V-2. Escape from Hell diangkat dari kisah nyata letnan senior dari resimen penerbangan tempur pengawal Soviet Mikhail Devyatayev yang ditangkap Jerman pada 13 Juli 1944. Setelah mencuri identitas seorang tahanan, mantan guru yang dibunuh penjaga, Devyatayev dipindahkan ke kamp konsentrasi di Pulau Usedom, Laut Baltik, tempat fasilitas pengujian rahasia Jerman ‘Peenemunde’ berada — lokasi yang mustahil untuk mengirimkan orang-orang seperti Devyatayev sebagai tahanan. "Senjata ajaib" Reich Ketiga tengah dikembangkan di sana, termasuk pesawat jet pertama, rudal jelajah V-1, dan roket balistik V-2. Berada dekat dengan pesawat Jerman, Devyataev tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melarikan diri.
Salah satu konsultan utama film ini adalah Aleksandr Devyatayev, putra tokoh asli kisah itu, yang membantu membuat film tersebut lebih akurat secara historis. Beberapa detail fiksi tetap ditambahkan untuk menghasilkan lebih banyak aksi teatrikal.
Timur Bekmambetov.
Evgeny Odinokov/SputnikSalah satu sutradara Rusia terkemuka, Timur Bekmambetov sangat dikenal di luar negeri. Di Hollywood, dia berada di belakang film-film seperti Unfriended (2014), Abraham Lincoln: Vampire Hunter (2012) dan film legendaris yang dibuat ulang Ben-Hur (2016). Proyeknya yang paling sukses sampai saat ini adalah Wanted (2008), yang dibintangi oleh James McAvoy dan Angelina Jolie.
Sementara, produser film Igor Ugolnikov dikenal karena menghasilkan film yang akurat secara historis seputar Perang Dunia (PD) II. Di antara film yang diproduserinya adalah Fortress of War (2010), film tentang pertahanan heroik dari Benteng Brest, yang merupakan perlawanan pertama ketika Jerman menyerang Rusia, dan rilm yang dirilis baru-baru ini The Last Frontier (2020) tentang momen paling kritis dalam pertahanan Moskow pada musim gugur 1941.
Vokalis utama grup musik Rammstein membawakan lagu lama Soviet berjudul 'Lubimiy Gorod' ("Kota Tercinta") untuk film ini, yang dinyanyikannya dalam bahasa Rusia.
“Till sendiri yang menawari saya untuk menyanyikan lagu ini,” kata Timur. “Saya kira, itu karena dia dibesarkan di Rostock, Republik Demokratik Jerman (GDR). Ayahnya menghabiskan banyak waktu bepergian dan bekerja sebagai penulis di Soviet. Dulu, dia bahkan adalah seorang anggota Pionir (pramuka Soviet). Lagu ini dinyanyikan oleh ibunya ketika dia masih kecil … Dia mengetahui bahwa saya sedang membuat film tentang Devyatayev dan 'Lubimiy gorod' akan menjadi lagu tema utamanya. Di GDR, Devyataev dipandang sebagai pahlawan dan monumennya dibangun di Pulau Usedom. Dia sangat dihormati di sana selama masa Soviet dan setelah penyatuan Jerman. Jadi, kami pun membuat video klip."
Alih-alih CGI (hasil pencitraan komputer), pembuatan film ini menggunakan teknologi video game. Teknologi semacam ini sudah pernah diuji di film Marvel dan acara TV Mandalorian. Namun, ini adalah pengalaman baru bagi Rusia.
Gim video multipemain ‘War Thunder’ membantu membuat penerbangan pesawat dalam film ini lebih realistis dan pilot virtual terlibat dalam pementasan perkelahian anjing, yang secara aktif melawan aktor terkemuka Pavel Priluchny, pemeran tokoh Devyataev.
“Kami menyukai visualisasi pertempuran udara yang dibuat oleh rekan sinematografer kami, yang didasarkan pada lintasan penerbangan yang direkam oleh pilot virtual. Geometri jalur penerbangan, kecepatan, dan situasi pertempuran terlihat jauh lebih realistis daripada dalam film-film perang modern lainnya. Itu keren bahwa teknologi ‘War Thunder’ dapat digunakan tidak hanya sebagai permainan, tetapi juga sebagai alat yang membantu membuat film yang lebih baik,” ujar produser ‘War Thunder’ Vyacheslav Bulannikov.
Selain dalam format horizontal, V-2. Escape from Hell juga dirilis dalam bentuk vertikal yang inovatif untuk platform seluler, yang menjadikannya film pertama di dunia yang dibuat dalam format ini.
"Orang-orang mengonsumsi (konten) di ponsel mereka dan aneh jika pembuat film tidak peduli dengan penonton ini," kata sang sutradara. “Tentu saja, bukan itu yang kita pelajari di sekolah film dan bukan begitu cara kita membuat film. Namun, ini adalah dunia yang ada saat ini dan kita perlu menyesuaikan diri.”
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda