VAR digunakan untuk pertama kalinya pada Piala Dunia FIFA 2018™ selama pertandingan antara Prancis melawan Australia. Dengan teknologi ini, wasit memberikan peluang tendangan penalti kepada Prancis. Langkah ini menentukan hasil pertandingan.
Pertandingan Grup C antara Les Bleus dan Socceroos menemui jalan buntu dengan skor 0-0 ketika wasit Andres Cunha memutuskan untuk menonton tayangan ulang di monitor sisi lapangan, dan teknologi mengubah keputusannya. Alhasil, Prancis mendapat dua peluang tendangan penalti, dan menang 2-1.
VAR juga digunakan untuk memeriksa gol pertama Diego Costa melawan Portugal, serta dalam pertandingan Peru vs Denmark, Swedia vs Korea Selatan, dan Kosta Rika vs Serbia.
VAR akan terus mendukung wasit selama 64 pertandingan Piala Dunia 2018. Sistem ini dapat digunakan dalam empat situasi: setelah gol dicetak, keputusan penalti, kartu merah atau untuk mengkonfirmasi identitas, misalnya jika pemain diusir dari lapangan.
Teknologi ini menyediakan analisis video real-time menggunakan jaringan 33 kamera berbeda, termasuk dua kamera pintar khusus yang dirancang untuk mendeteksi ketika seorang pemain offside. FIFA memasang pusat operasional VAR tunggal di Moskow, yang terhubung ke semua stadion Piala Dunia melalui jaringan serat optik.
Kebanyakan wasit top menyambut baik teknologi ini. “VAR bisa menjadi sahabat; kami tidak akan lagi membuat kesalahan penting," kata wasit Belanda Bjorn Kuipers. Namun begitu, yang lain khawatir VAR bisa menumpulkan kemampuan wasit.
Sergey Khusainov, seorang wasit Rusia, mengatakan bahwa teknologi baru itu bermanfaat tetapi bisa menyebabkan penurunan konsentrasi wasit. “Kapan akan diputuskan untuk melihat replay? Ini terjadi ketika wasit terlambat membuat keputusan," kata Khusainov.
Teknologi baru ini memulai debutnya di Piala Dunia setelah sebelumnya sempat diuji di Serie A di Italia, Bundesliga di Jerman, dan Piala FA di Inggris.
Butuh lebih banyak alasan untuk menonton Piala Dunia? Iklan-iklan ini akan membuat Anda semakin semangat menontonnya.