Opini: Kenapa Orang Rusia Tak Begitu Berbeda dari Orang Amerika?

Adegan film 'Rocky 4'.

Adegan film 'Rocky 4'.

Kinopoisk
Seorang penulis Amerika yang telah tinggal di Sankt Peterburg selama setahun memperhatikan kebiasaan dan perilaku orang-orang Rusia yang sebenarnya tidak ubahnya orang Amerika.

Sejak pilpres AS 2016, Russophobia (fobia terhadap segala hal berbau Rusia) di AS telah menginfeksi pembentukan politik dan media negara tersebut, mencapai dan bahkan melampaui level di era Perang Dingin.

Saya baru saja pindah ke Rusia saat itu, dan suatu hari di sebuah bar, saya duduk di samping seorang wanita Rusia yang baik. Setelah mengetahui saya orang Amerika, ia bertanya, “Mengapa Anda begitu membenci kami?” Saya menjawab dengan mengangkat bahu dan berkata, mungkin karena film Rocky 4?

Saya kemudian memikirkannya sejenak dan menyadari bahwa orang yang tidak pernah mengunjungi suatu negara biasanya hanya punya dua aspek penilaian terhadap negara itu: stereotip media dan politik. Saat ini, para pemimpin Rusia dan AS adalah simbol dari stereotip media masing-masing negara.

Presiden AS adalah seorang pengusaha bombastis dan kelas berat. Presiden Rusia adalah seorang mantan perwira intelijen yang tampak tangguh yang mengizinkan dirinya difoto tanpa baju. Cara media yang tidak masuk akal dalam menggambarkan kedua pemimpin ini telah memicu kesalahpahaman di antara warga-warga kedua negara.

Meskipun dunia yang sangat berhubungan dan besarnya informasi di Internet, citra yang salah ini tetap tumbuh lebih kuat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa ketika orang Amerika berpikir tentang orang Rusia, mereka memikirkan orang yang menakutkan, tak pernah tersenyum, minum vodka dan mungkin adalah mata-mata. Sebaliknya, ketika orang Rusia berpikir tentang orang Amerika, mereka memikirkan seseorang yang keras, gendut, suka senjata, dan mungkin juga adalah mata-mata.

Meski saya tak bisa memberitahu orang Rusia bagaimana mereka dapat mengatasi kesalahpahaman ini, saya dapat berdiskusi dengan mereka di AS. Alih-alih mendengarkan pernyataan klise pakar, fokuslah pada hal-hal yang tak cukup menarik untuk diberitakan: hal-hal yang tak pernah Anda ketahui sampai ia dibicarakan oleh orang-orang.

Sebagai contoh, ketika saya bertemu guru bahasa Rusia saya setiap akhir pekan, ia memberitahu saya tentang menghabiskan waktu bersama cucunya di taman, dan bagaimana mereka pergi menonton film, dan membeli es krim. Atau seorang teman saya yang frustrasi karena ia harus pulang untuk mengunjungi keluarganya dan bingung akan cara memberitahu mereka bahwa iamulai merokok. Atau bagaimana terakhir kalinya saya berada di toko kelontong untuk membeli susu, dan saya harus minggir demi seorang anak yang menangis di belakang ibunya, memegang kotak berisi sesuatu yang manis yang dilarang oleh ibunya — untuk ketiga kalinya.

Orang-orang Rusia tidak selalu tahu buku mana yang ingin mereka baca dan kadang-kadang mereka membaca tiga atau empat buku tanpa menyelesaikan satu pun. Mereka terkadang suka es krim sehingga rela keluar di saat hujan untuk membelinya, dan mereka berdebat apakah nanas adalah topping yang cocok untuk piza.

Orang Rusia tidak berbeda dari orang Amerika karena pada akhirnya tidak masalah apakah Anda tersenyum lebih banyak atau topping apa yang anda suka di sup. Orang Rusia tidak berbeda dari orang Amerika karena mereka adalah manusia, dan manusia punya keinginan dan harapan yang sama. Manusia bisa takut dan merindukan orang-orang yang mereka cintai, jatuh sakit ketika musim berubah, mengeluh kepada teman-teman tentang pengalaman seks yang buruk, dan khawatir orang tua mereka bisa menjadi terlalu rasis ketika sudah lanjut usia nanti.

Jadi, jika Trump mengubah perang twitter menjadi perang yang sebenarnya, atau beberapa berita mengungkapkan bahwa Putin memiliki lengan robot Kalashnikov, ingat bahwa orang Rusia dan Amerika sama-sama orang biasa dan kita semua punya masalah sendiri untuk dikhawatirkan.

Benjamin Davis adalah seorang jurnalis Amerika dan pengarang 'The King of Fu' yang tinggal di Sankt Peterburg, Rusia di mana ia menghabiskan satu tahun bekerja dengan seniman Rusia Nikita Klimov dalam proyek mereka: Flash-365. Sekarang, ia juga menulis kisah fiksi realisme magis tentang budaya Rusia, kesalahpahaman diri, dan babushka sembari berbagi kisah di saluran Telegram-nya.

Ingin tahu bagaimana orang Amerika digambarkan di film Rusia? Artikel kami sedikit banyak akan menjelaskan Anda.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki