Jurus Apa yang Dipakai Moskow untuk Melawan Kemacetan Lalu Lintas?

Mobil bergerak perlahan di sepanjang jembatan dalam kemacetan di pusat kota Moskow pada 6 Maret 2020.

Mobil bergerak perlahan di sepanjang jembatan dalam kemacetan di pusat kota Moskow pada 6 Maret 2020.

AFP
Selama hampir satu dekade, Moskow menempati posisi pertama dalam peringkat kemacetan jalan di dunia. Apa yang dilakukan ibu kota Rusia untuk mengatasi masalah tersebut dan mengapa itu tidak berhasil?

“Jalanan sepi seperti dalam film-film yang menggambarkan suasana pascakeruntuhan peradaban manusia. Pusat kota Moskow sangat menyeramkan dan semua kehidupan benar-benar berhenti,” begitulah sopir taksi Ruslan Seregin menggambarkan kondisi jalan-jalan di Moskow selama pemberlakuan pembatasan swakarantina akibat pandemi virus corona pada musim semi 2020. Saat itu, pengendara hanya bisa berkeliling dengan mengantongi izin digital dalam bentuk kode QR, yang diperoleh dengan cara mendaftarkan diri ke situs atau aplikasi pemerintah kota. Itulah pertama kalinya Seregin menikmati jalanan Moskow yang nyaris kosong.

Kemacetan lalu lintas yang terjadi saat polisi memeriksa ID dan izin masuk setiap orang yang mengemudi ke Moskow saat perberlakukan pembatasan semasa swakarantina di pos pemeriksaan di pintu masuk Moskow, Rabu, 15 April 2020.

Kondisi yang menyenangkan itu berlangsung dari 11 April hingga 1 Juni 2020. Ketika pembatasan tahap pertama diberlakukan, jumlah kendaraan di jalan segera mendekati tingkat sebelum pandemi dan kemacetan lalu lintas i jalan raya pada hari itu melonjak ke tingkat 6/10 pada skala kemacetan lalu lintas Yandex.

Pada akhir 2020, Moskow dan wilayah sekitarnya menempati peringkat pertama di dunia berdasarkan jumlah kemacetan lalu lintas, sebagaimana data yang diungkapkan oleh TomTom, pemasok perangkat navigasi GPS. Moskow masuk ke dalam daftar sepuluh  kota teratas dengan kemacetan lalu lintas terbesar dalam dekade terakhir, meski sempat jatuh sekali ke posisi 13 pada 2015.

Pembangunan dan Perbaikan Jalan

Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, Moskow membangun jalan dan persimpangan baru, serta memperbaiki dan memperluas jalan lama setidaknya seratus kilometer setiap tahun, sebagaimana dijelaskan oleh situs web Departemen Kebijakan Perencanaan dan Pembangunan Kota Moskow (MUDCC).

Menurut situs tersebut, hal itu telah menyebabkan penurunan porsi ruas jalan yang macet sebesar 18 persen selama sepuluh tahun terakhir dan waktu tempuh rata-rata telah berkurang sembilan menit.

Wakil Walikota Moskow Andrei Bochkarev mengatakan pada akhir 2020, “Dari 2010 hingga 2020, lebih dari seribu kilometer jalan dibangun di Moskow — cukup untuk mengurangi kemacetan jalan.”

Tahap akhir pembangunan jalan layang antara Jalan Yuzhnoportovaya dan Jalur Yuzhnoportovy ke-2.

“Meskipun jumlah mobil meningkat sebesar 250300 ribu setiap tahun, total volume lalu lintas kita tidak meningkat dan Moskow tidak lagi menjadi pemimpin kemacetan lalu lintas global. Jadi, upaya kami tidak sia-sia, ” ujar Bochkarev .

Namun, warga mengeluhkan tentang pembangunan dan rekonstruksi jalan baru yang tak berkesudahan sehingga meningkatkan sementara jumlah kemacetan lalu lintas di beberapa daerah.

“Di sekitar Distrik Medvedkovo, tempat saya tinggal, banyak persimpangan yang sedang dibangun kembali dan kemanapun saya pergi, saya terjebak dalam kemacetan. Sebelumnya, saya hanya butuh 40 menit ke tempat tujuan saya, tetapi sekarang menghabiskan waktu hingga satu setengah jam. Tidak seperti saat pembatasan pandemi. Saya sangat merindukan saat-saat itu,” ujar fotografer Anton Ukhanov.

Pengembangan Angkutan Umum

Valeria Dashkevich, 36, hanya sekali menggunakan transportasi umum dalam lima tahun terakhir. Itu terjadi pada awal April 2021. Saat itu, dia menemukan kereta bawah tanah yang penuh sesak dan bus-bus yang terjebak macet.

