Pabrik tembaga ini adalah pabrik tertua yang beroperasi di kota, yang dibuka pada tahun 1949. Hal pertama yang Anda rasakan ketika mendekati pabrik ini adalah bau yang tajam. Dioksida dari belerang adalah produk sampingan dari tungku peleburan, dan semakin dekat Anda dengan unit produksi, bau tersebut semakin kuat.
Pada tahun 2026, program 'Sulfur' akan mulai berlaku di pabrik tembaga: Sulfur akan digunakan untuk memproduksi gipsum untuk campuran konstruksi.
Karena zat berbahaya, beberapa pekerja berkeliling di pabrik tidak hanya memakai masker pernapasan, tetapi menggunakan masker selang.
Tembaga cair dipindahkan dengan cawan ke dalam tungku untuk memproduksi tembaga anoda bebas kotoran. Suhu peleburan tembaga lebih dari 1.000 derajat Celsius, sehingga sangat panas di pabrik, meskipun dengan ventilasi yang kuat. Material anoda dituangkan ke dalam cetakan dan dibawa dengan gerbong ke unit elektrolisis.
Di sana, material tersebut tenggelam dalam bak asam sulfat selama tiga minggu, menghasilkan produk akhir pabrik: lembaran tembaga murni.