Hampir Sepopuler ‘Masha and the Bear’, Sebuah Video Animasi Ditonton Lebih dari 3,5 Miliar Kali

YouTube
Video ini hanya mengisahkan telur-telur tersenyum yang hidup di pertanian dan berubah warna untuk bersenang-senang. Kedengarannya tak berbahaya, 'kan?

“Telur-telur yang tersenyum di peternakan berubah warna, pecah, dan berubah bentuk. Pelajari enam warna berikut: hitam, cokelat, merah muda, putih, merah, biru. Selamat menonton.” Begitulah deskripsi animasi pada kanal Miroshka TV ini. Kolom komentarnya telah dinonaktifkan, tetapi video itu sendiri sudah ditonton sebanyak 3,5 MILIAR kali!

Animasi pendek ini memecahkan rekor sebagai salah satu video YouTube yang paling banyak ditonton pada 2019. Jumlah ini hampir mengalahkan salah satu episode “Masha and the Bear” yang paling populer. Meski begitu, animasi telur ini terasa menakutkan dan tak ada seorang pun yang bisa menunjukkan dengan tepat mengapa (mungkin Anda bisa memberi tahu kami di kolom komentar). Orang-orang yang telah menonton video ini mengaku bahwa animasi pendek itu menimbulkan rasa takut dan tidak nyaman.

Pada platform lain tempat video itu dipublikasikan, orang-orang dewasa dan orang tua menyebut” video itu “psikedelik” atau “menakutkan hingga otak saya mulai menangis.” Namun, mereka juga mengakui bahwa anak-anak tergila-gila dengan video itu. “Keponakan saya menontonnya tiap saat ketika dia berusia tiga tahun, saya tak tahu rahasianya,” tulis seorang pengguna.

Tampaknya elemen “menghipnosis” pada video ini terletak pada melodinya, yang diputar berulang-ulang, dan citra yang “memikat”. Para orang tua menyebut video semacam itu seperti “saklar anak”. “Banyak orang tua mendudukkan anak-anak mereka di depan video pendidikan dengan pengenalan warna, bahasa, objek, dan sebagainya, dan membiarkan mereka menggunakan gawai,” komentar pengguna lain, seraya menambahkan bahwa video itu seolah-seolah seperti sihir ketika diputar di hadapan anak-anak.

Siapa yang tak kenal “Masha dan Beruang”? Inilah segala hal yang perlu Anda ketahui tentang serial tersebut.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki