Ke Suriah, Putin Perintahkan Penarikan Pasukan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memeluk Presiden Suriah Bashar al-Assad di keresidenan Bocharov Ruchei, di resor Laut Hitam Sochi, Rusia, 20 November 2017.

Presiden Rusia Vladimir Putin memeluk Presiden Suriah Bashar al-Assad di keresidenan Bocharov Ruchei, di resor Laut Hitam Sochi, Rusia, 20 November 2017.

Mikhail Klimentyev/AP
Presiden Putin tiba di Pangkalan Udara Hmeimim pagi ini dan memerintahkan seluruh pasukan untuk bersiap kembali ke tanah air.

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Pangkalan Udara Hmeimim, Suriah, pada Senin pagi (11/12) dan memerintahkan penarikan pasukan Rusia dari negara tersebut.

“Saya memerintahkan menteri pertahanan dan staf umum untuk mulai menarik pasukan Rusia kembali ke tanah air,” kata Presiden Putin kepada seluruh pasukan.

Sang presiden menyebutkan bahwa pasukan Rusia akan pulang ke tanah air dengan kemenangan. Putin juga menambahkan, jika kelompok teroris (ISIS) berusaha mencuri kesempatan dan bangkit kembali, Rusia tak akan ragu untuk menyerang mereka dengan serangan yang tak pernah mereka bayangkan.

Sebelumnya pada Rabu (6/12), Kementerian Pertahanan Rusia secara resmi mengumumkan kemenangan atas teroris ISIS di Suriah. Kemhan menyebutkan, tak ada lagi desa di negara itu yang dikuasai ISIS.

Kunjungan Putin ke Suriah hari ini merupakan kunjungan pertama presiden Rusia dalam tujuh tahun terakhir. Menurut informasi situs Kremlin, terakhir kali presiden Rusia ke Suriah adalah ketika Dmitry Medvedev melakukan kunjungan resmi ke Damaskus pada Mei 2010.

Rusia memulai kampanye antiteroris di Suriah pada 30 September 2015, menyusul permintaan resmi dari Damaskus. Kampanye tersebut melibatkan pasukan udara, angkatan laut, dan pasukan darat sebagai penjinak ranjau. Selama operasi, berdasarkan data resmi, Rusia kehilangan 40 personel militernya.

Pada Maret 2016, Presiden Putin memutuskan untuk menarik sebagian besar pasukan udara Rusia karena misi yang ditugaskan telah tercapai. Meski begitu, Rusia tak meninggalkan tanggung jawabnya untuk memperkuat militer Suriah dengan berbagai persenjataan dan sekaligus melatih para ahli militer di negara itu.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki