Seorang penunggang kuda Kaukasia (1800-an).
Konstantin Filippov“Puncak bersalju dan gletser, terkadang hilang di antara gumpalan awan yang bergerak. Kadang kala juga bersinar menyilaukan di langit biru, ngarai, tebing curam, tebing yang diterangi oleh cahaya matahari terbenam dengan semburat merahnya, maupun kaki bukit stepa seperti ombak beku raksasa yang ditumbuhi azalea,” tulis seniman terkenal Rusia Apollinariy Vasnetsov menggambarkan Kaukasus Utara.
Benda mati Kaukasia (1918).
Yevgeny Lanceray/Museum Seni Rupa Negara TatarstanRekannya Boris Kustodiev juga membagikan kesannya tentang Pegunungan Kaukasus: “Ketika Anda mencapai sungai, dari kejauhan Anda dapat melihat pegunungan dengan ular putih berada di puncaknya ... yang sebenarnya itu salju. Di bawah, ada hutan yang terus menerus dari pohon-pohon datar, ek dengan semak rhododendron merah dan azalea yang harum hingga mungkin membuat sakit kepala. Lalu, ada juga sungai mengalir di sepanjang bagian bawah batu warna-warni…”.
Orang Rusia tiba di Kaukasus pada awal abad ke-18 dan harus mempertahankan hak mereka atas tanah ini selama dua abad berikutnya dalam berbagai perang melawan Kekaisaran Ottoman dan Iran. Selain itu, suku-suku lokal yang terkadang berhasil membentuk koalisi yang kuat dan mengedepankan pemimpin yang kuat seperti, misalnya Imam Syamil, pemimpin yang disebut Imamah Kaukasia Utara, juga melakukan perlawanan.
Perang melawan dataran tinggi Kaukasus Utara berlangsung selama hampir setengah abad dan umumnya berakhir pada pertengahan 1860-an. Seringkali, para seniman dikirim ke lokasi pasukan Rusia untuk menggambarkan tidak hanya alam yang indah di wilayah itu, tetapi juga peristiwa kejam dan menentukan dalam lukisan mereka.
Pemandangan Kaukasus dengan Kazbek di kejauhan (1868).
Ivan AivazovskyOrang Cossack Cossacks di sungai pegunungan (1892).
Franz Roubaud/Museum Negara RusiaDarial Gorge (1890-an).
Arkhip Kuindzhi/Galeri Negara TretyakovGunung Kazbek (1897—1898).
Vasily Vereshchagin/Museum Negara RusiaSebuah hutan dalam pegunungan (1890s).
Alexander KiselevPerkemahan musim panas Resimen Dragoon Nizhny Novgorod di Kara-Agach (1840).
Grigory Gagarin/Museum Negara RusiaDi Pegunungan Kaukasus (1879).
Lev Lagorio/Museum Seni KharkovSeorang penunggang kuda Kaukasia (1800-an).
Konstantin FilippovMemanen biji-bijian di Kaukasus Utara (1840-an).
Grigory GagarinJalan Gunung (1887).
Arseny MeshcherskyDi Pegunungan Kaukasus (1906).
Alexander KiselevPertempuran antara pasukan Rusia dan Circassians di Akhatl pada 8 Mei 1841 (1841-1842).
Grigory GagarinPyatigorsk (1837-1838).
Mikhail LermontovDanau di pegunungan (1852).
Leo Lagorio/Museum Seni Rupa KalugaPenyerangan Benteng Akhty (1860-an).
Polidor Babaev/Museum Seni Rupa DagestanDekat pantai Kaukasus (1885).
Ivan Aivazovsky/Galeri Tretyakov NegaraPagi yang Dingin (1880-an).
Ilya ZankovskyPemandangan Kaukasia. Gunung Elbrus saat matahari terbit (1837-1838).
Mikhail LermontovPertemuan Jenderal Kluge von Klugenau dengan Shamil pada tahun 1837 (1849).
Grigory Gagarin/Galeri Tretyakov NegaraPemandangan Gunib (1859).
Ivan AlexandrovskyBenda mati Kaukasia (1918).
Yevgeny Lanceray/Museum Seni Rupa Negara TatarstanAdegan pedesaan Kaukasia (1850-an).
Konstantin FilippovKehidupan Pegunungan Kaukasus. Pemandangan dari Pegunungan Karanai ke Temir-Khan-Shura di Laut Kaspia (1869).
Ivan Aivazovsky/Museum Seni YaroslavlPenduduk dataran tinggi di pegunungan (1889).
Konstantin Korovin/Galeri Tretyakov NegaraPenyerangan di Benteng Gunib (1867).
Theodore GorscheltPengabaian aul oleh penduduk dataran tinggi saat pasukan Rusia mendekat (1872).
Peter GruzinskyNgarai Kaukasus (1893).
Leo Lagorio/Galeri Tretyakov NegaraNgarai Darial pada malam yang diterangi cahaya bulan, (1868).
Ivan Aivazovsky/Galeri Nasional ArmeniaOrang Tua (1988).
Said-Khusein Bitsiraev/Museum Kompleks Peringatan KemuliaanPembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda