Pemercaya Lama: Tetap Bertahan Meski Penuh Tekanan

Mengapa Svyataya Rus (Rus Kudus, Kerajaan Tuhan) — yang selamat dari serangan Tatar dan Polandia, dan telah teruji dalam menghadapi segala penderitaan — kini harus diselaraskan dengan standar Yunani, ketika saat itu seluruh pendeta Yunani justru berada di bawah kekuasaan Kesultanan Turki? Para pembangkang inilah yang kemudian menjadi penganut Pemercaya Lama.

Banyak pendeta dan orang awam yang tidak bisa memahami dan menerima perubahan-perubahan ini.

Namun, konservatisme dan kedekatan masyarakat Pemercaya Lama adalah alasan di balik kesuksesan mereka dalam melestarikan kepercayaan, tradisi, dan budaya mereka.

Hanya pada tahun 1971-lah Gereja Ortodoks Rusia melepaskan tuduhan terhadap Pemercaya Lama. Namun demikian, hingga kini tetap ada banyak kesalahpahaman antara dua keyakinan agama ini.

Penganut Pemercaya Lama ditekan dan teraniaya pada masa Kekaisaran Rusia dan di bawah rezim Soviet.

Penganut Pemercaya Lama harus menghadapi penindasan oleh pemerintah. Perkawinan yang ditolak dan sakramen gareja menjadi kekuatan pendorong di balik kapitalisme Rusia pada awal abad ke-20 — dan bertahan sampai sekarang.

Sebagaimana yang sering terjadi dalam perang agama, perbedaan antara posisi kedua belah pihak agak "liar" dan tidak dapat dimengerti, seperti apakah Anda harus membuat tanda salib dengan dua jari atau tiga, atau haruskah Anda mengeja nama Yesus dalam bahasa Rusia "Isus" atau "Iisus"?

Perpecahan dalam Gereja Ortodoks Rusia muncul antara tahun 1650 – 1660-an akibat keinginan Patriark Nikon untuk membawa liturgi sejalan dengan standar Bizantium kuno, membuat kependetaan lebih terpelajar, menyingkirkan praktik ritual panjang dan berlebihan, dan mengembalikan pentingnya doa.

Gerakan keagamaan Rusia menyebut Pemercaya Lama (atau disebut juga Ritualis Lama) menjadi terkenal pada abad ke-17 ketika para pemuka agama ini mengungsi ke Rusia.

Reformasi gereja diperlukan, tapi sikap keras kepala yang tertuang dalam kebijakan Nikon menyebabkan perpecahan.