Drone ofensif Orion telah dilengkapi persenjataan dan tengah dilatih untuk tak hanya menembak target darat, tetapi juga target udara.
Menurut BUMN Rostec, selama uji amunisi terbaru, pesawat nirawak itu berhasil menghancurkan target berupa helikopter otonom.
“Drone ofensif Orion mempraktikkan penggunaan senjata baru. Berdasarkan skenario latihan, helikopter harus masuk ke pangkalan militer, dan Orion, jika tidak ada sarana pertahanan udara lain, bertugas untuk menemukan dan menghancurkan objek tersebut,” kata Rostec menjelaskan. Seluruh uji coba ini dilakukan di salah satu tempat pelatihan militer di Krimea.
Rostec menyebutkan bahwa bukan hanya rudal terbaru yang digunakan selama pelatihan, melainkan juga target nirawak tertentu serupa helikopter. “Peniru target udara kami bergabung dengan persenjataan Angkatan Udara dan Ruang Angkasa setahun yang lalu, dan selama periode itu ia telah beberapa kali menunjukkan kegunaannya, berkontribusi dalam mempraktikkan tindakan praktis pendeteksian dan eliminasi musuh udara yang disimulasikan,” kata Rostec.
Orion termasuk dalam kelas drone ofensif jarak jauh dengan ketinggian menengah.
Berat lepas landas maksimumnya 1.150 kilogram, kecepatan jelajahnya 200 kilometer per jam, dan ketinggian terbang maksimumnya tujuh kilometer. Perangkat ini dapat bertahan hingga 24 jam di udara.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda