Para teroris meluncurkan serangan dengan drone ke Pangkalan Udara Khmeimim, yang saat ini dioperasikan Rusia, pada 5 Januari lalu. Moskow memarkirkan pesawat tempur garda depannya di sana, seperti Sukhoi Su-35S dan Su-34, sehingga mampu menangkis 13 pesawat tak berawak yang masing-masing diisi dengan peledak tersebut. Tampaknya teroris hanya mencoba peruntungan mereka terhadap sistem pertahanan udara tercanggih dan termahal, atau mereka tidak tahu sistem itu ada di sana. Sistem ini mampu menembak jatuh jet-jet tempur terakhir dan misil balistik, juga mengeliminasi pesawat dengan mematikan sistem elektroniknya di atas udara.
Mesin Tempur ‘Sunyi’
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, enam pesawat tak berawak ditangkap "hidup-hidup" oleh kendaraan radio-elektronik yang menjaga Pangkalan Udara Khmeimim.
Mesin-mesin ini melindungi perangkat militer dengan perisai elektronik yang tidak terlihat oleh mata manusia, menghilangkan sinyal musuh, mengarahkan sistem, dan mampu menyadap.
Salah satu sistem ini dinamakan Krasukha-4. Dengan jangkauan hingga 250 kilometer, ia mampu menarget sistem pencari milik musuh dengan melemparkan perisai elektronik ke mereka. Senjata ini membutakan beberapa drone teroris pada 5 Januari.
Pertahanan Mematikan
Di saat yang bersamaan, tiga drone ditembak jatuh oleh sistem pertahanan darat-ke-udara canggih Pantsir-S1 yang memiliki jarak jangkau sedang. Sistem ini dimuat dengan proyektil 30 milimeter yang mampu menembus lapisan baja jet tempur layaknya pisau ke dalam mentega. Bayangkan saja apa yang ia bisa lakukan kepada drone. Pantsir-S1 mampu menembak hingga lima ribu rentet peluru per menit, tapi larasnya harus diganti setiap delapan ribu rentet – jadi ini bukan tugas mudah.
Alternatifnya
Bukan hanya Angkatan Bersenjata Rusia yang mempertimbangkan alternatif yang lebih murah untuk memerangi pesawat tak berawak. Negara-negara seperti AS, Prancis, Jerman, Tiongkok, dan India sedang bekerja untuk mampu menyerang pesawat tak berawak tanpa mengeluarkan banyak uang setiap saat.
Tahun lalu, militer Rusia menerima dua senjata baru yang dirancang khusus untuk pesawat tak berawak: senapan elektromagnet REX-1 dan Stupor untuk unit operasi khusus dan infanteri.
Menurut kepala departemen proyek khusus di Zala Aero, Nikita Khamitov, REX-1 menekan saluran perintah dan kendali dari drone. Ia juga dilengkapi dengan sejumlah unit elektromagnetik dan inframerah yang dapat saling dipertukarkan yang menekan sistem GSM, GPS, GLONASS, Galileo (tiga terakhir adalah tipe sistem navigasi satelit), dan saluran lainnya.
Setelah disasar senjata canggih ini, drone akan jatuh mendarat atau kembali ke tempat lepas landas.
"Dalam kasus sebelumnya, pesawat tak berawak itu akan hilang dari radar musuh dan Anda bisa memiliki mainan baru di tangan Anda," kata Khamitov.