Rusia Uji Tank T-14 di Suriah

Evgeniy Biyatov/Sputnik
Pemerintah belum mengomentari hasil uji coba T-14 dalam pertempuran sungguhan di Suriah. Meski begitu, tank tersebut akan dikembangkan lebih lanjut sebelum diproduksi secara massal.

T-14 Armata, tank terbaru Rusia, telah diuji dalam pertempuran di Suriah. Demikian hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov pada pertengahan April lalu kepada stasiun TV Rossiya-1.

“Ya, itu benar. Tank-tank itu (Armata) sempat dikerahkan ke Suriah,” kata Manturov. “Pengujian dalam kondisi pertempuran di Suriah memperhitungkan seluruh aspek yang mendasar.”

Pada saat yang sama, ia menggarisbawahi bahwa pemasokan T-14 untuk Tentara Rusia akan dimulai tahun depan. Pemasokan untuk pasukan angkatan darat sebetulnya dijadwalkan dimulai tahun ini. Namun, rencana tersebut tertunda selama satu tahun. Meski demikian, Manturov tak mengungkapkan alasannya.

“Tank ini menelan banyak biaya karena T-14 melalui serangkaian tes tambahan dan peningkatan sebagaimana permintaan Kementerian Pertahanan Rusia. Karena itu, produksi massal baru bisa dimulai tahun depan sesuai kontrak yang ditandatangani,” kata Manturov.

Pengalaman Tempur

Manturov juga menolak untuk mengomentari hasil tes, termasuk bagaimana kendaraan lapis baja itu bereaksi di tengah tembakan proyektil tank musuh di gurun yang panas, sambil menangkal gangguan sistem elektromagnetik.

Beberapa ahli sebetulnya mempertanyakan keputusan pemerintah untuk menguji coba T-14 Armata di Suriah. “Tak ada yang bisa dilakukan Armata di Suriah. Tank itu dirancang untuk bertempur dengan tank-tank AS dan Eropa yang paling modern, seperti Abrams dan Leopard. Sementara di Suriah, siapa atau apa yang bisa ia lawan? Militan yang mengendari truk pikap atau senapan-senapan mesin yang bersembuyi di lubang-lubang perlindungan?” kata Pemimpin Redaksi Nezavisimoye Voyennoye Obozreniye (Ulasan Militer Independen) Dmitry Litovkin kepada Russia Beyond.

Menurut Litovkin, Rusia sudah memiliki tank T-73B3 dan T-90M Proryv di Pangkalan Udara Khmeimim, Suriah, yang lebih dari cukup untuk melakukan semua misi tempur sebagaimana dan kapan pun diperlukan. Lebih dari itu, T-90M Proryv bahkan sudah dilengkapi dengan beberapa teknologi Armata, termasuk sistem pengontrol tembakan dan sistem pemandu semiotomatis, dan meriam tank itu sendiri. “Beberapa fitur tersebut diadaptasikan ke tank lain untuk mendaptasikan teknologi ini sebelum tank yang baru dipasok secara massal kepada tentara,” katanya.

Namun, Profesor Vadim Kozyulin dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Rusia tak sependapat.

“Militer punya uang untuk hal-hal semacam itu (menguji tank di Suriah). Ini bukan masalah. Menguji tank itu sendiri, termasuk roda rantai dan lapis bajanya, dalam kondisi nyata alih-alih di medan pengujian adalah aspek yang sangat berbeda,” katanya.

Menurutnya, beberapa bagian pada Armata harus diperkuat dan dilengkapi dengan “pelat lapis baja” (serupa dengan lattice rail pada tempat tidur bertingkat) di sekeliling perimeter kendaraan itu.

“Ini akan melindungi kendaraan dari senjata yang paling merusak, seperti granat bermuatan kosong dan rudal antitank. Lapis baja yang baru dirancang untuk menghancurkan kepala granat saat bertabrakan (dengan bodi tank) dan menyerap sebagian energi ledakan yang dihasilkan. Militan dipersenjatai dengan senjata-senjata ini. Karena itu, para insinyur Rusia diberikan segala informasi yang diperlukan sebelum memproduksi kendaraan itu secara massal. Kita akan melihat seperti apa versi final dalam tempo satu tahun,” tambah sang pakar.

Tank yang bisa membangkitkan suasana hati Tentara Wehrmacht sebenarnya adalah salah satu tank Soviet paling sukses pada 1930-an, yaitu BT-7. Kenapa begitu? Bacalah selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki