1. Biografi penuh pertama dari Trotsky
Tanpa Trotsky dan otak politiknya yang cemerlang, kaum Bolshevik bahkan tak akan pernah berpikir untuk berkuasa. Meski begitu, sepeninggalan Lenin, adalah Stalin yang memenangkan persaingan internal partai untuk kekuasaan. Trotsky, pemimpin yang dulu tangguh, langsung dibenci dan dibawa ke Alma-Ata di Kazakhstan. Dari situ ia melarikan diri ke Turki dan Eropa, sebelum akhirnya pindah ke Meksiko pada 1936. Empat tahun setelahnya, Trotsky dibunuh oleh agen NKVD.
Selama era kekuasaan Stalin, pemerintah Soviet berupaya menghapuskan warisan Trotsky. Meski namanya melegenda, banyak yang belum diketahui dari kisah hidupnya — sebagian besar karena penyalahgunaan oleh arsiparis dan sejarawan dengan ideologi yang berbeda darinya.
2. Diperankan simbol seks Rusia
Bintang utama serial ini adalah salah satu aktor paling laris dan berbakat di era Rusia modern, Konstantin Khabensky, yang membintangi film Perang Saudara Rusia tahun 2008, Admiral.
Tahun ini, Khabensky melakukan debutnya sebagai sutradara sekaligus pemeran utama di Sobibor, sebuah film tentang kamp konsentrasi Sobibór. Rusia mengajukan film ini untuk nominasi Oscar, tetapi Akademi Sains dan Seni Perfilman tak memasukkannya ke daftar final nominasi.
3. Trotsky mengalahkan Lenin dalam pertarungan rating
Trotsky dimaksudkan untuk merayakan 100 tahun revolusi 1917, bersama dengan serial lain Demon revolyutsii (Setan Revolusi) tentang petualangan Lenin di luar negeri hingga akhirnya menjadi penguasa.
Kedua serial ini bersaing di dua saluran televisi paling Rusia. Meski serial Lenin lebih terkenal, pemirsa lebih suka mengikuti petualangan Trotsky (14,9 persen berbanding 9,7 persen).
4. Menanggapi sejarah dan kritik
Kritik terhadap biopik pada umumnya adalah ketidaktepatan kisah film dengan fakta. Namun, produser umum serial ini Konstantin Ernst menegaskan bahwa pihaknya tak berusaha membuat film dokumenter. Tujuan mereka adalah membuat narasi fiksi seputar fakta-fakta umum dari biografi Trotsky.
Suara yang ingin dihadirkan Trotsky adalah persepsi berlebihan mengenai kejahatan yang Trotsky lakukan, utamanya membebankan segala kesalahan atas pembunuhan keluarga tsar kepadanya (masih belum jelas hingga saat ini siapa yang memberikan perintah final). Ernst mengatakan bahwa salah satu tujuan dari serial ini adalah masuk ke pemikiran para tokoh revolusi, serta menjawab salah satu dari pengandaian-pengandaian yang bisa mengubah sejarah negara: akankah segalanya lebih baik jika Trotsky mengalahkan Stalin? Untuk hal ini, Ernst yakin bahwa jawabannya adalah tidak.
Sebelum menonton serialnya, ada baiknya Anda tahu seluk-beluk Revolusi 1917!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda