Jangan lewatkan!
Bergabunglah dengan Russia Beyond di saluran Telegram kami untuk mendapatkan konten eksklusif lainnya
KD Studios, Mosfilm
Musim terbaru dari serial Apple+ 'For All Mankind' menampilkan Uni Soviet dan NASA yang berlomba untuk mencapai Mars. Serial ini menggambarkan sejarah alternatif eksplorasi luar angkasa, di mana Soviet menjadi yang pertama mencapai bulan dan Amerika harus menghadapi tantangan baru.
Pada musim ketiga, pesawat ruang angkasa Soviet 'Mars 95' siap untuk memulai misinya. Benar, Uni Soviet masih ada dan Mikhail Gorbachev pun masih berkuasa. Perlombaan baru kian memanas.
Banyak sinematografer Soviet berkhayal tentang bagaimana penjelajahan luar angkasa di masa depan. Kadang-kadang, impian yang dimiliki cukup naif (menampilkan pesawat luar angkasa yang tampak seperti wahana anak-anak); namun, ada juga yang jauh lebih canggih dan futuristik dari yang sebenarnya. Russia Beyond kali ini akan menampilkan 'impian' tersebut dari sejarah perfilman Rusia dan Soviet.
Film ini memberikan pandangan yang agak primitif tentang perjalanan ke planet lain. Dalam film Soviet 'Planet Badai' karya Pavel Klushantsev, tiga kapal luar angkasa dengan tipe yang sama dikirim dalam ekspedisi ke Venus, yaitu 'Capella', 'Vega', dan 'Sirius'. 'Sirius' berhasil mendarat, tetapi sejujurnya, jika kita menontonnya di zaman modern seperti saat ini akan terlihat lucu — pesawat luar angkasa dalam film ini lebih terlihat seperti wahana di taman bermain.
Pesawat luar angkasa 'Tantra' (difilmkan di atas pesawat penumpang) adalah salah satu pesawat luar angkasa yang megah dalam sejarah Soviet. Pesawat ini juga tidak terlihat seperti roket biasa. Film ini mengisahkan tentang para kru pesawat yang mendarat di sebuah planet yang tak dikenal, di mana mereka harus bertarung melawan alien yang tak bersahabat.
'Zarya' bercerita tentang para siswa sekolah yang terlibat dalam perjalanan antarplanet sebagai fantasi tentang bagaimana masa depan umat manusia. Pada saat pembuatan film ini, desain pesawat luar angkasa dan peralatan di dalamnya tampak sekitar dua dekade lebih maju dari apa pun yang ada di industri luar angkasa Soviet pada masa itu.
Film yang terbagi atas dua bagian buatan sutradara Richard Viktorov ini berkisah tentang pesawat ruang angkasa 'Astra', yang melintasi alam semesta untuk mencari peradaban baru dan bencana teknologi. Penemuan alien wanita yang berwujud seperti manusia mengganggu misi tersebut.
Pesawat luar angkasa dari film komedi anti-utopis surealis Soviet ini lebih mirip kaleng bekas. Mungkinkah ada hubungannya dengan fakta bahwa pesawat inilah yang justru paling banyak disukai penonton?
Film fiksi ilmiah karya sutradara Kira Bulychev ini mengisahkan seorang gadis muda yang tak kenal takut — Alisa — dan teman-temannya yang menjelajahi luar angkasa dengan pesawat luar angkasa yang futuristik.
Dalam sekuel film legendaris Stanley Kubrick '2001: A Space Odyssey', pesawat luar angkasa 'Alexei Leonov' (dinamai sesuai nama kosmonot Soviet yang melakukan perjalanan luar angkasa pertama dalam sejarah) menuju Jupiter dengan kru campuran Soviet dan Amerika. Kapal ini terlihat seperti stasiun luar angkasa yang lengkap, jauh lebih besar dari pendahulu dari film sebelumnya yang berjudul The Discovery.
Dalam waktu dekat, sebuah virus akan menguasai Bumi dan dapat menyebabkan akhir dari kehidupan manusia. Untuk menyelamatkan diri, sebuah misi luar angkasa menuju planet yang jauh dengan menggunakan kapal yang terlihat seperti pesawat ulang-alik Soviet 'Buran' (yang pada kenyataannya tidak pernah melakukan perjalanan ke mana pun, apalagi melakukan perjalanan antarbintang).
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda