Menggali Makna Ungkapan Rusia: Gulung Bibirmu!

Kira Lisitskaya (Foto: Moodboard, Imagebroker /Global Look Press; Unsplash)
Kaitan dengan bahasa Arab atau makanan cepat saji Rusia kuno? Mari kita telusuri asal usul ungkapan populer ini.

Siapa pun yang menjalani kehidupan di negara-negara bekas pecahan Uni Soviet tentu dapat membayangkan situasi berikut: Di suatu tempat, di lorong permen dalam sebuah toko, di antara cokelat dan keripik, ada seorang anak yang hampir menjerit tak terkendali. Ia kesal karena tidak dapat menggapai cokelat dan keripik atau apa pun yang ingin ia dapatkan. Ibu anak itu berdiri tepat di sebelahnya. Ia tampak kesal dengan sikap anaknya dan kemudian membentak: “Ишь чего захотел. Закатай губу!” (Ish chego zakhotel. Zakatay gubu!). Kata ish merupakan semacam seruan dalam bahasa Rusia sehingga membuat paruh pertama ungkapan tersebut bernada sarkastis, seperti “Nah, mau apa lagi!” Bagian kedua, zakatay gubu, secara harfiah berarti ‘gulung bibirmu’.

Ungkapan tersebut tentu saja mengacu pada bibir bawah anak yang cemberut itu sembari menghentikan sikapnya yang menjengkelkan.

Representasi literal ungkapan ini mungkin tampak akurat ketika Anda mencoba menggambarkan situasi ketika seseorang sangat menginginkan sesuatu, tetapi tidak bisa mendapatkannya. Namun, asal usul ungkapan tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan tantrum masa kecil.

Kaitan dengan bahasa Arab

Teori ini dikemukakan oleh Nikolay Vashkevich. Muncul gagasan bahwa ungkapan itu berasal dari idiom Arab kuno yang secara kasar berarti ‘tidak memendam ilusi’ atau ‘tidak berharap terlalu banyak’.

Bagian pertama ungkapan yang asli (أعجوبة) berarti ‘sesuatu yang tidak menyenangkan’, sedangkan yang kedua (رسخت) berarti ‘membangun/mengaktualisasikan diri sendiri’, tetapi jika dibaca dari belakang membuat frasa tersebut berarti ‘kalah’ (tulisan Arab dibaca dari kanan ke kiri, tetapi pada suatu waktu, orang Eropa membacanya dengan cara mereka sendiri — dari kiri ke kanan). Akibatnya, ungkapan tersebut memiliki makna ‘menetapkan sesuatu yang diinginkan, tetapi tidak mendapatkannya’ atau ‘amat menginginkan sesuatu, tetapi tidak mendapatkannya’. Ini membawa kita lebih dekat ke etimologi yang lebih lugas terhadap versi ungkapan “menggulung bibir”. Namun, kita masih punya pertanyaan: apa hubungan bibir dengan menginginkan sesuatu?

Kaitan dengan kuliner

Menurut teori ini, ungkapan tersebut muncul di dunia kuliner. Dari situlah kita menemukan hubungannya dengan “bibir”, hanya saja itu bukan bibir yang kita pikirkan, melainkan “bibir” yang berkaitan dengan kalach (bagel tepung gandum panggang yang berasal dari zaman pertengahan Rus Kuno). Makanan “cepat saji” Rusia kuno ini berbentuk bulat, tetapi memiliki “bibir” yang tebal, serta bagian yang tipis — semacam pegangan yang digunakan untuk memegangnya.

“Bibir” kalach sengaja disayat supaya matang secara merata dan tidak pecah. Sayatan tersebut kemudian dijulurkan (raskatat) dan terkadang diisi dengan gula, kacang, madu, dan sebagainya. “Bibir” itu kemudian digulung kembali (zakatat). Namun, seiring waktu, ungkapan tersebut mulai melambangkan sesuatu yang tidak mudah dicapai. Mungkin, kunci atau ide gagasan ini hendak menunjukkan bahwa kalach, roti putih yang baru dipanggang, bukanlah sesuatu yang dapat dibeli semua orang. Dipasangkan dengan teh, hidangan tersebut melambangkan suasana yang nyaman.

Raskatat gubu ‘mengeluarkan bibir’

Selama berabad-abad, bahasa Rusia telah mengadopsi banyak ungkapan dan peribahasa dengan arti yang mirip dengan “gulung bibirmu”. Berikut adalah beberapa di antaranya: “Пустить слюну” (Pustit slyunu, ‘mengiler’); “На чужой каравай рот не разевай” (Na chuzhoy karavay rot ne razevay, ‘jangan buka mulut ketika melihat roti orang lain’), “Не разевай роток на чужой кусок” (Ne razevay rotok na chuzhoy kusok) sangat mirip dengan ungkapan sebelumnya, “Губа не дура” (Guba ne dura, ‘bibir tidak bodoh’) dan seterusnya.

Namun, kalau bibir bisa digulung, tentu ia harus dikeluarkan atau dijulurkan terlebih dahulu, 'kan? Nah, ungkapan terkait pun ada: “Раскатать губу” (Raskatat gubu ‘mengeluarkan/menjulurkan bibir’) yang secara metaforis berarti terus menganga demi menerima sesuatu yang baik. Dalam hal ini, subteksnya jelas: meminta terlalu banyak. Ungkapan ini sering digunakan sebagai pengganti kata “tidak”. Jadi, itu tidak terlalu penting apakah Anda menggunakan raskatat atau zakatat — keduanya digunakan dengan cara yang hampir sama.

Ada satu kata dalam bahasa Rusia yang hampir tak bisa diterjemahkan, tetapi berperan penting dalam kehidupan orang Rusia: avos. Apa maksudnya?

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki