“Ini cuma hasil edit. Kenapa kita harus membahas ini?” ujar Letnan Kolonel Sergey kulakov pada September 2016, saat menjawab pertanyaan seorang wartawan koran Sankt Peterburg Fontanka. Ia mengomentari foto seseorang yang mirip dengannya mengenakan seragam tentara Amerika. Fontanka menemukan foto itu di media sosial MySpace.
Kulakov mengaku tidak tahu apa-apa tentang foto itu. Bahkan, ia menyangkal pernah ke AS; para penyelidik tidak percaya. Pada Senin (2/10), Kulakov divonis penjara dua tahun karena penyalahgunaan jabatan. Pengadilan juga menjatuhinya denda 10 ribu rubel (2,3 juta rupiah) karena menyembunyikan kewarganegaraan asing.
Kisah Panjang
Mengejutkannya, keseluruhan kasus ini diketahui tanpa sangkut paut intelijen – setidaknya awalnya. Ketika menyelidiki kasus lain (penipuan bisnis), polisi menerima informasi bahwa salah satu tersangka adalah agen rahasia yang sempat menjawab pertanyaan Kulakov. Setidaknya ini menurut sang tersangka.
Tersangka lain, pebisnis dan mantan polisi Igor Khotin, juga kenal Kulakov. Ia kemudian membeberkan sesuatu yang sangat mengejutkan: Kulakov adalah warga negara AS dan ia menunjukan kepadanya paspor AS. Setelah itu, polisi dan Fontanka mulai menyelidiki hal ini.
Rusia - AS - Rusia
Menurut informasi resmi, Sergey Kulakov bertugas di Kepolisian Sankt Peterburg sejak 1990-an, di divisi kejahatan terencana. Ia berhenti bekerja pada 2004 atau 2005 ketika ia berusia 32, dan setelah ini tidak diketahui apa yang ia lakukan selama lima tahun. Ia kemudian muncul kembali sebagai polisi dan bekerja dengan sukses hingga ia diduga memiliki hubungan dengan AS.
Seperti yang diterangkan Fontanka, foto orang yang mirip Kulakov menunjukkan bahwa ia mengenakan seragam Brigadir Pengawasan Medan Perang Ke-525. Pakar militer Alexey Stepanov mengatakan, Kulakov mungkin menjadi bagian dari Batalion Intelijen Militer Ke-519, yang ikut serta dalam aksi militer AS di Afganistan dan Irak.
Bukan Mata-mata
Menurut para penyelidik, foto-foto itu diambil di Fort Bragg, Carolina Utara, tempat berdirinya salah satu pangkalan militer terbesar AS. Kulakov sendiri mengatakan kepada Fontanka bahwa foto-fotonya itu hasil ulah Igor Khotin (meski sekumpulan foto itu telah berada di situs web selama bertahun-tahun, diduga diambil tahun 2007 atau 2008).
Kulakov tak bisa membuktikan hal ini ke pengadilan, sehingga ia divonis penjara dua tahun. Menurut sumber dari pihak penegakan hukum kepada Interfax, Kulakov tak berniat mengganggu kepentingan nasional Rusia – ia hanya memutuskan untuk menyembunyikan keterkaitannya dengan AS dari teman-teman kerja dan negara, tapi ia bukan mata-mata. Jika iya, hukuman untuknya bisa lebih berat.