“Saya pikir, saya akan sampai ke tujuan lebih cepat daripada naik mobil pribadi. Namun, karena jalan yang harus saya lewati ditutup dan saya harus berganti bus, saya menghabiskan waktu lebih lama. Ketakutan saya terhadap transportasi umum akan bertahan lima tahun lagi,” kata Dashkevich.

Bus listrik.

Meskipun demikian, Departemen Transportasi Moskow mengembangkan sistem kereta bawah tanah secara aktif. Sebanyak 56 stasiun baru telah dibuka sejak 2011, sebagaimana dijelaskan pada situs MUDCC. Lebih lanjut, situs tersebut menginformasikan bahwa pembangunan jalur lingkar besar baru tengah berjalan. Dengan memiliki 31 stasiun, jalur itu akan mengurangi waktu tempuh semua perjalanan selama 30 menit.

Selain itu, jalur transportasi kereta darat baru telah muncul di Moskow, jalur Lingkar Pusat Moskow (MCC), ditambah stasiun dan layanan baru di jalur kereta komuter yang ada, yang dikenal sebagai jalur Diameter Pusat Moskow (MCD). Sistem ini dimaksudkan untuk membantu penduduk di wilayah pinggiran Moskow, Moskovskaya Oblast, untuk menjangkau dan bergerak di sekitar kota dan berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis lainnya dengan cepat.

Rute-rute baru juga tengah digarap untuk trem, bus, bus listrik, dan bus troli. Di Moskow sendiri kini terdapat lebih dari 1.050 rute darat dan lebih dari 400 kilometer jalur trem, seperti yang tertulis pada situs resmi walikota Moskow.

Sepanjang 351 kilometer jalur khusus untuk transportasi umum telah dibangun di Moskow. Namun, menurut sebagian warga Moskow itu tidak mengurangi jumlah kemacetan lalu lintas sama sekali.

Pemberlakukan kewajiban penggunaan masker di kereta bawah tanah Moskow, 6 Oktober 2020.

“Saya bekerja sebagai sopir taksi dan mobil saya memiliki izin untuk melintas di jalur bus. Belum lama ini, dalam kemacetan lalu lintas, seorang pria usia pensiun berlari ke arah saya dan meminta bantuan untuk membawa istrinya ke rumah sakit,” kenang Seregin. “Rumah sakit itu tidak jauh, hanya berjarak beberapa kilometer. Namun, meski menggunakan jalur bus, saya butuh waktu sekitar 30 menit. Syukurlah, saya bisa mengantarkan wanita itu ke rumah sakit dan dia bisa mendapatkan perawatan."

Penduduk Moskow lainnya masih takut menggunakan transportasi umum karena takut tertular COVID-19.

“Saya biasa naik kereta bawah tanah ke pusat kota dan untuk bekerja. Sementara, untuk perjalanan ke luar kota biasanya naik mobil pribadi. Namun, sekarang saya pergi kemana-mana dengan mobil pribadi. Saya hanya akan menggunakan kereta bawah tanah di luar jam sibuk dan bahkan saat itu pun saya akan tetap merasa tidak nyaman karena terlalu banyak orang yang batuk di sekitar saya,” jelas salah seorang warga, Andrei Sobolev, 35.

Parkir Berbayar dan Denda

Dalam upaya untuk membersihkan jalan yang penuh sesak dengan mobil dan memaksa penduduk Moskow untuk beralih ke transportasi umum, pemerintah kota memperkenalkan sistem parkir berbayar pada 2012. Biaya parkir bervariasi dari 40 hingga 380 rubel (sekitar Rp7.500Rp72.000) per jam, tergantung pada seberapa sibuk kondisi jalan dan berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menggunakan tempat parkir.

Pengemudi akan dikenai denda 5.000 rubel (sekitar Rp950.000) jika tidak membayar parkir, dan 3.000 rubel (sekitar Rp570.000) karena berhenti di jalur transportasi umum.

Menurut situs web parkir resmi Moskow , pada tahun pertama diperkenalkannya parkir berbayar (20122013), kecepatan rata-rata lalu lintas di kota meningkat sebesar 12 persen dan jumlah mobil yang menggunakan Sadovskoe kaltso ‘Jalur Lingkar Taman’ (yang mengelilingi jantung Moskow) turun hingga 25 persen.

Parkir berbayar di salah satu jalan Moskow.

Karena kemungkinan denda yang tinggi dan biaya parkir yang mahal, beberapa penduduk Moskow akhirnya telah beralih secara permanen ke transportasi umum, tetapi keputusan mereka juga dipengaruhi oleh kemacetan lalu lintas.

