Deeskalasi Konflik Suriah, Rusia-Turki-Iran Akan Petakan Daerah Keamanan

Pertemuan di Astana pada Januari 2017.

Pertemuan di Astana pada Januari 2017.

ZUMA Press/Global Look Press
Memorandum pemetaan tersebut ditandatangani oleh ketiga negara selaku penanggung jawab gencatan senjata di Suriah.

Rusia, Turki, dan Iran akan membentuk satuan kerja dalam dua minggu guna memetakan daerah-daerah keamanan dan deeskalasi konflik di Suriah setelah memorandum terkait ditandatangani dalam pertemuan di Astana, Kazakhstan pada hari Rabu (3/5) dan Kamis.

Memorandum tindakan tersebut ditandatangani oleh ketiga negara selaku penanggung jawab gencatan senjata di Suriah. Tindakan yang diinisiasi Rusia itu menetapkan penciptaan daerah keamanan di provinsi Idlib, di bagian utara kota Homs, di Ghouta Timur, dan di selatan Suriah.

“Para negara penanggung jawab dalam dua minggu akan membentuk satuan kerja yang terdiri dari perwakilan berwenang dalam rangka memetakan daerah keamanan dan deeskalasi konflik,” demikian Sputnik mengutip pernyataan dalam memorandum tersebut.

Tentara pemerintah Suriah dan oposisi akan dilarang untuk berseteru di daerah-daerah yang telah ditentukan dengan adanya petugas keamanan dari negara penanggung jawab serta pos pemeriksaan dan pengawasan.

Selain itu, akan ditentukan pula tempat mana saja yang dikuasai oleh kelompok oposisi pemerintah, untuk dapat dibedakan dengan tempat yang diduduki teroris seperti ISIS dan al-Nusra.

Peta ini akan dipersiapkan dalam waktu sebulan hingga 4 Juni mendatang.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki