ASVK: Senapan Runduk Kaliber Besar Pemusnah Target Udara

Hasil tangkapan layar video
Para penembak jitu dari Distrik Militer Timur telah mengembangkan taktik baru untuk menghancurkan drone dan helikopter “musuh” dengan senapan kaliber besar.

Para penembak jitu dari pasukan gabungan bersenjata Distrik Militer Timur, yang dikerahkan di Amurskaya oblast, Khabarovskaya oblast, dan Oblast Otonomi Yahudi, telah mengembangkan taktik untuk melawan target udara, khususnya drone dan helikopter: mereka menggunakan ASVK, kompleks senapan runduk modern berkaliber besar.

Selama pelatihan, kompleks senapan runduk tersebut terbukti efisien ketika dipakai untuk menembaki target udara pada jarak lebih dari satu kilometer. Berdasarkan pengalaman konflik bersenjata modern, jarak ini dianggap optimal untuk mengeliminasi drone pengintai dan pasukan khusus musuh.

Selain itu, para penembak jitu juga menyusun taktik bergerak, memilih tempat dan posisi berlindung, serta mengintai dan mengklasifikasikan target berdasarkan skala prioritas.

Taktik baru penembak jitu dalam melawan target udara direncanakan akan digunakan secara luas dalam periode pelatihan musim panas yang dimulai bulan ini

ASVK Kord adalah bagian dari kompleks senapan runduk 6S8 Kord keluaran pabrik Degtyarev. Diadopsi Kementerian Pertahanan Rusia pada 2013, kompleks ini dapat menggunakan selongsong standar senapan mesin kaliber 12,7 mm dan amunisi yang dikembangkan khusus untuk senapan itu sendiri.

Berkat bentuk popornya, panjang senapan bisa dikurangi hingga 1.420 sentimeter. Tanpa selongsong peluru dan alat bidik, bobotnya hanya seberat 12,5 kilogram. Sementara, magazen senapan memuat lima butir peluru. Senjata ini diklaim mampu mengenai target hingga jarak 1.500 meter dan menembus perisai kendaraan lapis baja ringan pada jarak 1.000 meter.

Insinysur-insinyur dari biro desain Kompleks Industri Militer Rusia (MIC) telah mulai menguji VPK-Ural, kendaraan lapis baja terbaru yang dirancang untuk mengirim spetsnaz (pasukan khusus) ke zona tempur paling berbahaya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki