Bagaimana Tentara Rusia Memanfaatkan Pengalaman Perang di Suriah dalam Latihan Militer?

Global Look Press
Latihan pasukan tank Distrik Militer Barat di medan pelatihan Mulino, Nizhny Novgorod, telah memfasilitasi para awak mempraktikkan taktik “komidi putar” dan “ayunan” yang telah diterapkan pada pertempuran di Suriah.

Berdasarkan skenario latihan, unit-unit tank berbaris menuju posisi tembak dengan didukung helikopter Mi-24 serta sistem roket peluncuran ganda Grad dan Uragan. Para prajurit harus merebut sebuah jembatan dan menghancurkan kelompok bersenjata ilegal. Kali ini, mereka harus menerapkan taktik “ayunan”.

Seperti apa gambaran taktik “ayunan” tersebut? Pada dasarnya, tank akan mengambil posisi yang telah dipersiapkan sebelumnya, melepaskan tembakan, dan dengan cepat mundur. Awak-awak yang terlatih melakukan semua operasi ini dalam hitungan detik dan sama sekali tak tersentuh oleh musuh lantaran tak ada waktu untuk merespons serangan yang tak terduga. Manuver ini kemudian diulangi beberapa kali.

Ketika taktik ini digunakan, musuh tak bisa menebak tank mana yang akan melepaskan tembakan selanjutnya.

Sementara itu, taktik “komidi putar” pun tak kalah manjur. Ketika satu tank menembak dari posisi diam, awak tank kedua buru-buru memuat amunisi. Ketika tank pertama maju menembak sayap musuh, yang kedua mengambil posisi untuk menembak dari tempat berlawanan. Begitulah taktik ini dilakukan terus-menerus tanpa henti. Akibatnya, musuh terus menerus diserang, tidak bisa membalas tembakan.

Tak kurang dari 15 awak diperlukan untuk mengendalikan raksasa lapis baja ini. Meski begitu, nasibnya kurang beruntung.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki