Fatal, Kapal Rusia dan AS Nyaris Bertabrakan di Laut Arab

Angkatan Laut AS
Peristiwa tersebut nyaris memicu ketegangan di antara kedua negara.

Kapal Rusia dan AS nyaris bertabrakan di Laut Arab pada awal bulan ini, menurut Armada Kelima Angkatan Laut AS.

Video yang dipublikasikan Angkatan Laut AS menunjukkan bagaimana kapal pengintai intelijen Rusia ‘Ivan Khurs’ (bagian dari ‘Proyek 18280’) hanya terpaut 54 meter dari buritan kapal perusak Angkatan Laut AS USS Farragut.

Tak lama setelah kedua kapal berhasil menghindari tabrakan, kapten kapal Farragut membunyikan lima sirene pendek, sinyal bahaya tabrakan dalam aturan maritim internasional, dan meminta kapal Rusia mengubah arah demi mencegah tabrakan,” kata Armada Kelima dalam sebuah pernyataan.

Kapal Rusia menangkap sinyal tersebut, mengubah jalurnya, menjauh dari kapal AS, dan menghindari kecelakaan. Meski begitu, para pejabat Rusia percaya bahwa sebetulnya tak ada ancaman tabrakan dan tindakan profesional para pelaut yang mencegah kecelakaan tersebut malah menimbulkan masalah politik.

Kapal ‘Ivan Khurs’

Selain senjata antipesawat ringan, kapal-kapal ‘Proyek 18280’ hanya dilengkapi sedikit senjata, atau bahkan tak ada sama sekali. Karena itu, ‘Ivan Khurs’ bukan ancaman militer bagi kapal perusak AS (atau kapal lain mana pun).

‘Ivan Khurs’ adalah kapal pengintai yang dibangun untuk mengumpulkan semua informasi komunikasi dan peluncuran rudal di wilayah Suriah.

Kapal ini juga menyediakan segala informasi tentang pergerakan pasukan musuh di kawasan tersebut ke pusat-pusat komando.

‘Ivan Khurs’ adalah kapal generasi masa depan dengan sistem dan teknologi canggih terbaru yang dirancang untuk menggantikan kapal-kapal era Soviet serupa yang sudah ketinggalan zaman. Kapal baru ini memiliki berat benaman lebih dari 4.000 ton dan mampu menempuh jarak hingga 13.000 km tanpa mengisi bahan bakar dan/atau berlabuh.

Rusia dan Amerika saling memantau setiap perkembangan persenjataan nuklir masing-masing dan menyimpang hulu ledak mereka dengan hati-hati. Bacalah selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki