Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa dia adalah salah satu orang pertama yang menerima vaksin rintisan yang diberikan melalui hidung tanpa jarum suntik.
“Enam bulan setelah vaksinasi, tingkat antibodi saya menurun dan para ahli menyarankan supaya saya melakukan vaksinasi ulang,” jelas Putin.
Menurut sang presiden, dia mencoba vaksin dalam bentuk bubuk sehari setelah melakukan vaksinasi ulang dengan Sputnik Light. Vaksinasi ini dilakukan oleh Wakil Direktur Institut Institut Riset Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya Denis Logunov.
“Ini sama seperti vaksinasi dengan jarum suntik. Hanya saja, alih-alih cairan, dia (Logunov) mengambil bubuk. Dia meminta saya untuk menarik napas dalam-dalam pada hitungan ketiga dan menyemprotkannya ke hidung. Kemudian, saya duduk selama 15 menit dan semuanya selesai,” ujar Putin.
Putin menekankan bahwa dia tidak merasakan efek negatif apa pun setelah menjalani prosedur tersebut dan, hari ini, Rabu (24/11), ia bahkan sudah berolahraga. Menurutnya, proses vaksinasi COVID-19 melalui hidung sangat nyaman karena tidak menimbulkan rasa sakit dan minim efek samping.
Vaksinasi COVID-19 melalui hidung dikembangkan berdasarkan vaksin Sputnik V oleh Institut Riset Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. Kepada Putin, Logunov mengungkapkan bahwa penelitian awal menunjukkan vaksinasi melalui hidung dapat mengurangi risiko terinfeksi virus corona.
“Setelah vaksinasi primer (melalui suntikan), Anda memiliki kekebalan sistemik, tetapi setelah imunisasi intranasal tambahan, Anda menciptakan kekebalan tambahan pada saluran pernapasan bagian atas.” ujar Loginov.
Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin bekerja seperti biasa dan merasa sehat setelah divaksinasi ulang.
Putin telah menyelesaikan vaksinasinya pada bulan April lalu. Sejak itu, ia meminta seluruh warganya untuk melakukan vaksinasi. Menurutnya, “tidak ada satu pun kasus komplikasi serius” yang terjadi selama program vaksinasi nasional. “Tidak ada yang perlu ditakutkan,” tegasnya.
Rusia telah meluncurkan program vaksinasi ulang yang dirancang untuk meningkatkan tingkat kekebalan tubuh di tengah peningkatan jumlah infeksi virus corona dan rekor kematian tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Lebih dari 1.000 orang meninggal setiap hari akibat virus corona selama lebih dari sebulan. Sementara itu, jumlah warga Rusia yang telah divaksinasi sepenuhnya masih kurang dari 40 persen.