Kapal pemecah es ini adalah kapal bertenaga nuklir pertama di dunia. Dibangun pada 1957, ‘Lenin’ berlayar dua tahun kemudian. Kapal itu juga merupakan kapal permukaan pertama yang berlayar lebih jauh ke utara daripada Severnaya Zemlya (pada 1971). Uni Soviet sangat bangga dengan kapal itu. Kapal pemecah es itu beroperasi selama 30 tahun dan membuka rute di sepanjang pantai utara Rusia. Mesin bertenaga nuklirnya terbukti sangat efisien. Kini, ‘Lenin’ telah berubah menjadi museum. Jadi, Anda pun dapat melompat ke atas kapal dan merasakan sensasi berlayar di atas kapal legendaris ini.
Penerus ‘Lenin’, ‘Arktika’, menjadi kapal permukaan pertama yang mencapai Kutub Utara (1977). Kapal itu juga merupakan kapal pertama yang menghabiskan lebih dari satu tahun di lautan tanpa berlabuh (2000). Selama 33 tahun (1975 – 2008), ‘Arktika’ telah menjelajah lebih dari satu juta mil. Ini berarti lima kali jarak dari Bumi ke Bulan. Ia mampu memecahkan balok es setebal lima meter. Selama beberapa tahun, kapal ini memiliki nama yang berbeda. Pada 1982, setelah Leonid Brezhnev wafat, kapal itu dinamai sesuai nama sang pemimpin Soviet. Namun pada 1986, kapal itu kembali dinamai ‘Arktika’.
‘Arktika’ sangat sukses sehingga seluruh kelas kapal semacam ini dibangun berdasarkan kapal tersebut. Yang pertama adalah ‘Sibir’. Kapal ini beroperasi pada 1977 dan selama sepuluh tahun menjadi kapal permukaan kedua yang mencapai Kutub Utara. ‘Sibir’ dinonaktifkan pada 1993.
Kapal ini dilengkapi dengan mesin berdaya 75 ribu tenaga kuda yang sangat kuat. Sebagai kapal pemecah es sejenis ‘Arktika’, kapal ini adalah kapal pertama yang melakukan pelayaran ke Kutub Utara (1990) untuk wisatawan asing. Kini, setidaknya ada lima kali perjalanan ke Kutub Utara setiap tahun yang biasanya berlangsung selama dua minggu. Untuk menikmati wisata unik ini, Anda harus merogoh kocek sekitar 25 ribu dolar (sekitar 371,5 juta rupiah).
Kapal bertenaga atom ini ditugaskan pada 1990, tetapi negara yang menjadi namanya bubar setahun kemudian. Kapal pemecah es ini dirancang agar mudah dimodifikasi menjadi kapal militer, tetapi tak ada kebutuhan akan hal itu. Namun, baru-baru ini tersebar desas-desus bahwa kapal itu dapat diubah menjadi kapal komando bagi unit militer Arktik Rusia meskipun hingga kini hal itu belum terjadi. Pada 1990-an, kapal pemecah es terutama bertugas mengirim turis ke Kutub Utara. Di kemudian hari, kapal ini ikut dalam ekspedisi penelitian untuk mempelajari efek pemanasan global di Arktik.
Pembangunan ‘Yamal’ direncanakan pada 1986, tetapi baru dioperasikan pada 1993. Nama aslinya adalah ‘Revolusi Oktober’, tetapi kemudian, setelah pembubaran Uni Soviet, namanya diubah seperti nama semenanjung di Utara Jauh Rusia. ‘Yamal’ dirancang untuk memecahkan es tebal berukuran 2,5 – 2,9 meter. Kapal ini juga bisa bergerak maju dan mundur. Meski bobotnya mencapai lebih dari 23 ribu ton, lajunya dapat mencapai hampir 40 km/jam. Pada 2009, kapal ini ikut dalam misi penyelamatan sekelompok arkeolog dari Severnaya Zemlya. Kapal itu memiliki desain gigi hiu yang dicat pada haluan kapal.
Sampai saat ini, ‘50 Tahun Kemenangan’ (memperingati kemenangan atas Nazi Jerman pada Perang Patriotik Raya) adalah kapal pemecah es bertenaga nuklir terbesar di dunia. Namun, Rusia baru-baru ini membangun dua kapal penjelajah Arktik yang lebih besar. Mulai dibangun pada 1989, tetapi tidak dikerjakan hingga 2007 karena kekurangan dana. Kapal ini memiliki haluan berbentuk sendok yang tak biasa. Menjelang Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, kapal ini turut membawa Obor Olimpiade ke Kutub Utara pada Oktober 2013.
Tahukah Anda bahwa Rusia memimpin penggunaan kapal pemecah es tenaga atom di dunia untuk mengirim barang ke Arktik dan wilayah laut beku lainnya? Bacalah selengkapnya!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda