Evolusi Arsitektur Gereja Ortodoks Rusia dari Masa ke Masa

Discover Russia
ALEXANDRA GUZEVA
Kami menelusuri bagaimana arsitektur gereja-gereja Rusia berubah seiring tren dan kemajuan teknologi dari zaman kuno hingga sekarang.

Secara historis, arsitektur gereja selalu berkembang lebih cepat daripada jenis arsitektur lainnya. Di banyak kota, gereja adalah bangunan batu pertama ketika bangunan lain masih didirikan dari kayu. Oleh karena itu, tak heran jika dari sekian banyak bangunan kuno, bangunan gereja masih bertahan hingga kini. Dengan mengunjungi gereja-gereja di Rusia, Anda dapat melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan menelusuri kembali sejarah negara itu.

Zaman Kuno

Ada beberapa gereja Ortodoks di wilayah Rusia modern yang dibangun sebelum negara itu mengadopsi agama Kristen pada tahun 988. Misalnya, Gereja di Nizhny Arkhyz di Karachay-Cherkessia, di Kaukasus Utara Rusia. Bangunan peninggalan peradaban orang-orang Alania kuno ini dibangun pada awal abad ke-10 dari batu pasir, bahan konstruksi yang sangat takbiasa di Rusia tengah.

Situs lain yang berasal dari era pra-Kristen adalah Gereja Santo Yohanes si Pembaptis di Kerch, yang sekarang dianggap sebagai kota tertua di Rusia. Basilika ini dibangun pada abad ke-10 ketika Krimea dikuasai oleh Kekaisaran Byzantium.

Periode Pra-Mongol

Pada abad pertengahan, Rusia sangat menderita akibat invasi bangsa Tatar-Mongol. Para penjajah membakar dan menghancurkan bangunan-bangunan gereja dan menuntut upeti dari kerajaan-kerajaan Rusia selama dua abad. Beberapa gereja “pra-Mongol” dari abad ke-11 hingga ke-15 berhasil bertahan, tetapi sebagian besar berada di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh invasi Tatar-Mongol. Banyak dari gereja tersebut dibangun dengan arsitektur gaya Byzantium yang struktur interiornya berbentuk seperti salib, sedangkan atapnya berupa kubah.

Salah satu gereja tertua di Rus Kiev adalah Katedral Santa Sofia di Veliky Novgorod yang dibangun pada 1045—1050.

Kebetulan, tradisi mengecat dinding gereja dengan warna putih baru muncul belakangan, sedangkan pada zaman dahulu gereja lebih mirip dengan Gereja Pyotr dan Pavel di Smolensk, yang dibangun pada 1146.

Penjajah Tatar-Mongol tidak mencapai Pskov. Karena itu, beberapa gereja setempat yang berasal dari abad ke-12 hingga ke-13 masih bertahan hingga hari ini dan kini terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Misalnya, Katedral Yohanes si Pembaptis yang dibangun pada tahun 1240. Gereja yang dibangun dengan arsitektur aliran Pskov biasanya memiliki struktur yang rendah dengan sedikit dekorasi eksterior.

Sampai abad ke-15, Rusia hidup melalui fragmentasi feodal dan wilayah-wilayahnya berkembang sebagai kepangeranan yang terpisah. Salah satu yang terkuat dan paling berpengaruh di antaranya adalah Kepangeranan Vladimir-Suzdal yang kemudian menyatukan seluruh Rusia Timur Laut. Salah satu gereja tertua di kepangeranan itu adalah Katedral Transfigurasi di Pereslavl-Zalessky dengan kubah bersalib yang dibangun pada tahun 1152.

Katedral Uspensky di Vladimir, yang dibangun pada tahun 1158, mewakili bentuk arsitektur yang jauh lebih kompleks dan memiliki interior dengan dekorasi yang lebih kaya: dindingnya dilukis oleh Andrei Rublev yang legendaris. Katedral Uspensky dibakar dan dijarah beberapa kali selama invasi Tatar-Mongol, tetapi tampilan keseluruhan bangunan tersebut tetap dipertahankan.

Gereja tertua yang masih ada di Moskow adalah Katedral Penyelamat Biara Andronikov. Dibangun pada 1420—1425, gereja itu memiliki elemen dekoratif eksterior khas arsitektur Moskow berupa atap pelana dan kokoshnik.

Era Rusia yang Bersatu dan Ketsaran Rusia

Pada akhir abad ke-15, kepangeranan-kepangeranan Rusia akhirnya bersatu dan mengakhiri era Penindasan Tatar-Mongol. Ivan III, sang pemersatu tanah Rusia, menjadi penguasa pertama negara Rusia dengan ibu kota di Moskow. Di bawah pemerintahannya, pada 1475—1479, arsitek Italia Aristotele Fioravanti membangun Katedral Uspensky di Kremlin Moskow dan pembangunan Kremlin batu (menggantikan Kremlin kayu) dimulai.

Pada 1508, Aloisio, arsitek Italia lainnya, membangun Katedral Arkhangelsky di Kremlin Moskow. Tak seperti Fioravanti, Aloisio mengaplikasikan dekorasi yang lebih berani dengan pengaruh arsitektur Italia yang kasatmata.

Seiring waktu, arsitektur gereja terus berubah. Salah satu elemen “modis” yang baru dalam arsitektur gereja abad ke-16 adalah atap tenda. Gereja Kenaikan di Kolomenskoye, gereja batu pertama yang memiliki acap semacam itu, dibangun pada 1532.

Ketika Ivan yang Mengerikan berkuasa, dia memproklamasikan dirinya sebagai tsar dan menjadikan Rusia sebagai sebuah ketsaran. Warisan arsitektur paling terkenal dari masa pemerintahannya adalah Katedral St. Basil (Katedral Pokrovsky) di Lapangan Merah, Moskow, sebagai simbol penaklukan Kazan.

Gereja-gereja terus dibangun dengan gaya “lama”, tetapi makin banyak yang dirancang dengan teras tinggi. Katedral Smolensky dari Biara Novodevichy di Moskow berasal dari pertengahan abad ke-16.

Pada 1559—1585, sebuah gereja baru dan berdekorasi mewah dibangun di situs suci utama, yaitu Katedral Uspensky di Lavra Tritias Santo Sergius.

Era Romanov: Fretwork dan Barok

Pada awal abad ke-17, Rusia terjerumus ke dalam Masa Kekacauan yang ditandai oleh anarki dan intervensi Polandia. Namun, pada pertengahan abad itu, gaya arsitektur baru muncul: Fretwork Rusia. Gereja Trinitas yang elegan di Nikitniki, Moskow, yang dibangun pada tahun 1628—1651, dapat dianggap sebagai contoh klasik gaya tersebut.

Gaya Fretwork Rusia memiliki ciri berupa pola dekorasi yang dilukis. Selain itu, gereja yang dibangun dengan gaya ini memiliki banyak kubah kecil, atap tenda, kokoshnik, platina berukir, dan ubin warna-warni. Gereja-gereja semacam ini tak hanya dibangun di Moskow, tetapi juga di seluruh Rusia. Salah satu contoh yang paling mencolok adalah Gereja (Hodegetria) Ikon Bunda Allah di Biara Santo Yohanes si Pembaptis di Vyazma (1630-an).

Ketika Pyotr I naik takhta, arsitektur Eropa yang berkembang memengaruhi desain gereja-geraja Rusia. Sejak itulah, gereja-gereja bergaya Barok dengan stucco, ukiran, dan penyepuhan mulai bermunculan, seperti Gereja Syafaat di Fili, Moskow (dibangun pada 1690—694).

Selanjutnya, gaya Barok Rusia muncul dalam berbagai bentuk gereja yang belum pernah terlihat sebelumnya. Misalnya, rotunda Katedral Kebangkitan Biara Yerusalem Baru (akhir abad ke-17).

Sementara itu, Gereja Kelahiran Perawan di Podmoklovo, dibangun pada 1714—1722, bahkan terlihat lebih “Eropa”.

Ada juga beberapa eksperimen yang benar-benar unik, seperti Gereja Isyarat Suci Bunda Allah di Dubrovitsy (1690—1704).

Para ahli menemukan banyak gaya arsitektur Barok Rusia karena setiap penguasa atau dermawan kaya memiliki visinya sendiri tentang gaya tersebut. Rusia Utara, misalnya, memiliki versi gaya baroknya sendiri. Salah contohnya adalah Gereja Gerbang Yerusalem di Totma (1794).

Sementara itu, di provinsi-provinsi timur yang terpencil, muncul apa yang disebut gaya Barok Siberia yang bentuknya, antara lain, dipengaruhi oleh Asia. Contoh yang paling mencolok adalah Gereja Peninggian Salib yang Berharga dan Memberi Kehidupan di Irkutsk (1747) dengan cornice-nya yang “menyala”.

Arsitektur Kayu

Pada abad ke-18, ada banyak gereja Rusia yang masih dibangun dari kayu. Sebagian besar tidak bertahan melewati zaman, tetapi beberapa contoh unik, terutama yang dibangun di bagian utara Rusia, masih berdiri hingga sekarang. Misalnya, Gereja Transfigurasi yang terkenal di Pulau Kizhi (1694—1714).

Arsitektur Klasik Sankt Peterburg

Setelah bosan dengan desain gereja yang rumit dengan dekorasi yang melimpah, arsitek Rusia beralih ke gaya klasik yang lebih sederhana, yang juga populer di Eropa. Gereja-gereja yang dibangun dengan gaya baru ini sangat umum di ibu kota Rusia yang baru, Sankt Peterburg. Misalnya, Katedral Trinitas Lavra Aleksandr Nevsky yang dibangun pada 1776—1790.

Salah satu tengara kota itu, Katedral Kazan (1801—1811), dengan barisan tiangnya yang megah, juga dibangun dengan gaya klasik.

Gaya Rusia

Akhir abad ke-19 ditandai dengan tren “kembali ke akar”. Para arsitek (serta seniman) mengembangkan minat pada gaya Rusia sebelum masa Pyotr yang Agung, yang tidak “dimanjakan” oleh pengaruh Eropa. Setelah menyerap gaya gereja-gereja kuno di Rusia Timur Laut dan Novgorod serta Fretwork Rusia, mereka mulai membangun gereja dengan gaya neo-Rusia. Di lokasi pembunuhan Kaisar Aleksandr II, putranya, Aleksandr III memerintahkan pembangunan sebuah gereja dan dirinya sendiri yang memilih desain bangunan tersebut dalam gaya Rusia. Hasilnya, berdirilah apa yang kini kita kenal sebagai Gereja Penyelamat Kami Menumpahkan Darah (1883—1907).

Beberapa arsitek, seperti Konstantin Thon, sangat bergantung pada tradisi Byzantium. Contoh yang paling mencolok adalah Katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow. Katedral itu dibangun pada 1837—1860, tetapi dihancurkan oleh rezim Soviet pada 1930-an. Bangunan yang saat ini merupakan replika bangunan yang asli dan baru didirikan pada 1990-an.

Sementara itu, Gereja Ikon Juru Selamat di Klyazma (1913—1916) menggabungkan gaya Rusia dan elemen Art Nouveau.

Gaya Modern

Semasa Soviet, lebih banyak gereja yang dihancurkan daripada dibangun. Namun, beberapa proyek yang disusun sebelum Revolusi Bolshevik berhasil direalisasikan. Di Rusia saat ini, ada banyak gereja yang tengah dibangun. Banyak di antaranya dirancang dalam gaya barok atau klasik meskipun masing-masing mengikuti interpretasi modern. Namun, ada juga beberapa gereja yang dibangun dengan gaya neo-Rusia, dengan elemen-elemen Art Deco. Misalnya, Gereja Kaum Martir Baru dan Pengaku Gereja Ortodoks Rusia di Lubyanka, Moskow, yang dibangun pada 2013—2017.

Dibandingkan penguasa Katolik mana pun, tsar Rusia memiliki kedudukan yang lebih dekat dengan Tuhan. Mengapa begitu?