“Setelah pandemi, kemacetan lalu lintas meningkat beberapa kali lipat dan biaya parkir yang mahal di pusat kota Moskow tidak baik bagi saya. Jadi, sekarang saya menggunakan mobil hanya untuk sampai ke stasiun kereta bawah tanah terdekat dan melanjutkan perjalanan ke tempat kerja naik kereta. Akhir-akhir ini, perjalanan dari rumah ke stasiun saja bahkan memakan waktu satu jam, padahal tanpa kemacetan tidak lebih dari 15 menit,” keluh Anastasia, warga Podolsk, kota di pinggiran Moskow.

Kemacetan sebagai Pertanda Baik

Pada November 2020, Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan, hanya angkutan umum cepat yang akan memotivasi warga Moskow untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengatasi masalah kemacetan lalu lintas.

“Kami sudah memiliki jutaan unit mobil di Moskow dan terdapat penambahan satu juta unit setiap lima tahun. Jumlahnya begitu banyak dan jalan yang tersedia tidak akan cukup menampung semuanya,” tegas Sobyanin.

Terlepas dari pertumbuhan jumlah mobil pribadi, langkah-langkah yang diterapkan di Moskow untuk memerangi kemacetan lalu lintas secara perlahan membantu mengurangi permintaan kendaraan pribadi, sebagaimana disampaikan  Direktur Pusat Pemodelan Transportasi Sekolah Tinggi Ekonomi Moskow Aleksandr Kulakov.

Seorang pria menyeberang jalan di tengah kemacetan di tanggul Sungai Moskow.

“Metode yang digunakan di Moskow dan wilayah sekitarnya memang berhasil, tetapi tidak pernah menunjukkan hasil yang baik dalam waktu singkat, terutama dalam kondisi yang tidak kondusif untuk mengurangi penggunaan transportasi pribadi. Untuk lebih memerangi kemacetan lalu lintas di kawasan ini, kami perlu terus berupaya meningkatkan konektivitas jaringan jalan raya dan mengembangkan jaringan transportasi umum berkecepatan tinggi,” kata Kulakov.

Ilya Varlamov, seorang blogger dan urbanis terkenal Rusia, setuju tentang perlunya mengembangkan transportasi umum. Namun, dia menentang perluasan jaringan jalan raya. Dalam pandangannya, jalan baru hanya mendorong warga Moskow untuk membeli mobil sehingga akan memperparah kemacetan lalu lintas.

Menurutnya, penyebab utama kemacetan jalan adalah para pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas sehingga menyebabkan kecelakaan.

“Anda dapat membangun seratus jalan raya baru yang canggih, tetapi jika beberapa bajingan terus melanggar peraturan, kemacetan akan tetap ada. Tidak ada budaya mengemudi yang tepat di negara ini ... Apa yang harus dilakukan dengan para bajingan ini? Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah adalah meningkatkan denda untuk perilaku sembrono … 5.00010.000 rubel (sekitar Rp950.000Rp1,9 juta)” tulis Varlamov di Instagram.

Menurut Aleksandr Shumsky, kepala pusat pemantauan kemacertan Probok.Net, Moskow menduduki peringkat teratas kemacetan lalu lintas hanya karena kota itu adalah kota pertama di dunia yang keluar dari pembatasan COVID-19. Meski begitu, langkah-langkah masih diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kami perlu mengurangi permintaan kendaraan pribadi. Itu adalah tahap pengembangan transportasi selanjutnya yang harus kita selesaikan. Kami telah memperkenalkan parkir khusus berbayar, tetapi tidak ada biaya untuk berkendara ke Moskow atau area tertentu di dalam kota. Selain itu tidak ada batasan atau tarif berdasarkan klasifikasi kendaraan ramah lingkungan atau wilayah,” jelas Shumsky.

Meskipun demikian, akun Telegram Departemen Transportasi Moskow juga menyatakan bahwa kemacetan jalan pada 2020 turun sebesar 5 persen dibanding tahun sebelumnya dan fakta kemacetan lalu lintas selama pandemi bukanlah indikator negatif.

Mobil terjebak dalam kemacetan lalu lintas di tepi Sungai Moskow,  dekat Kremlin, Moskow.

“Moskow adalah pemimpin global dalam hal kemacetan lalu lintas, tetapi kali ini itu adalah hal yang baik. Memang, pada dasarnya kemacetan lalu lintas adalah indikator yang buruk. Namun, ketika COVID menghantam pada 2020, kemacetan menunjukkan hal yang positif, yang berarti kehidupan kota terus berjalan … Jalan terbuka dan transportasi umum terus beroperasi meskipun dengan pembatasan yang ketat,” tulis departemen tersebut.

Russia Beyond mencoba meminta tanggapan Departemen Transportasi Moskow, tetapi belum menerima jawaban hingga artikel ini diterbitkan.

Sepi, tetapi tak mati — seperti itulah suasana Moskow semasa pemberlakuan swakarantina pada tahun lalu.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki