Pada akhir Desember 2014 lalu, Ketua Dewan Mufti Rusia Sheikh Ravil Gainutdin mengembangkan dan sekaligus menyetujui standar “layanan halal” di hotel-hotel dan fasilitas akomodasi lainnya di Rusia. Standar ini dirancang untuk menarik jutaan wisatawan muslim di seluruh dunia agar datang mengunjungi Rusia.
Saat ini, telah ada tiga hotel di Rusia yang mempunyai standar Islam dan secara resmi tersertifikasi. Hotel-hotel tersebut antara lain Hotel Metropol dan Hotel Aerostar di Moskow, serta Hotel Gulf Stream di Kazan. Yang membedakan Hotel Gulf Stream darii dua hotel lainnya di Moskow adalah hotel ini telah sepenuhnya memiliki standar halal, dalam arti seluruh pelayanan dilakukan sesuai dengan standar halal, di restorannya pun tidak menjual minumal beralkohol dan sejenisnya. Di Hotel Metropol dan Hotel Aerostar, layanan halal merupakan salah satu pilihan yang ditawarkan bagi klien.
Dalam sebuah wawancara dengan RBTH, Kepala proyek HalalTripRus (suatu organisasi yang mempopulerkan pariwisata halal di Rusia) Ildar Musin berpendapat bahwa dalam konteks Rusia, pendekatan yang dilakukan Metropol dan Aerostar adalah hal yang bijak. “Jangan berlebihan. Menurut saya hal ini adalah pilihan yang ideal saat hotel dapat memberikan lingkungan yang nyaman baik bagi muslim maupun nonmuslim,” ujarnya.
Masa Depan yang Cerah?
Omzet tahunan pasar wisata “halal” diperkirakan mencapai lebih dari 108 miliar dolar AS, sedangkanya volumenya mencapai sepuluh persen dari total pariwisata dunia. Pada tahun 2020, omzet bisnis pariwisata halal diharapkan akan mencapai 192 miliar dolar AS. Menurut lembaga riset Crescent Rating, Global Muslim Travel Index 2015 (GMTI) wisatawan muslim dari seluruh dunia mencapai sekitar 150 juta orang. Angka ini adalah sebelas persen dari total wisatawan global. Pada periode 2012 – 2020 pasar diharapkan akan tumbuh sebesar lima persen per tahun.
Sejumlah besar muslim bepergian ke Rusia. Pada tahun 2014, sekitar 30 persen dari jumlah seluruh wisatawan yang tiba di Rusia berasal dari negara-negara muslim.
Wakil Presiden Federasi Perhotelan dan Restoran Sergey Kolesnikov berpendapat, hadirnya tiga hotel ‘halal’ di Rusia saat ini—melihat pada data besarnya jumlah wisatawan muslim di Rusia—masih tergolong sedikit. “Saat ini, akibat situasi politik, kita dapat melihat melemahnya arus wisatawan dari Eropa. Infrastruktur wisata Rusia harus mampu menarik wisatawan dari daerah lain. Wisatawan muslim adalah salah satu kategori yang paling menjanjikan,” ujar Kolesnikov.
Ildar Musin, di lain hal, ingin mencontoh keberhasilan Rusia dalam menarik wisatawan Tiongkok. “Sepuluh tahun yang lalu, warga Tiongkok bisa dibilang tidak pernah pergi berlibur ke Rusia dan sekarang negara kita tiap tahunnya selalu dikunjungi oleh sejumlah besar warga Tiongkok.”
Situs-situs Warisan Kebudayaan Islam
Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI), pada tahun 2015 Rusia masuk ke dalam daftar 20 negara yang paling menarik untuk pariwisata halal (di antara negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerjasama Islam/OKI). Peringkat ini didasari oleh beberapa parameter, seperti daya tarik dari sisi liburan keluarga, tingkat pelayanan, ketersediaan layanan halal, inisiatif pemasaran yang tepat, serta jumlah kunjungan wisatawan dari negara-negara Muslim. Rusia masuk di peringkat ke-17 dengan perolehan 43,8 poin.
Badan penyelenggara telah berulang kali menunjukkan bahwa dari segi pariwisata, Rusia merupakan tujuan yang menarik bagi wisatawan yang berasal dari negara-negara Islam. Saat ini, yang memimpin peringkat diantara negara-negara OKI adalah Malaysia (83,8 poin), Turki (73,8 poin), dan Uni Emirat Arab (72,1 poin). Di antara negara-negara di luar OKI, destinasi terbaik untuk wisatawan rekreasi halal adalah Singapura (65,1 poin), Thailand (59,2 poin), dan Inggris (72,1 poin).
Warisan kebudayaan Islam dan situs-situs keagamaan yang penting bagi umat Islam berada di banyak wilayah di Rusia. Republik Tatarstan, berdasarkan keterangan Kepala Komite Standar Halal Marat Nizamov, dikatakan sebagai jantung sejarah umat Islam di Rusia, yaitu pada saat agama Islam muncul pada tahun 922, ketika saat itu di wilayah Tatarstan terdapat negara Bulgaria Volga. Kota kuno Derbent—yang menurut sejarah berusia 2.000 tahun—di wilayah Dagestan Modern, adalah tempat munculnya komunitas Muslim pertama di Rusia selama bertahun-tahun lamanya sebelum lahirnya negara Rusia. Chechnya, salah satu republik dengan mayoritas warga penganut agama Islam di Rusia, adalah rumah bagi diberlakukannya hukum Islam yang dianut oleh sebagian besar penduduk republik, serta republik muslim lainnya dari Kaukasus Utara dan wilayah Volga.
Rektor Universitas Islam Moskow Damir Khairetdinov percaya, bahkan di Moskow, dapat ditemukan banyak tempat dan benda-benda yang secara langsung berkaitan dengan “Golden Horde” di masa lampau. Itu adalah satu masa ketika Moskow membayar upeti kepada negara muslim Golden Horde. Misalnya, peninggalan kuno para kaisar dan tsar Rusia, seperti topi Monomakh. Menurut Khairetdinov, peninggalan tersebut berasal dari Tatar.
“Hubungan Rusia dengan dunia Islam tidak bisa dipungkiri. Melalui penerapan layanan di industri halal, kami berkesempatan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan tersebut,” ujar Khairetdinov kepada RBTH.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda