Kenapa Orang Rusia Punya Dua Paspor?

Discover Russia
GEORGY MANAEV
Tahukah Anda bahwa warga Rusia memiliki dua paspor? Meski sekilas terdengar aneh, sebetulnya sebagian besar warga dunia (termasuk Anda) juga memiliki dua macam dokumen identitas.

Tak banyak negara di dunia yang mengeluarkan paspor “domestik” dan “perjalanan internasional” untuk warganya, seperti Rusia, Ukraina, dan Korea Utara. Kebanyakan orang mengenal paspor sebagai dokumen resmi untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Lantas, kenapa Anda perlu paspor untuk bepergian di dalam negeri? Sederhananya, jika seseorang memerlukan dokumen tertentu untuk melintasi perbatasan, negara berarti mengatur kemigrasian warganya secara menyeluruh, dan begitulah yang terjadi di Uni Soviet.

‘Lewati Gerbang’

Secara historis, paspor (berasal dari bahasa Prancis yang berarti ‘melewati gerbang/pintu kota’) dikeluarkan sebagai dokumen perjalanan yang memungkinkan seorang warga kadipaten, kerajaan, negara, atau apa pun bentuknya, untuk melewati perbatasan negara dan memasuki kota atau wilayah asing.

Pada zaman dahulu, untuk keluar dari wilayah Keharyapatihan Moskow (penerus Kepangeranan Moskow dan pendahulu Ketsaran Rusia), misalnya, seseorang harus mengajukan permohonan “gulungan perjalanan” yang dikeluarkan tsar. Namun, izin semacam itu hanya tersedia untuk kaum bangsawan dan pedagang paling kaya. Gulungan ini adalah satu-satunya dokumen untuk membedakan para pelancong asli dari para gelandangan yang menjadi sasaran penahanan.

Mulai abad ke-18, Rusia mengeluarkan dokumen dalam negeri untuk mengendalikan kemigrasian di negara itu. Pada saat itu, Rusia masih mempraktikkan perbudakan. Budak-budak yang melarikan diri akan dilacak dan dikembalikan ke majikannya. Bepergian tanpa membawa dokumen dalam negeri sangat berbahaya.

Bukan untuk Semua Orang

Setelah revolusi industri dan transportasi pada paruh kedua abad ke-19, kebutuhan untuk mengendalikan arus migrasi dalam negeri menjadi prioritas. Masalah ini awalnya dihadapi oleh pemerintahan tsar, yang kemudian “diwariskan” ke Uni Soviet, dan karena itulah sistem stempel registrasi diberlakukan.

Warga perkotaan Soviet pertama kali menerima paspor domestik pada 1930-an, tetapi penduduk pedesaan baru mendapatkannya pada 1960-an — negara tak mau kaum petani meninggalkan desa dan setengah hati mengeluarkan paspor mereka. Semua warga negara Soviet akhirnya diberikan paspor domestik pada 1974.

Tak seperti paspor Rusia modern, paspor Soviet mencantumkan identitas suku bangsa seseorang, sehingga terkadang menimbulkan diskriminasi. Sementara, stempel registrasi yang menunjukkan kota tempat si pemilik dokumen tercatat secara administratif tetap ada dalam paspor Rusia.

Paspor Perjalanan

Uni Soviet memantau setiap warganya yang pergi ke luar negeri. Delegasi resmi, tim olahraga, orkestra, dan grup balet diawasi oleh para petugas KGB, yang bepergian bersama mereka, berjaga-jaga supaya tidak ada pembelotan, atau untuk mencegah seseorang membocorkan rahasia negara.

Mereka yang bepergian ke luar negeri untuk tujuan bisnis atau untuk liburan diberikan paspor khusus perjalanan internasional yang dikenal sebagai “paspor luar negeri” — dan ini tetap dipertahankan sampai sekarang. Mengapa? Pertama, banyak warga negara Soviet memiliki paspor luar negeri pada saat Uni Soviet runtuh. Paspor ini harus tetap berlaku supaya tidak menghancurkan seluruh sistem bea cukai negara. Ketika masa berlaku paspor tersebut berakhir, paspor itu ditukar dengan paspor perjalanan internasional Rusia yang baru.

Di Belarus, sistem Soviet dihapus sepenuhnya pada 1990-an. Kini, warga negara Belarus memiliki paspor tunggal yang berfungsi sebagai tanda pengenal dan sekaligus dokumen perjalanan internasional.

Paspor Nasional Rusia

Adapun paspor nasional Rusia berfungsi seperti kartu identitas (atau KTP di Indonesia). Di Amerika, misalnya, SIM bisa berfungsi sebagai kartu identitas. Sementara di sebagian besar negara Eropa, kartu asuransi kesehatan bisa pula digunakan sebagai tanda pengenal. Jadi, kebanyakan orang Barat pun memiliki dua tanda pengenal — paspor perjalanan internasional dan kartu identitas nasional/KTP.

Seluruh warga negara Rusia wajib membawa paspor nasionalnya setiap saat. Namun, undang-undang tentang paspor menyebutkan bahwa dokumen itu harus “disimpan dengan aman”. Karena itu, kebanyakan orang Rusia membawa salinan paspor mereka untuk dibawa ke mana-mana alih-alih yang asli. Meski mengurus paspor yang hilang kini jauh lebih mudah dengan situs pelayanan publik, tak ada yang mau pergi ke mana-mana tanpa paspor. Apalagi, ada banyak tempat di Rusia yang mengharuskan warganya menunjukkan paspor nasional mereka.

Meski begitu, ternyata hanya sebagian kecil orang Rusia yang memerlukan dokumen perjalanan internasional. Secara mencengangkan, survei Levada Center pada 2014 mengungkapkan bahwa 76 persen orang Rusia belum pernah keluar dari wilayah bekas Uni Soviet. Hanya tujuh persen saja yang bepergian ke luar negeri setiap tahun, sedangkan delapan persen lainnya melakukannya 2 – 3 kali setahun. Selain itu, 67 persen orang Rusia yang berusia lebih dari 55 tahun belum pernah ke luar negeri. Secara keseluruhan, hanya 30 persen saja yang memiliki paspor perjalanan yang sah.

Namun, sebelum Anda semua terlanjur bersimpati karena sebagian besar orang Rusia belum pernah ke luar negeri, Anda mungkin perlu tahu bahwa, misalnya, 64 persen orang Amerika juga tidak pernah meninggalkan negara asal mereka — untuk alasan yang sama: Bagi mereka yang tinggal di Siberia, Rusia Utara, atau Timur Jauh, melancong ke luar negeri dengan pendapatan tahunan yang sangat minim hampir mustahil. Jaraknya terlalu jauh.

Siapa yang tak kenal pemimpin-pemimpin Soviet dan Rusia? Meski begitu, mereka tetaplah warga negara yang harus membawa tanda pengenal alias KTP, seperti kita semua. Manakah yang paling Anda suka?