Rusia memperkenalkan cara baru untuk memanaskan rumah-rumah di lokasi pesisir terpencil. Teknologi ini bahkan telah diuji di Pevek, sebuah kota di wilayah Arktik Rusia. Setahun yang lalu, kapal pembangkit listrik raksasa Akademik Lomonosov merapat di pelabuhan kota tersebut. Kapal tersebut dilengkapi sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir dengan reaktor yang relatif kecil. Berkat reaktor nuklir “portabel” tersebut, penduduk Pevek kini dapat menikmati pemanas dan air panas yang masuk ke rumah-rumah warga.
“Sumber (tenaganya) bukan sekadar reaktor biasa dengan menara pendingin raksasa, melainkan sebuah pembangkit nuklir generasi pertama yang lebih kecil dan berpotensi lebih serbaguna — dalam hal ini di atas kapal yang mengapung di dekat Samudra Arktik,” laporNew York Times, Jumat (5/11).
Berbeda dengan penggunaan tenaga nuklir pada umumnya untuk menghasilkan energi, kapal di Pevek bekerja dengan prinsip yang berbeda. Biasanya, pembangkit listrik tenaga nuklir besar sejenis di AS, Eropa, dan Asia menghasilkan listrik yang kemudian digunakan untuk menyalakan sistem pemanas di area perumahan.
Sebaliknya, pembangkit listrik tenaga nuklir terapung di dekat Pevek mentransfer panas langsung dari reaktor di atas kapal ke rumah-rumah warga melalui sistem yang disebut water loop dan pertukaran panas yang menangkap air yang terkontaminasi dengan partikel radioaktif di dalam pembangkit listrik, tetapi mentransfer energi panas ke jaringan pipa di seluruh kota.
Terlepas dari bahaya yang biasanya dikaitkan dengan energi nuklir, sebagian besar dari 4.500 penduduk kota pelabuhan terpencil Pevek, yang terletak di atas Lingkar Arktik di Chukotka, menyambut baik teknologi nonkonvensional tersebut, menurut laporan New York Times. Kalaupun ada yang merasa skeptis, mereka tak bisa menolak karena sistem itu kini telah meliputi seisi kota.
Orang-orang mandi, memandikan anak-anak mereka, dan berencana untuk mengoperasikan pemandian uap setempat dengan energi panas yang dihasilkan oleh pembangkit nuklir terapung, yang dapat dilihat oleh beberapa warga dari jendela apartemen mereka.
Badan pengawas nuklir Rusia, Rosatom, melaporkan bahwa ada sejumlah langkah yang dilakukan demi menjamin keamanan penggunaan model pembangkit listrik tersebut. Menurut Rosatom, pihaknya mengatur perbedaan tekanan antara air yang bersirkulasi melalui gedung-gedung dan cooling loop di atas kapal — itulah cara demi mencegah kebocoran radiasi yang tak disengaja, pembangkit listrik dirancang supaya tahan terhadap benturan luar, seperti kecelakaan pesawat kecil, sementara sebuah lapisan struktur penahan dibangun di atas kapal guna menjaga pembangkit listrik tersebut tetap mengapung.
Meskipun pemanasan perumahan langsung dengan energi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir terapung tak lazim, reaktor kecil seperti yang ada di Pevek telah digunakan oleh banyak negara selama bertahun-tahun. AS dilaporkan mengoperasikan reaktor serupa dan Swedia pernah membangun pemanas bertenaga nuklir di beberapa bagian Stockholm dari tahun 1963 hingga 1974, menurut New York Times.
Selain itu, perusahaan-perusahaan di AS, Tiongkok, dan Prancis kabarnya tengah mempertimbangkan manfaat teknologi yang saat ini digunakan di Pevek. Jerman, bagaimanapun, meninggalkan penggunaan energi nuklir setelah bencana Fukushima di Jepang pada 2011 silam.
Menurut para ilmuwan yang diwawancaraiNew York Times, penggunaan jenis reaktor nuklir kecil untuk menyalurkan energi panas di daerah permukiman mungkin bermanfaat bagi lingkungan karena berpotensi mendekarbonisasi jaringan listrik dan, dengan demikian, mengurangi emisi karbon ke atmosfer.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda