Bisakah Rusia Memenangkan Perang Tanpa Wajib Militer?

Sergei Kiselev/Moskva Agency
Jawabannya, bisa. Namun, Rusia perlu merekrut 300 ribu lebih tentara kontrak dan berhenti mengandalkan komponen cadangan.

“Wajib militer (di Rusia) lama-lama kian ketinggalan zaman,” kata Presiden Vladimir Putin pada pertengahan bulan ini. Pernyataan itu sontak memicu kembali pembahasan bertahun-tahun di tengah masayarakat tentang kemungkinan penghapusan wajib militer untuk kaum pria.

Putin menunjukkan bahwa angkatan bersenjata semakin menggunakan peralatan militer yang sangat canggih dan kompleks. Artinya, peralatan-peralatan itu hanya bisa dioperasikan oleh para profesional. Karena itu, pelatihan tenaga ahli membutuhkan lebih dari satu tahun atau melebihi durasi program wajib militer saat ini (12 bulan).

Namun, apakah menghapuskan wajib militer di Rusia semudah membalikkan telapak tangan?

Tenaga Profesional

Sejak akhir 2000-an, Rusia telah meluncurkan program untuk memodernisasi pasukannya. Demi merealisasikan program tersebut, pemerintah mengalokasikan sekitar 22.500 miliar rubel (sekitar 4.942 triliun rupiah pada nilai tukar saat ini) untuk membeli perangkat keras dan peralatan militer baru.

Kini, jumlah peralatan modern yang dimiliki Angkatan Bersenjata Rusia sudah mencapai 68 persen dari total perangkat keras dan peralatan yang ada, termasuk yang diwarisi dari Uni Soviet. Untuk sebuah negara dengan pasukan sebesar 1.013.628 personel dan area seluas 17 juta kilometer persegi yang harus dilindungi, jumlah itu cukup banyak.

Saat ini, ada sekitar 384 ribu tentara kontrak yang bertugas di Angkatan Bersenjata Rusia. Angka tersebut dilaporkan Staf Umum Tentara Rusia pada akhir tahun lalu. Pada saat yang sama, menteri pertahanan telah menetapkan tugas untuk meningkatkan jumlah tentara kontrak menjadi 475 ribu pada 2025.

Sisanya adalah prajurit dan perwira wajib militer.

Siapa yang Direkrut?

Persyaratan untuk prajurit kontrak diatur dalam undang-undang “Kerja dan Dinas Militer”. Berdasarkan UU tersebut, pendaftar harus memenuhi sejumlah persyaratan medis serta target kebugaran tertentu (cepat, ulet, dan kuat) untuk divisi yang telah mereka pilih.

Batas usia pendaftar ditetapkan hingga 40 tahun. Pendaftar juga harus lulus pendidikan menengah dan telah menyelesaikan wajib militer. Selain itu, mereka tidak boleh memiliki catatan kriminal.

Jika mereka memenuhi semua persyaratan di atas, mereka dipersilakan untuk bergabung dengan angkatan bersenjata dengan pangkat tamtama (pangkat paling rendah). Nantinya, mereka akan mendapatkan gaji sekitar 30.000 rubel (sekitar 6,6 juta rupiah) per bulan. Besaran gaji tergantung pada wilayah bertugas, jenis layanan, serta tanggung jawab yang diemban.

Bagaimana Kehidupan Tentara Kontrak?

Seseorang yang memiliki “kontrak dengan negara” memiliki status hukum yang sama sekali berbeda dari wajib militer, yang berkewajiban untuk menghabiskan satu tahun hidupnya membela negaranya.

Karena itu, seorang prajurit kontrak menikmati hak yang sama dengan seorang perwira aktif. Mereka memiliki jam kerja yang jelas. Mereka mampu menyewa apartemen alih-alih tinggal di barak di kompleks tentara. Mereka pun bisa dengan bebas masuk dan keluar dari kompleks.

Selain itu, mereka dibayar dua kali sebulan tanpa keterlambatan. Mereka memiliki kontrak yang stabil dan sama sekali tak perlu mengkhawatirkan hari esok dan keamanan pekerjaan mereka.

Namun, selain semua kelebihan itu, ada pula beberapa kekurangannya. Tidak seperti pekerjaan biasa, di sini Anda tak mungkin berkata, “Tidak, saya tak mau melakukannya” pada atasan atau berhenti sesuka hati ketika Anda merasa bosan dengan pekerjaan itu. Ketika atasan memberi perintah, Anda harus keluar dari parit di bawah tembakan senapan mesin dan menyerang musuh. Tanpa pertanyaan.

Pelatihan untuk skenario semacam ini dimulai dari hal-hal kecil: perintah untuk pergi dan mengambil sesuatu, baris-berbaris berkilo-kilometer, latihan menembak, latihan lapangan, pemeliharaan peralatan, dll. Siapa pun yang tidak patuh, malas, atau melanggar undang-undang angkatan bersenjata akan dikirim untuk dididik kembali dalam batalion pidana, semacam penjara militer dengan peraturan, tradisi, dan rutinitas sehari-hari mirip penjara biasa.

Pelatihan psikologis dan fisik semacam inilah yang diperlukan jika terjadi perang atau krisis.

Wajib Militer

Pertama, wajib militer adalah cadangan utama angkatan bersenjata jika terjadi perang. Mereka adalah orang-orang yang secara fisik dan, yang lebih penting, dilatih secara psikologis untuk dinas militer. Mereka tahu cara menembak, cara mengoperasikan peralatan (bahkan jika tidak pada tingkat yang sama dengan tenaga ahli yang telah menghabiskan bertahun-tahun di unit pertahanan udara), dan — yang paling penting — mereka tahu apa itu disiplin dan apa itu perintah.

Kedua, Rusia belum mampu memiliki pasukan yang sepenuhnya profesional. Negara itu masih harus melakukannya secara bertahap.

Kini, warga negara asing dapat bergabung dalam unit angkatan bersenjata Rusia. Simak instruksi berikut untuk menjadi bagian dari salah satu angkatan bersenjata dengan persenjataan dan kemampuan perang terdepan di dunia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki