Bagaimana Arsitek Soviet Merancang Bagunan “Proletar” yang Cerah?

Wisata
ANNA SOROKINA
Campuran fasad beton dengan pilar bergaya antik dijuluki 'Red Dorica' (“Dorica Merah”) pada 1920-an sampai 1930-an — gaya "revolusioner" yang asli. Lalu, di mana Anda bisa menemukan bangunan seperti itu saat ini?

Tahun-tahun setelah Revolusi Bolshevik 1917 ditandai dengan kebebasan: dari perbudakan, penindasan tsar, hingga rezim lama. Arsitek masa itu menyulap visi rumah yang ideal, serta bagi seluruh kota, cocok untuk kehidupan sehari-hari kaum proletarian yang baru. ‘Proletar’ merupakan suatu istilah untuk mengidentifikasikan kelas sosial yang merujuk pada kaum buruh dan pekerja. Gelombang avant-garde ini melahirkan mode baru, yang disebut sebagai "proletar klasik" (atau ‘Red Dorica’) — menggabungkan unsur-unsur konstruktivisme yang modis dan arsitektur antik klasik di dalamnya. Tren ini nantinya akan menginspirasi "gaya kejayaan Stalin".

Arsitektur revolusioner

Bapak dari gerakan gaya baru adalah arsitek Ivan Fomin (1872-1936), yang terkenal dengan rumah-rumah neoklasiknya selama selama periode kekaisaran. Dacha yang ia rancang untuk diplomat Aleksandr Polovtsov, dengan serambi Yunani dan barisan tiangnya yang lebar, dianggap sebagai tolok ukur gaya arsitekstur di Rusia. Sementara, selama tahun-tahun revolusi, ia mengadaptasi tatanan Yunani dan Romawi klasik ke segi singkat konstruktivisme.

Salah satu karyanya yang paling terkenal di Moskow adalah gedung 'Dynamo Society' di Lapangan Lubyanka (1928-1931), yang dibangun bersama dengan Arkady Langman — perancang di belakang gedung Gosduma. Di satu sisi, bangunan itu adalah contoh dari jenis konstruktivisme yang kita harapkan dari zaman itu, dengan jendela iluminator bundar dan geometri yang tepat. Namun, fasadnya memperlihatkan deretan pilar berpasangan tanpa alas — contoh klasik dari tatanan dorikal antik.

Sejak 1919, Fomin mengepalai program pengembangan kota untuk Petrograd (sekarang Sankt Peterburg), menyuntikkan ide-idenya ke kota dan memberikan perspektif baru tentang gaya klasik. Bersama muridnya, Lev Rudnev (perancang gedung Universitas Negeri Moskow), dia bekerja di 'Field of Mars' (“Lapangan Mars”), tugu peringatan bagi para korban Revolusi. Ada taman di depan Institut Smolny (sekarang kediaman gubernur Sankt Peterburg) yang dibangun oleh Vladimir Schuko dan Vladimir Gelfreich (pendukung masa depan arsitektur Stalinis). Bagunan ini terdiri dari dua gerbang lima pilar tinggi yang merupakan ciri khas arsitektur Yunani Kuno. Propylaea berisi tulisan emas: "Proletar dunia, bersatu!" dan “Soviet pertama dari kediktatoran proletar”.

Bangunan-bangunan tua juga dibuat ulang dengan gaya Revolusioner. Gedung Kereta Api Rusia di Krasnye Vorota dibangun pada abad ke-18 sebagai gedung kantor istana. Namun, pada tahun 1930-an, Fomin mengubahnya menjadi lokomotif suprematis, menambahkan pilar pendek ke fasad.

Model kota proletar

Kota tempat ide-ide Fomin benar-benar berkembang adalah Ivanovo — ibu kota tekstil Rusia. Mereka menyebutnya sebagai model kota proletar karena banyaknya arsitektur avant-garde: ada rumah komune, 'rumah metafora' (dibangun agar terlihat seperti binatang, kapal, tapal kuda) dan, tentu saja, "proletar klasik" . Ide Fomin juga digunakan dalam perancangan institusi pendidikan kota.

Diantaranya adalah Universitas Teknologi Kimia, Universitas Energi dan Universitas Tekstil. Semua bangunan membentuk halaman, dengan ujung menghadap ke jalan. Desain interiornya sangat sederhana, tidak ada yang mewah; meskipun semua fasadnya dibuat dengan gaya antik, dengan pilar.

Halaman berisi Perpustakaan Ilmiah Regional Ivanovo dengan gaya yang sama. Dengan cara ini, Fomin mencapai pembentukan seluruh distrik universitas.

Stasiun Metro pertama

Bukan hanya gedung-gedung yang dibuat dengan gaya klasik proletar, tetapi juga stasiun-stasiun Metro Moskow — di antaranya Krasnye Vorota (1935) dan Teatralnaya (1938), yang ditandai dengan tiang-tiang besar dan kubah.

Meskipun Fomin adalah perancang dibalik kedua stasiun itu, Teatralnaya (disebut 'Ploschad Sverdlova' pada masa itu) diselesaikan oleh muridnya, Leonid Polyakov. Para ideolog Red Dorica percaya bahwa arsitektur Soviet baru harus didasarkan pada klasik, tetapi pada saat yang sama, geometrinya lebih kasar dan brutal. Sudah di pertengahan 1930-an, para arsitek (di antara mereka adalah murid-murid Fomin) akan beralih ke neoklasikisme, menambahkan suar baru ke gaya proletar yang ketat: era Stalinisme telah tiba di Uni Soviet!

Selanjutnya, Bagaimana Stalin Mengubah Moskow Menjadi Kota Metropolitan? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: