Monumen ‘Ibu Pertiwi Memanggil’ di Volgograd sungguh mengagumkan. Dengan tinggi 85 meter, inilah patung tertinggi di Eropa dan monumen peringatan Perang Dunia II paling terkenal di Rusia. Tak heran, pemugarannya pun tak kalah luar biasa.
Ini adalah pemugaran terbesar sejak monumen itu didirikan pada 1967.
Ini memang bukan pemugaran pertama. Pada 1972, para insinyur terpaksa mengganti pedang ‘Ibu Pertiwi’ karena terlalu berat, sehingga membahayakan seluruh konstruksi.
Kini, para pekerja tengah memperbaiki sejumlah retakan di kaki, tangan, dan pakaian ‘Ibu Pertiwi’. Selain itu, mereka memasang semacam perlindungan antiburung pada matanya dan bahkan “menyikat” giginya. Alhasil, patung itu diharapkan akan terlihat lebih cerah dan “segar”.
Ukuran monumen yang besar tentu membutuhkan porsi pekerjaan yang besar pula. Saat bertugas, para pekerja tak sengaja menemukan beberapa penemuan mengejutkan. “Saat melakukan pekerjaan di dalam patung, kami menemukan sebuah ruangan penuh sampah yang ditinggalkan konstruktornya pada 1967. Kami juga menemukan uang sejumlah 1.200 rubel yang ditinggalkan para pekerja yang melakukan renovasi pada 2010 (sekitar 260 ribu rupiah),” kata Manajer Konstruksi Vladimir Antonov.
Pemugaran monumen ‘Ibu Pertiwi Memanggil’ dijadwalkan selesai pada 2020, tepat sebelum peringatan 75 tahun kemenangan pada Perang Dunia II, yang dirayakan setiap 9 Mei.
Didirikan pada 1967 di kota yang sebelumnya dikenal sebagai Stalingrad, patung ini adalah penggambaran alegoris Ibu Pertiwi yang menyerukan rakyatnya untuk melawan penjajah Jerman Nazi dan sekutunya.
Monumen ini dibangun untuk mengenang Pertempuran Stalingrad, salah satu peristiwa paling penting selama Perang Dunia II.
Lebih dari 35 ribu tentara Soviet dimakamkan di kuburan massal di kompleks peringatan tersebut dengan monumen ‘Ibu Pertiwi Memanggil’ berdiri kokoh di pusatnya.
Anda tentu pernah mendengar istilah ‘Mother Russia’ dalam bahasa Inggris. Meski begitu, Anda tak akan pernah mendengar kami menyebutkan ungkapan serupa dalam bahasa Rusia. Bagi kami, istilah semacam itu justru terdengar aneh.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda