Kosmonaut-kosmonaut Rusia melakukan percobaan ini untuk mengembangkan teknologi aditif dalam pembuatan produk-produk berbahan polimer di ruang hampa udara. Karena itulah, sebuah pencetak 3D akan dikirimkan ke ISS pada Juni mendatang dengan pesawat ruang angkasa Progress MS-20.
Menurut Badan Antariksa Federal Rusia Roscosmos, eksperimen ini dipimpin oleh Perusahaan Roket dan Antariksa (RSC) Energia, sementara mesin pencetak tersebut dikembangkan oleh Universitas Politeknik Tomsk. Saat ini, pembuatan pencetak 3D tengah memasuki tahap finalisasi. Kelak, mesin pencetak ini dapat mencetak sampel dan detail polimer termoplastik dengan menerapkan metode lapisan demi lapisan benang polimer cair.
Kosmonaut Oleg Artemiev, Denis Matveev, dan Sergei Korsakov akan memulai percobaan ilmiah tersebut dengan terbang ke ISS pada Maret mendatang dengan pesawat ruang angkasa berawak Soyuz MS-21. Hasil pencetakan 3D itu nantinya akan dibawa kembali ke Bumi sehingga para ilmuwan dapat membandingkannya dengan spesimen yang dibuat dengan printer 3D terestrial. Dengan demikian, para ilmuwan dapat meneliti dampak gaya berat mikro pada pencetakan 3D secara komprehensif.
Sementara itu, pencetakan 3D di orbit sebetulnya sudah berkembang. Misalnya, jaringan tulang tikus, yang hendak ditransplantasikan ke hewan pengerat itu di Bumi, berhasil dicetak di ISS. Pencetakan berlangsung beberapa hari. Percobaan itu bertujuan untuk mengkaji sifat-sifat bahan yang diperoleh di ruang angkasa, yaitu kemampuannya untuk menumbuhkan jaringan dan seberapa tepat bahan yang digunakan sebagai kerangka kerja untuk pertumbuhan tersebut. Pada masa depan, teknologi ini dapat digunakan untuk mengobati patah tulang akut dan menggantikan kerusakan akibat tumor tulang atau jaringan lunak di sekitarnya dengan metastasis tulang.
Pakar-pakar Roscosmos menekankan bahwa kelak penggunaan teknologi aditif yang telah teruji dapat memungkinkan kosmonaut yang bertugas di stasiun orbit dekat Bumi memproduksi bagian dan alat yang diperlukan langsung di ruang angkasa, daripada menunggu pengirimannya dengan kapal pengangkut dari Bumi. Selain itu, pencetakan 3D memungkinkan misi ruang angkasa berawak dilakukan dalam periode yang lama.