Ketua Majelis Spiritual Muslim Rusia, Mufti Moskow Albir Krganov.
Michael Metzel/TASSKetua Majelis Spiritual Muslim Rusia, Mufti Moskow Albir Krganov, menuntut pembuat film serial "Zuleykha otkryvayet glaza" (Zuleikha Membuka Matanya) untuk meminta maaf kepada umat Islam, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Rusia TASS.
Krganov menjelaskan, penggunaan nama para ulama Rusia sebagai tahanan politik dalam film itu adalah sebuah penghinaan.
"Komunitas kami menganggap ini sebagai penghinaan, karena ini adalah nama-nama tahanan politik yang dikirimkan ke Siberia," tegas Krganov.
Menurutnya, mereka yang bertanggung jawab dalam "kelalaian ini" harus meminta maaf kepada umat Islam dan para mufti yang dihormati.
"Ini adalah kesalahan orang-orang tertentu," ujar sang mufti, menambahkan bahwa apa yang terjadi tidak ada kaitannya dengan kebijakan negara.
Berdasarkan laporan TASS, film serial itu menggunakan nama Ketua Dewan Mufti Rusia, Mufti Besar Ravil Gainutdin, Ketua Administrasi Spiritual Sentral Muslim Rusia, Mufti Tertinggi Rusia Talgat Tajuddin, dan teolog Tatar Shigabutdin Marjani.
Sebelumnya, seorang anggota Dewan Hak Asasi Manusia Kepresiden Rusia Aleksandr Brod meminta untuk memeriksa serial itu karena telah menyakiti perasaan umat Islam. Menurutnya, beberapa bagian film itu telah membangkitkan kemarahan di kalangan muslim Rusia, khususnya ketika nama asli para mufti digunakan pada tokoh tahanan politik, dan adegan intim di masjid.
Aktris Chulpan Khamatova saat proses syuting serial TV "Zuleikha Membuka Matanya.
Maxim Bogovid/SputnikSetelah pemutaran perdananya, aktris Rusia Chulpan Khamatova yang membintangi serial itu mengaku mendapat banyak kritikan pedas. Ia terkejut bahwa serial itu tidak hanya diklaim telah menggambarkan cara hidup masyarakat Tatar yang dianggap radikal, tetapi juga dianggap telah menodai sejarah. Sang sutradara Yegor Anashkin menegaskan bahwa penggarapan film itu melibatkan konsultasi dengan sejarawan dan staf museum juga.
Serial "Zuleikha Membuka Matanya" yang diangkat dari novel berjudul sama karya Guzel Yakhina, mengambil latar tahun 1930. Tokoh utamanya adalah seorang perempuan petani muda di desa Muslim Tatar. Ketika Bolshevik berkuasa, sang suami terbunuh dan perempuan itu dikirim ke kamp kerja paksa di Siberia. Pemutaran perdana serial ini ditayangkan di saluran televisi Russia 1. Setelah penayangan tersebut, Partai Komunis Rusia meminta agar serial itu dilarang.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 25 juta muslim yang di Rusia. Pada dasarnya, mereka merupakan etnis muslim, seperti Tatar, Chechnya, Dagestan, Bashkiri, dan lain-lain. Namun, ada pula yang merupakan pemeluk Islam baru, yaitu orang-orang yang secara sadar memutuskan untuk memeluk agama Islam. Inilah kisah tiga perempuan Rusia yang memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda