvas atau dari sketsa digital. Mereka telah menarik perhatian merek fashion dan menghasilkan kolaborasi dengan Comme des Garçons, Maison Margiela hingga bermunculan. Joffe telah mengadakan pameran tunggal di Rusia dan Eropa.
96. Vadim Zakharov
Konseptualisme Moskow memiliki generasi gelombang terbaru pada tahun 1980-an. Berdasarkan karya seninya, ia menggabungkan tekstualitas dengan elemen seni jalanan, seperti karya lainnya yang lembut seakan mengejek generasi 70-an. Setelah bermigrasi ke Jerman, Zakharov mengubah nada humornya menjadi sesuatu yang lebih romantis.
Seninya adalah refleksi tanpa akhir, hypertext yang menjalin kenangan pribadi, sensasi dan pengalaman seni, serta sastra. Dia mewakili Rusia di Venice Biennale pada 2013.
97. Anna Zhelud
Ketika dia sedang membengkokkan patung dari batang besi atau melukis benda sehari-hari, kontur yang dihasilkan adalah inti dari segala esensi yang dihasilkan, seperti "saraf" perasaan. Baik patung maupun lukisannya sangat grafis.
Zhelud adalah seniman refleksi, bukan keributan. Meskipun berpartisipasi dalam program utama Venice Biennale ke-53 pada tahun 2009, ia melanjut pameran hadiahnya karya-karya di Moskow pada tahun 2012 dan membuka ruang "non-galeri" di wilayah Moskow, di mana perdagangan tidak menjalankan pertunjukan.
98. Arseniy Zhilyaev
Dengan gelar di bidang filsafat, seniman dari Voronezh ini pertama kali tertarik untuk mengkonseptualisasikan Marxisme radikal dan kosmisme Rusia. Melalui ide-idenya, Zhilyaev datang dengan konsep untuk menciptakan museum imajiner, yang dibebaskan dari keharusan untuk menampilkan seni kanonik atau diakui secara umum.
“Lembaga” yang diciptakan dalam bentuk instalasi total, memikat penonton di banyak museum dan galeri nyata di seluruh dunia, selaku yang paling berkesan ditampilkan di Galeri Tretyakov Moskow dan Palazzo Tre Oci Venesia sebagai bagian dari Biennale 2015.
99. The ZIP group
Dibentuk pada tahun 2009 saat bekerja di Pabrik Alat Ukur Krasnodar (ZIP), Eldar Ganeev, Yevgeny Rimkevich, Vasily, dan Stepan Subbotin membumbui dunia seni Moskow setahun kemudian dengan instalasi "Pojok Hidup" ironis mereka, yang dibuat dengan gaya favorit mereka "estetika interaksi”.
Sejak itu, mereka telah bekerja bersama tidak hanya pada instalasi interaktif berskala besar, tetapi juga pada proyek budaya, termasuk mendirikan Institut Seni Kontemporer Krasnodar, Pusat Kebudayaan Tipografi dan kediaman seni di desa Pyatikhatki.
100. Konstantin Zvezdochetov
Tokoh seniman kontemporer Rusia yang paling ironis menciptakan proyek besar pertamanya di akhir 1970-an, termasuk kelompok seni Mukhomory, yang dikenal dengan pertunjukan parodinya. Para seniman mengolok-olok kesedihan metafisik para ayah dari "avant-garde kedua", berusaha untuk menjadi tidak seperti mereka.
Zvezdochetov juga mempertahankan nada satir dalam karyanya selanjutnya. Karya seninya adalah campuran dari karikatur Soviet, bioskop, dan pers tabloid, yang sangat cocok dengan semangat tahun 1990-2000-an.
Selanjutnya, Bagaimana Karya Seni Instalasi yang Terinspirasi dari Pandemi?
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.