Lavrov Peringatkan untuk Tidak Memecah Belah Suriah

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Sidang Umum PBB ke-72.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Sidang Umum PBB ke-72.

Li Muzi/Xinhua/Global Look Press
Menurut Lavrov, selain harus menyelesaikan perang melawan terorisme, upaya untuk menyatukan kembali Suriah juga harus dipikirkan.

Pembagian wilayah di Suriah harus dihindari karena dapat menimbulkan reaksi berantai di seluruh kawasan Timur Tengah, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah konferensi pers, Jumat (22/9).

“Pertama, kita harus selesaikan perang melawan terorisme, tapi selain itu kita juga perlu memikirkan cara untuk menyatukan kembali Suriah,” kata sang menteri. “Pembagian wilayah tak boleh terjadi, efeknya akan menyapu habis Timur Tengah. Ini memang yang ingin diinginkan beberapa pihak tertentu, yang merasa diuntungkan dari kekacauan yang bergejolak di sana,” kata Lavrov menambahkan, seperti yang dikutip TASS.

“Konsep zona deeskalasi hanya akan digunakan untuk sementara saja,” lanjutnya. “Bahkan dalam kerangka periode enam bulan pelaksanaan rencana ini, seiring dengan penerapan zona deeskalasi ini, kami ingin memotivasi proses rekonsiliasi nasional demi menciptakan situasi yang membantu memulai pembangunan dialog nasional secara luas serta mempersiapkan landasan bagi sebuah proses politik di samping apa yang sedang dilakukan di Jenewa,” tambahnya.

“Proses Astana telah menyatukan seluruh pihak ke meja perundingan, baik pihak pemerintah maupun unit-unit bersenjata sama-sama menahan diri untuk tidak bertempur satu sama lain di lapangan. Ini adalah terobosan besar,” kata Lavrov.

Sejak Mei 2017, ada empat zona deeskalasi yang didirikan di Suriah sesuai dengan kesepakatan yang dicapai di Astana oleh negara-negara perwakilan penjamin gencatan senjata, yakni Rusia, Iran, dan Turki. Zona deeskalasi meliputi Provinsi Idlib, beberapa wilayah di sekitar Provinsi Latakia, Hama, dan Aleppo di sebelah utara kota Homs, Gouta Timur, serta Provinsi Daara dan al-Quneitra di selatan Suriah. Sejak 6 Mei, aktivitas militer dan penerbangan pesawat terbang di zona deeskalasi telah dilarang. Memorandum tersebut akan tetap berlaku selama enam bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis selama enam bulan berikutnya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki