1. Chernobyl: Abyss
Aktor Danila Kozlovsky, yang dikenal oleh pemirsa internasional dari film serial hit Vikings di saluran History, menunjukkan bakat sutradaranya dalam film drama sukses tentang salah satu bencana terburuk abad ke-20 ini. Menyusul kesuksesan miniseri HBO 2019 berjudul sama, topik ini masih segar di benak para kritikus dan penonton di seluruh dunia.
Sampai hari ini, satu-satunya film Rusia yang ditujukan untuk Chernobyl adalah film kesenian (arthouse) drama seperti Innocent Saturday karya Alexander Mindadze. Namun, Kozlovsky dan produser Aleksandr Rodnyansky berusaha keras untuk menghindari perbandingan dengan film-film garapan Amerika dan pendahulunya Rusia. Mereka menegaskan, cerita yang mereka sajikan sangat berbeda dalam hal genre dan cakupan. Film mereka akan lebih condong ke film aksi heroik, dengan anggaran yang cukup tinggi.
Narasinya berkisar pada tiga protagonis: pemadam kebakaran, insinyur, dan penyelam. Ketiga karakter sama-sama mempertaruhkan nyawa untuk berjuang setelah ledakan terjadi di pembangkit nuklir Chernobyl. Pemeran utama wanita dimainkan oleh Oksana Akinshina, yang dikenal dari film thriller mata-mata The Bourne Supremacy dan horor fiksi ilmiah Sputnik baru-baru ini. Film ini awalnya akan dirilis pada musim gugur 2020, tetapi urung dilakukan karena pandemi. Tahun ini, penayangan perdananya akan dilangsungkan pada April mendatang.
2. V-2. Escape from Hell
Tiga tahun lalu, film T-34 merajai box office Rusia. Film ini menceritakan tentang para tentara Soviet yang melarikan diri dari kamp konsentrasi Jerman menggunakan tank. Film V-2 garapan sutradara Timur Bekmambetov memiliki jalan cerita yang mirip dengan T-34. V-2 menceritakan tentang pilot Soviet Mikhail Devyatayev yang ditangkap Jerman dan berhasil melarikan diri dengan membajak pesawat pengebom Heinkel He 111. Setelah mencuri informasi rahasia tentang teknologi rudal V2 Nazi, ia pun terbang kembali ke Uni Soviet.
Selain urutan aksi ambisius yang menjadi ciri khas Bekmambetov, film baru ini cukup menonjol karena penggunaan sejumlah inovasi teknologi. Secara khusus, film ini akan tersedia dalam beberapa format sekaligus, termasuk rasio aspek vertikal untuk tayangan seluler. Dengan cara ini, sang sutradara dan produser Rusia yang telah berhasil mendulang sukses di panggung perfilman dunia belakangan ini melalui film horor Unfriended and Searching (keduanya dibuat dalam format ponsel), mencoba membawa genre aksi militer kelas berat ke pemirsa yang lebih muda.
3. Petrov’s Flu
Menurut sumber Russia Beyond, film karya Kirill Serebrennikov ini sebelumnya dijadwalkan tampil dalam program Kompetisi Festival Film Cannes 2020, yang dibatalkan karena pandemi. Sang produser film memutuskan untuk menunda peluncurannya hingga tahun depan untuk memastikan film tersebut dapat ditayangkan perdana di festival film terbesar dunia tersebut. Terlebih lagi, plot dari film komedi tragis yang absurd ini akan sesuai dengan semangat saat itu.
Film ini bercerita tentang keluarga mekanik mobil daerah, Petrov, yang sakit flu diserai demam tinggi. Realitas dan fiksi menjadi kabur, para karakter yang mengigau bahkan terjatuh sangat dalam ke dunia halusinasi.
Film ini didasarkan pada novel Aleksei Salnikov Petrovy v grippe i vokrug nego ‘Para Petrov di Dalam dan di Sekitar Flu’, yang memuat banyak kesamaan dengan novel James Joyce Ulysses dan novel terobosan lainnya pada awal abad ke-20. Serebrennikov, yang berada di urutan kedua setelah Andrey Zvyagintsev dalam daftar sutradara film terbaik Rusia, mencoba mentransplantasikan estetika modernis ini ke dunia perfilman.
4. Major Grom: Plague Doctor
Sebelumnya, dalam upaya membuat film superhero gaya Hollywood dalam negeri, sutradara Sarik Andreasyan meluncurkan film Defenders pada 2017. Akan tetapi, film yang mengikuti pola The Avengers itu gagal total di box office Rusia. Kali ini, film Mayor Grom mencoba menghindari kesalahan pendahulunya dengan mendasarkan kisahnya pada buku komik populer berjudul sama, yang mengangkat kisah tentang seorang mayor polisi dari Sankt Peterburg. Komik berseri yang diterbitkan oleh Bubble Comics pada kurun 2012 hingga 2017 itu menerima pujian dari para kritikus dan pembacanya.
Film ini merupakan adaptasi dari Plague Doctor, yang merupakan terbitan pertama dari seri komik Major Grom. Kisahnya menceritakan tentang perburuan seorang maniak misterius yang secara brutal membuang para dokter, pengusaha, dan pejabat pemerintah yang korup. Dalam komiknya, penjahat utamanya adalah miliarder pemilik jejaring sosial besar, yang menyembunyikan kecenderungan sadisnya dari pandangan publik.
Dilihat dari cuplikannya yang spektakuler, para pembuatnya mengambil referensi visual dari trilogi Batman garapan Christopher Nolan. Selain itu mereka juga memadukan nuansa hitam gelap dengan set kompleks dan megah. Ini adalah salah satu proyek film Rusia dengan anggaran terbesar dan paling menarik pada 2021.
5. Otorvi i vybros (secara harfiah: Sobek dan buang)
Pada 2019, film debut Kirill Sokolov Why Don't You Just Die! —komedi hitam yang absurd dan penuh kekerasan yang mengeksplorasi kesalahpahaman generasi antara ayah dan anak — gagal mendapat perhatian di box office Rusia. Akan tetapi, ketika muncul di platform streaming Barat setahun kemudian, film itu muncul di radar para kritikus film berbahasa Inggris terkemuka, yang membandingkannya dengan karya terbaik sutradara Guy Ritchie, Quentin Tarantino dan Sergio Leone. Dengan demikian, tidak mengherankan jika karya kedua sang sutradara semakin mendapat perhatian.
Secara keseluruhan, Otorvi i vybros (Оторви и выбрось — saat ini belum memiliki judul resmi dalam bahasa Inggris) adalah kelanjutan logis dari Why Don't You Just Die! Namun, jika dalam film debut Sokolov pertengkaran terjadi antara laki-laki (seorang ayah dengan pacar putrinya yang masih kecil), kali ini para wanitalah yang berselisih.
Inti dari cerita ini adalah konflik antara tiga generasi wanita dari keluarga yang sama. Poster film bergambar dua tangan yang terluka dan tergores mengisyaratkan bahwa perselisihan itu menelan korban.