Ilmuwan Rusia Mampu Deteksi Kerusakan Paru-Paru Akibat Virus Corona dalam 15 Detik

Komsomolskaya Pravda/Global Look Press
Ilmuwan Yakut menggunakan kecerdasan buatan untuk mendiagnosis kerusakan paru-paru akibat virus corona dalam waktu kurang dari satu menit.

Seorang ilmuwan technopark Yakutia dan Skolkovo telah menemukan cara untuk menentukan kerusakan paru-paru akibat COVID-19 dalam waktu singkat demi mengatasi kelelahan akibat pekerja medis yang menumpuk selama pandemi.

“Kecerdasan buatan memproses haris CT scan dengan kecepatan tinggi dan tingkat akurasi yang tinggi. Kini, kami telah mencapai kecepatan pemrosesan gambar rata-rata sekitar 15 detik dan akurasi pemeriksaan hingga 98,5 persen,” kata Anton Lomakin, salah satu pendiri proyek tersebut.

Lomakin mengatakan bahwa dalam kondisi normal, seorang dokter membutuhkan setidaknya 30—40 menit kerja penuh waktu untuk menguraikan setiap hasil CT scan.

Menurutnya, teknologi tersebut dapat mengurangi beban para dokter, terutama selama masa pandemi, mempermudah pekerjaan mereka, dan membantu menyelamatkan ratusan nyawa.

“Pada 2020, pengembangan teknologi ini berhasil diterapkan untuk mendeteksi pneumonia akibat virus corona di pusat-pusat layanan medis di Yakutia. Sekarang, dengan bantuan Kementerian Kesehatan Republik Sakha, sistem diagnostik Sciberia (perusahaan yang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan tersebut) berhasil digunakan di empat institusi medis terbesar di republik ini,” kata Lomakin.

Perusahaan rintisan Yakutia Technopark dan Universitas Federal Timur Laut (NEFU) telah membantu republik itu memerangi virus corona. Teknologi Sistem Informasi Radiologi Cerdas (IRIS) dapat mendeteksi pneumonia akibat virus corona berdasarkan rekaman tomografi (teknik yang menggunakan ultrabunyi, sinar gama, atau sinar X untuk menghasilkan citra terpusat pada tubuh bagian dalam tertentu dengan mengaburkan bagian tubuh yang lain) terkomputasi dengan tingkat akurasi hingga 95 persen.

Banyak orang asing terkejut saat mengetahui bahwa anak-anak menyukai makanan ringan yang tak biasa ini. Makanan apa itu sebenarnya?

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki