Start-Up Rusia Lakukan Transaksi Properti via Blockchain Pertama di AS

Legion Media
Propy, start-up asal San Francisco yang dirintis oleh imigran Rusia, Natalia Karayaneva, melakukan transaksi real estat pertama di AS yang menggunakan teknologi blockchain. Kesepakatan itu merupakan bagian dari program percontohan di Vermont. Meski nilainya kecil (10 dolar AS atau sekitar 137 ribu rupiah), transaksi itu secara resmi diakui oleh pihak berwenang.

Selama bertahun-tahun, Natalia Karayaneva telah bekerja sebagai developer real estat, dan ia mengerti masalah yang orang-orang hadapi ketika membeli properti. "Saya melihat bagaimana pembeli dari Inggris, Rusia dan Arab selalu kewalahan dalam memilih negara, kemudian memilih agen, dan kemudian mencari penawaran di pasar," kata Karayaneva dalam sebuah wawancara.

Setelah lulus dari Oxford, ia mendirikan Propy, yang dimulai sebagai lapak bagi investor dan pembeli internasional. Aplikasi ini memungkinkan mereka untuk menemukan apartemen dan bangunan di berbagai negara. Namun, akhir-akhir ini, start-up itu berubah menjadi tempat transaksi real estat dengan dukungan blockchain  — sistem pencatatan transaksi finansial terintegrasi.

Propy saat ini tersedia di Dubai, San Francisco, Los Angeles, Auckland, dan Beijing. Ia membantu konsumen membeli properti dengan menghubungkan mereka dengan broker real estat dalam platform berbasis blockchain. Pada 2017, Propy mengumpulkan 16 juta dolar AS dalam Initial Coin Offering (ICO).

Ini bukan pertama kalinya Propy menggunakan teknologi blockchain untuk transaksi real estat. Pada bulan September, Karayaneva membantu pendiri TechCrunch, Michael Arrington, untuk mendaftarkan pembelian apartemennya di Kiev, Ukraina. Sebagai bagian dari proyek, Propy bekerja dengan pemerintah Ukraina untuk memfasilitasi pembayaran dalam cryptocurrency senilai 60 ribu dolar AS

Menurut Karayaneva, itu adalah kesepakatan end-to-end pertama. Menurut situs webnya, Arrington saat ini terdaftar sebagai penasihat untuk Propy.

Transaksi blockchain pertama di AS ini berlangsung pada akhir Februari ketika Katherine Purcell memindahkan propertinya di Burlington, Vermont ke untuk perseroan terbatasnya. Tujuannya adalah untuk mendemonstrasikan bagaimana catatan properti dapat direkam di blockchain, termasuk kode QR dan kontrak pintar.

Namun begitu, sebuah daerah di Vermont memberi denda untuk transaksi tersebut. Negosiasi untuk mengadakan demo telah dimulai pada bulan Mei tahun lalu setelah pertemuan perusahaan fintech dengan pejabat negara, pembuat keputusan, dan pengacara. Majelis Umum Vermont sekarang sedang mempertimbangkan RUU baru untuk mendukung  penerapan "blockchain, cryptocurrency dan teknologi keuangan."

Blockchain menjamin transparansi transaksi antar pihak serta hak kepemilikan. Banyak negara sedang bereksperimen dengan teknologi ini, tetapi tampaknya ia masih belun akan diberlakukan secara massal.

Pendiri Propy mengklaim teknologi mereka dapat membantu negara berkembang karena banyak yang tidak memiliki registrasi properti elektronik yang tepat serta ada juga yang harus menghadapi peretasan dan manipulasi data.

Siapkah masyarakat Rusia menggunakan teknologi ini? Baca selengkapnya di artikel kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki