Hilang di Taiga: Bagaimana Keluarga Lykov Meraih Popularitas di Masa Uni Soviet?

Agafia Lykova, 2018

Agafia Lykova, 2018

Iliya Pitalev/Sputnik
Diperlakukan dengan kejam oleh penguasa Soviet, mereka bersembunyi di hutan selama beberapa dekade. Ketika tinggal seorang perempuan yang tersisa, ia melakukan kontak dengan dunia luar, namun gegar peradaban meyakinkannya untuk kembali ke taiga.

Pakaiannya terbuat dari rami, sepatunya dari kulit birch, dan ia membuat api dengan batu api. Hewan liar yang berbahaya di musim panas, dan suhu beku dan salju sepinggang di musim dingin; tak  ada kenyamanan peradaban, dan peradaban berpenduduk terdekat berjarak 250 km. Demikian bagaimana kondisi yang dihadapi sebuah keluarga Rusia selama beberapa dekade.

Agafia (tengah) dan ayahnya, Karp, 1982

Hampir 40 tahun yang lalu, saat terbang di sekitar taiga terpencil dengan helikopter, ahli geologi Soviet sepetak kebun sayur di daerah yang tidak berpenghuni di hulu Sungai Abakan. Ternyata, keluarga Lykov - seorang ayah dan empat anaknya yang sudah dewasa - tinggal di tengah hutan. Selama bertahun-tahun, Pemercaya Lama ini telah putus hubungan dari dunia luar, dan kemudian, berkat sebuah artikel surat kabar, mereka menjadi selebritas di seluruh Uni Soviet.

Agafia Lykova dan jurnalis Vasily Peskov hendak menyeberangi sungai Yerinat, 2004

Beberapa tahun kemudian, pada 1982, Vasily Peskov, seorang koresponden untuk Komsomolskaya Pravda, pergi menemui mereka. Ia berharap bertemu dengan keluarga yang terdiri dari lima orang, tetapi ketika ia tiba di sana, ia menemukan ayahnya, Karp, putrinya, Agafia, dan tiga kuburan baru. Dua saudara laki-laki dan saudara perempuan Agafia baru saja meninggal karena sakit, satu demi satu. Pada 1988, sang ayah akhirnya meninggal; (ibunya meninggal karena kelaparan pada 1961). Hanya Agafia, yang tidak ingin mengubah cara hidupnya, tetap tinggal di hutan.

Efek peradaban yang berbahaya

Beberapa orang menyalahkan Peskov atas kematian Lykov karena keterkejutan mereka berhubungan dengan dunia luar. Wartawan itu sangat kecewa dengan hal tersebut, karena ia telah mencoba melindungi Lykov dari gerombolan yang bergegas ke daerah itu untuk menonton mereka. Selama bertahun-tahun, ia telah mengunjungi dan membantu keluarga Lykov dengan membawa peralatan dapur, obat-obatan dan bahkan seekor kambing, agar mereka bisa memiliki susu segar sepanjang tahun.

Salib di atas kuburan Karp Lykov, 2018

Pada salah satu pertemuan terakhirnya dengan Agafia, Peskov, yang kini telah meninggal dunia, bertanya pada Agafia apakah baik baginya bahwa orang-orang "menemukan" keluarga ini. Menurut Agafia, Tuhan telah mengirim orang-orang kepada mereka, dan jika bukan karena orang-orang ini, keluarga ini sudah mati sejak lama.

"Seperti apa hidup kami sebelum itu? Pakaian kami sudah usang dan semuanya tertutup tambalan. Itu mengerikan - kami makan rumput dan kulit kayu," kata Agafia, seperti disampaikan Komsomolskaya Pravda.

'Robinson Crusoes' dari Taiga

Setelah pertemuannya dengan keluarga Lykov, Peskov menulis serangkaian artikel. Kisah ini sungguh menarik hati banyak orang, dan antrean berjajar di kios surat kabar setiap kali ada berita baru tentang Lykov.

Laporan Peskov di koran Komsomolskaya Pravda

Peskov mengatakan kepada teman-temannya bahwa setiap pagi istri Brezhnev akan mengirim seseorang ke kios surat kabar untuk mendapatkan edisi terbaru Komsomolskaya Pravda secepat mungkin karena ia tidak sabar untuk membaca artikel terbaru mengenai kisah keluarga petapa Siberia. Belakangan, artikel-artikel Peskov diterbitkan sebagai sebuah buku, Lost in the Taiga (Hilang di Taiga), yang diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk bahasa Inggris.

Mengapa Lykov pindah ke hutan

Selama berabad-abad, banyak orang Rusia melarikan diri dan bersembunyi di wilayah luas negara itu karena keyakinan agama mereka. Orang-orang Pemercaya Lama selalu diperlakukan dengan kejam di Rusia, dan Kaisar Nicholas II akhirnya menghentikan hal itu. Namun, setelah Revolusi, pihak berwenang Soviet melanjutkan perlakuan keji terhadap mereka dengan memaksa orang-orang Pemercaya Lama untuk bergabung dengan pertanian kolektif, atau menempatkan mereka di penjara.

Rumah keluarga Lykov di cagar alam negara Khakassky

Melarikan diri dari kolektivisasi, keluarga Lykov pindah jauh ke dalam hutan dan menemukan diri mereka dalam cagar alam negara. Pada 1930-an, pihak berwenang melarang mereka berburu atau memancing.

Suatu kali, seorang penuduh anonim mengklaim bahwa Pemercaya Lama adalah pemburu. Petugas penjaga hutan pergi untuk memeriksa dan secara tidak sengaja menembak mati saudara laki-laki Karp Lykov, tetapi mereka memberi tahu para penyelidik bahwa Pemercaya Lama melakukan perlawanan bersenjata.

Pada 1937, tahun yang paling mengerikan di era Teror Besar, Lykov dikunjungi oleh orang-orang dari NKVD [pendahulu KGB] yang mulai menanyai mereka secara detail tentang insiden tersebut. Keluarga ini menyadari bahwa mereka harus melarikan diri. Setelah itu, mereka mulai bergerak lebih dalam ke taiga, selalu mengubah tempat tinggal mereka, dan menutupi jejak mereka.

Agafia - satu-satunya yang tersisa

Agafia kini berusia 74 tahun, dan selama 30 tahun terakhir ia tinggal di hutan sendirian. Suatu kali, pada tahun 1990, ia berusaha untuk hidup dengan orang lain, memilih untuk tinggal di biara Pemercaya Lama, dan bahkan menjadi seorang biarawati. Namun penafsiran Agafia terhadap iman itu ternyata berbeda, dan ia kembali ke rumahnya di hutan. Pada 2011, perwakilan dari Gereja Pemercaya Lama resmi Rusia mengunjungi Agafia dan melakukan upacara pembaptisan sesuai dengan hukum gereja.


Keluarga Lykov pada mulanya adalah orang-orang Pemercaya Lama yang tidak beriman, baru pada tahun 2010-an Agafia dibaptis oleh Gereja Pemercaya Lama Rusia yang resmi.

Agafia diberi dukungan oleh pihak berwenang setempat, dengan mantan gubernur Wilayah Kemerovo, Aman Tuleyev, mengeluarkan instruksi bahwa petapa ini akan mendapat semua bantuan yang ia perlukan. Setiap tahun, minat terhadap sang pertapa yang kesepian terus tumbuh. Kru film, wartawan, dokter, dan relawan telah menjenguknya.

Pada 2015, kru film Inggris yang dipimpin oleh sutradara Rebecca Marshall mengunjungi Agafia untuk membuat film dokumenter tentang kehidupannya, The Forest in Me.

Agafia melihat kesendirian sebagai cara paling penting untuk menyelamatkan jiwa seseorang, tetapi ia tidak menganggap dirinya kesepian.

Agafia Lykova membaca sebuah surat dari Bolivia

"Bersama setiap orang Kristen selalu ada malaikat pelindung, juga Kristus dan para Rasul," katanya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki