Jepang Tolak Berikan Suaka pada Warga Rusia yang Masuki Negaranya secara Ilegal dari Kepulauan Kuril

Pemandangan Pulau Kunashir, salau satu pulau di Kepulauan Kuril, Rusia, yang berbatasan dengan Jepang.

Pemandangan Pulau Kunashir, salau satu pulau di Kepulauan Kuril, Rusia, yang berbatasan dengan Jepang.

Global Look Press
Orang-orang yang ditahan karena masuk ke Jepang secara ilegal akan dideportasi.

Pemerintah Jepang menolak memberikan suaka kepada seorang warga negara Rusia setelah ia berenang sejauh 24 kilometer menyeberangi selat antara kedua negara, lapor surat kabar Hokkaido.

Menurut laporan tersebut, izin tinggal sementara pria bernama Vaas Feniks Nokard itu ditolak pada 28 Agustus. Dengan demikian, ia akan diserahkan ke Konsulat Jenderal Rusia di Sapporo minggu depan.

Jepang telah memberi tahu Konsulat Jenderal Rusia terkait penahanan warganya karena telah memasuki negara itu secara ilegal. Kepada RIA Novosti, misi diplomatik Federasi Rusia mengatakan bahwa Nokard akan “diproses secara hukum untuk mengetahui bagaimana ia bisa memasuki Jepang”. Bagaimanapun, Konsulat mengatakan bahwa orang-orang yang ditahan karena masuk ke Jepang secara ilegal akan dideportasi.

Belum lama ini, Nokard berlayar sendrian ke Jepang dari Pulau Kunashir di Kepulauan Kuril Selatan untuk meminta suaka politik. Dia berenang melintasi selat antara Rusia dan Jepang dengan pakaian selam.

Menurut media, pria berusia 38 tahun adalah penduduk asli Izhevsk. Ia kemudian pindah ke Kepulauan Kuril tiga tahun lalu dan menerima satu hektare tanah di Timur Jauh.

Kepulauan Kuril merupakan 56 gugus pulau di Samudra Pasifik yang menghubungkan Semenanjung Kamchatka Rusia dengan Pulau Hokkaido di Jepang.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki