ARMY 2015, Rusia Raih Posisi Pertama

Tim Tentara Nikaragua pada kompetisi Tank Biathlon di Kompetisi Militer Internasional 2015, di lapangan tembak Alabino, di luar kota Moskow.

Tim Tentara Nikaragua pada kompetisi Tank Biathlon di Kompetisi Militer Internasional 2015, di lapangan tembak Alabino, di luar kota Moskow.

Evgeny Biyatov/Ria Novosti
Kompetisi Militer Internasional yang diselenggarakan di pinggir kota Alabino telah usai pada Sabtu (15/8) lalu. Seperti pada tahun lalu, Rusia berhasil meraih posisi pertama dalam peraihan medali secara keseluruhan. Pada posisi kedua diraih oleh Tiongkok, sedangkan posisi Belarus menyusul di posisi ketiga. Pada “Olimpiade Militer” ini, sebanyak 14 cabang pertandingan khusus diadakan di sepuluh lapangan tembak distrik militer Rusia.

Untuk pertama kalinya, Kompetisi Militer Internasional diadakan pada tahun ini dengan mengombinasikan beberapa disiplin milter terapan, seperti Tank Biathlon, Aviadarts, dan Derby Caspian, yang biasanya diselenggarakan secara reguler di musim tertentu. Kompetisi ini diikuti oleh 57 tim dari 17 negara di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Tank Biathlon

Tank Biathlon adalah kompetisi militer yang paling populer dan spektakuler. Video tank "Drift" tim T-72B Kuwait yang melewati rintangan air dan aksi berbalik yang spektakuler (untungnya tak menimbulkan konsekuensi apa pun bagi kendaraan dan sejumlah kru) tersebar luas di jejaring sosial.

Dalam kompetisi ini, Rusia memenangkan pertandingan individu. Tiongkok juga tampil dengan cukup baik dan menjadi satu-satunya tim yang tampil menggunakan teknik milik dalam negeri. Tip 96A milik Tiongkok tidak memberi kejutan tak menyenangkan menarik layaknya tahun lalu,yaitu ketika tank Tiongkok kehilangan rantai. Namun, Tiongkok harus puas dengan mendapatkan medali perak. Namun, yang paling tak terduga, Serbia muncul meraih medali perunggu pada Tank Biathlon mengalahkan tim dari Kazakhstan pada pertandingan terakhir.

Serangan Suvorov dan Open Water

Selain kompetisi Tank Biathlon, di lapangan tembak kota Alabino juga diadakan lomba kendaraan tempur infanteri yang dikenal dengan nama "Serangan Suvorov". Tim infanteri bermotor dari Rusia, Tiongkok, dan Venezuela berlaga dalam adu keterampil mengendarai kendaraan tempur infanteri BMP yang harus melewati berbagai rintangan pada rute sepanjang hampir 22 kilometer. Rusia kembali mengklaim posisi pertama dalam kompetisi ini, diikuti oleh tim dari Tiongkok dan Venezuela yang meraih perunggu.

Tak kalah spektakuler dengan kompetisi di Alabino, pertandingan pasukan teknik "Open Water" yang diadakan di kota Murom, yang berada di Sungai Oka juga menarik perhatian. Pertandingan ini diikuti oleh tim dari Rusia, Belarus, dan Tiongkok. Dalam kompetisi ini, para peserta harus mengatur transportasi alat teknik dan korban yang cedera dengan bantuan penyebrangan ponton. Namun, semua ini dilakukan dengan serangan bom dari musuh imajiner. Hasil final dari pertandingan ini adalah Rusia menempati posisi pertama, Tiongkok di posisi kedua, dan Kazakhstan di posisi ketiga.

Aviadarts, Ahli Pertempuran Udara dan Piala Laut Kaspia

Aviadarts, kompetisi yang mendemonstrasikan keterampilan latihan penerbangan, tidak membawa kejutan baru. Pilot-pilot Rusia berhasil menyapu bersih semua emas pada sepuluh kategori pertandingan: kategori serangan pesawat, pesawat tempur, pesawat pengebom, helikopter angkut dan tempur militer, helikopter tempur, penerbangan jarak jauh, pesawat angkut militer, tim aerobatik, tim aerobatik awak tunggal dan kategori baru (pada tahun ini), yaitu tim teknisi aviasi terbaik. Kazakhstan menyusul di posisi kedua dalam klasemen, sedangkan Tiongkok berhasil mengamankan posisi ketiga yang pernah memimpin pada kompetisi menengah.

Lima tim lain di luar Rusia (Venezuela, Tiongkok, Pakistan, Republik Belarus, dan Mesir) juga turut serta dalam pertandingan “Ahli Pertempuran Udara”. Kru perang antipesawat tempur bersaing dalam kecepatan menyiapkan senjata dan ketepatan menembak target. Para kru hanya memiliki waktu tak lebih dari 15 detik untuk mempersiapkan kompleks senjata dan menembakkannya tepat pada sasaran (yang menjadi target adalah sistem antirudal “Strela”). Tim Rusia sekali lagi berhasil meraih posisi teratas dengan catatan waktu dan akurasi terbaik. Sementara, tim asal Tiongkok dan Belarusia secara berurutan meraih posisi kedua dan ketiga

Tim Rusia juga sekali lagi menunjukkan keahliannya dengan memenangkan Kejuaran Laut Kaspia, yaitu suatu kompetisi yang mengadu keterampilan pelatihan awak di atas kapal. Selama jalannya pertandingan, kapal-kapal tidak hanya bermanuver, tetapi juga menggunakan senjata artileri bahkan pada kondisi cuaca yang buruk sekalipun. Pada kejuaraan ini, posisi pertama dimenangkan oleh kapal rudal kecil milik Armada Kaspia dari Angkatan Laut Rusia “Grad Svijazhsk”. Angkatan Laut Kazakhstan memenangkan medali perak dan Angkatan Laut Azerbaijan mendapatkan medali perunggu.

Ahli Intelijen Militer dan Penembak Artileri

Rusia tidak selalu menjadi pemimpin yang tak terkalahkan dalam seluruh pertandingan militer. Di beberapa cabang, Tiongkok berhasil mengungguli Rusia. Setelah perjuangan keras dalam kompetisi Intelijen Militer yang mengharuskan para peserta menunjukkan keahlian terjun dengan menggunakan parasut, keterampilan menggunakan persenjataan kecil, dan gerakan di medan berat, tim dari Tiongkok berhasil merebut kemenangan dari Rusia. Kali ini, Rusia harus puas dengan medali perak, dan tim dari Belarusia mendapatkan medali perunggu.

Pada kompetisi “Ahli Penembak Artileri”, tim asal Tiongkok juga berhasil merebut medali emas. Kemenangan Tiongkok ini dikarenakan oleh peralatan mereka, SAU PPL-05 kelas “mortir-howitzer”. Senjata gerak otomatis (self-propelled gun) ini tidak perlu diturunkan dan ditempatkan pada posisinya, dan teknik pengoperasian kelas ini menembak tanpa persiapan sebelumnya. Sementara, lawan-lawan Tiongkok harus berpindah kendaraan dengan mortir di badan kendaraan dan mereka harus menurunkan senjata untuk bisa menembakkannya. Hasilnya, Rusia menempati posisi kedua dan Belarusia menempati posisi ketiga.

Ekspor Alat Bidik

Kompetisi Militer Internasional tidak menunjukkan inovasi teknis yang menarik untuk pameran militer. Sejumlah tim (kecuali Tiongkok) ikut serta dalam pertandingan menggunakan alat teknik militer yang telah lama dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia. Namun demikian, ketertarikan pada teknologi ini tetap ada dari sisi negara-negara asing. Rusia menampilkan sesuatu yang menarik perhatian khalayak ramai dan melakukan pengujian yang ketat secara teknis untuk mencari calon pembeli potensial. Hal ini dikonfirmasi berdasarkan laporan anggota komando militer dari beberapa negara, misalnya Nikaragua yang mengumumkan pembelian T-72B dan Venezuela yang menyampaikan ketertarikannya pada teknologi teknik.

Secara keseluruhan, Kompetisi Militer Internasional ARMY 2015 menjadi sangat berguna untuk memperkuat hubungan militer-teknis antara negara-negara peserta. Selama jalannya pertandingan, tim yang bertanding berhasil meningkatkan keterampilan tempur mereka yang akan berguna di musim olahraga berikutnya. ARMY 2015 adalah kompetisi yang pertama, tetapi menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu, ini bukanlah yang terakhir. Selain itu, Rusia berharap bahwa jumlah peserta pertandingan olahraga militer terapan ini akan terus berkembang.

“Pada hari ini, hasil kompetisi akan diumumkan dan sekaligus dan diadakan pemberian penghargaan kepada para pemenang. Kami juga ingin mengatakan sekali lagi bahwa kami menunggu semuanya untuk dapat hadir. Setiap orang yang datang ke sini, datang dengan damai dan  dari seluruh penjuru dunia dan setiap orang yang datang secara khusus pada acara-acara seperti ini. Kami menunggu kehadiran Anda di sini, di lapangan tembak ini, di lapangan olahraga tempur ini, bukan di tempat lain,” ujar Shoygu pada upacara penutupan kompetisi militer ini.

 

Menurut Menteri Pertahanan, kompetisi militer internasional ARMY 2015 telah melibatkan 279 unit senjata, peralatan perang khusus Angkatan Bersenjata Rusia dan 158 unit Tentara Pembebasan Rakyat.

Sementara, pertandingan aviasi melibatkan 54 unit pesawat dan helikopter milik Angkatan Udara Rusia, 12 unit pesawat dan helikopter milik Angkatan Udara Republik Kazakhstan, tiga unit pesawat milik Angkatan Udara Republik Belarus, dan dua pesawat Angkatan Udara pasukan Tentara Pembebasan Rakyat.

Pada pertandingan “Piala Laut Kaspia”, dua kapal rudal kecil “Uglich” dan “Grad-Sviyazhsk” milik Angkatan Laut Rusia ikut dalam kompetisi ini, berikut satu unit kapal rudal dari Azerbaijan dan Kazakhstan.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki