Mereka rakus
"Mereka tinggal di apartemen kredit seperti budak. Semuanya dibeli dengan pinjaman: mobil, iPhone, liburan, pakaian. Mereka pamer. Mereka melakukan renovasi senilai jutaan. Makanan yang mereka makan super bio. Semuanya dibuat untuk mereka. Pangkas rambut, ahli kecantikan... Mereka mendapatkan 100 ribu rubel (23,7 juta rupiah) dan mengatakan bahwa itu hal biasa. Mereka tidak tahu apa itu hidup! "
Yang membedakan antara penduduk Moskow dengan orang-orang Rusia di daerah lain adalah gaji dan pengeluaran. Bagi banyak orang, "ketidakadilan mencolok" ini sendiri cukup beralasan untuk membenci mereka. Sebagai contoh, di Moskow pada tahun 2017 gaji rata-rata adalah 63 ribu rubel (naik menjadi 67.000 rubel tahun ini), sementara gaji rata-rata di Pskov (730 kilometer di barat laut Moskow) adalah 21.669 rubel. Di Volgograd (970 km di tenggara Moskow) gaji rata-ratanya seribu rubel lebih tinggi daripada di Pskov.
Warga Moskow menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa kehidupan di ibu kota lebih mahal, dan biaya perumahan, makanan, dan transportasi yang lebih tinggi harus diperhitungkan. Namun, adalah hal yang biasa bagi warga Moskow untuk membeli keanggotaan pusat kebugaran tahunan seharga 50 ribu rubel dan melupakannya dua bulan kemudian. Di negara yang menurut statistik negara terdapat 22 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan, sulit bagi orang daerah untuk memahami pemborosan tersebut. Sama sulitnya dengan memahami orang-orang yang membeli roti bebas gluten seharga 549 rubel saat roti di daerah harganya sekitar 35 rubel.
Kebanggaan dan kesombongan
"Saya bukan dari ibu kota. Saya tumbuh di pinggiran, dan benar-benar semua orang di sana berpikir bahwa orang Moskow itu sial. Mereka menjengkelkan dan tidak tahu bagaimana menyetir. Seolah-olah semua orang harus tahu mereka berasal dari mana. Mereka jahat, sombong dan angkuh."
Karakter adalah alasan lain untuk membenci penduduk Moskow. Seolah-olah ibu kota dihuni oleh orang-orang tidak menyenangkan yang siap mengorbankan Anda, teman, dan ibu mereka jika itu untuk keuntungan mereka. Mereka juga sombong, menganggap diri sebagai anggota kasta tertinggi. Forum online, diskusi jaringan sosial dan kuliah umum sering membicarakan ketidakramahan orang-orang Moskow. Salah satu alasan yang paling populer adalah bahwa mereka rakus dan bahwa mereka tidak menyukai orang yang tidak menyukai mereka (yaitu pendatang baru).
Sementara itu, penduduk Moskow menyebut diri mereka sebagai "orang yang sederhana, tenang dan percaya diri". Menurut pandangan mereka, para pendatanglah yang provokatif dan menjengkelkan. "Begitu membeli apartemen, mereka langsung jadi penduduk Moskow. Mereka mengkritik walikota dan tidak mengikuti aturan lalu lintas saat berkendara. Semuanya mewah, namun mereka rumit. "
Mereka hidup dengan uang kita
"Moskow ibarat parasit bagi seluruh negeri. Kota ini mengisap darah dari daerah-daerah."
Dalam arti tertentu, Moskow memang hidup dengan mengorbankan daerah lain. Di sanalah sumber keuangan, manusia dan intelektual terpusat. Moskow mendapat pajak negara, meski alirannya menuju anggaran federal, bukan Moskow.
Dan meskipun standar kehidupan rata-rata orang Moskow lebih tinggi daripada di daerah, warga ibu kota masih tidak mengerti. "Apa yang dilakukan warga Moskow?" Mereka bertanya. "Bagaimana kita mencuri uangmu?"
Negara terpisah
"Ini adalah negara dalam sebuah negara."
Mereka yang bercita-cita untuk pindah ke ibu kota dan tinggal di sana untuk waktu yang lama merasa takut dengan biaya perumahan. Harga rata-rata untuk satu meter persegi real estate di Moskow adalah antara 118 ribu dan 365 ribu rubel, tergantung daerahnya. Ini dua kali lebih tinggi dari di Sankt Peterburg dan hampir enam lipat harga di kota-kota Rusia lainnya dengan populasi lebih dari satu juta. Hal lain yang semakin membuat mereka dibenci adalah beberapa penduduk Moskow mewarisi apartemen dan secara otomatis menjadi "orang kaya". Seseorang dari daerah hanya bisa membayangkan membeli properti di Moskow.
Beberapa orang percaya bahwa penduduk Moskow mencoba cara ini untuk memisahkan diri dari orang-orang di daerah, yang kehidupannya tidak mereka ketahui. Ini terkadang benar adanya.
"Omong-omong, sampai hari ini ketika saya mengingat atlas saat sekolah, saya membayangkan Pegunungan Ural sebagai semacam dinding tebing raksasa yang mencapai langit, dan di baliknya hidup orang-orang biadab," Kata seorang Muscovite dalam satu forum online.
Moskow sekarang berbeda dengan yang dulu. Baca artikel ini untuk mengetahui seperti apa ibu kota Rusia 50 tahun silam.