Inilah Potret Rusia pada 1914, Saat Perang Dunia I Pecah (FOTO) 

Tsar Nikolay II memimpin tentara Rusia berbaris di sepanjang jalan pada masa-masa awal Perang Dunia I, 1914.

Tsar Nikolay II memimpin tentara Rusia berbaris di sepanjang jalan pada masa-masa awal Perang Dunia I, 1914.

Bettmann/Getty Images
Foto-foto bersejarah yang diperoleh dari arsip ini mengabadikan sebuah negara yang sudah tidak ada lagi. Berkat foto-foto tersebut, kita bisa melihat bagaimana kehidupan di era Kekaisaran Rusia pada awal abad ke-20 dan saat Perang Dunia I pecah.

Tak diragukan lagi, peristiwa utama pada 1914 adalah dimulainya Perang Dunia I. Pada 19 Juli 1914, Jerman mendeklarasikan perang melawan Kekaisaran Rusia.

Di foto pertama ini, terlihat warga Sankt Peterburg sedang membaca koran yang memuat berita tentang konflik global pertama di dunia tersebut. 

Pada 20 Juli 1914, Tsar Nikolay II berpidato di hadapan rakyat. Berdiri di balkon Istana Musim Dingin di Sankt Peterburg, ia mengumumkan manifesto tentang negaranya yang harus bersiap untuk berperang. 

Kerumunan besar warga berkumpul di Lapangan Istana pada hari itu. 

Berita tentang bakal terjadinya perang lantas mengejutkan masyarakat dan membangkitkan antusiasme patriotik (teks di plakat berbunyi ‘kemenangan untuk Rusia dan orang-orang Slavia’). 

Warga Sankt Peterburg menyaksikan demonstrasi patriotik — di bawah ini adalah foto prosesi demo di Nevsky Prospekt. 

Simpati terhadap Kristen Ortodoks Serbia juga meningkat — dalam foto berikut, kerumunan orang tampak menyalami utusan Serbia yang sedang duduk di atas kereta yang ditarik kuda.  

Para tentara relawan dan prajurit militer Soviet menunggu di antara antrean mengular menuju pos perekrutan. 

Mereka yang telah lolos untuk dimobilisasi langsung dikerahkan ke garis depan medan perang. 

Mereka yang dikerahkan ke medan perang diantar dalam upacara penghormatan. 

Tak lama kemudian, banyak dari mereka yang dianugerahi penghargaan perdana atas pengabdian dan keberaniannya.

Sentimen anti-Jerman begitu tinggi, sehingga pada Agustus 1914 Tsar Nikolay II memerintahkan untuk mengganti nama Sankt Peterburg ke dalam Bahasa Rusia, menjadi ‘Petrograd’.

Surat kabar ‘Birzhevye Novosti’ (Berita Bursa) memuat berita berjudul ‘Kami tidur di Sankt Peterburg dan bangun di Petrograd’. 

Penjuru negeri diliputi ketakutan dan perasaan tak menentu. Di bawah ini, terlihat orang-orang di Kota Miass, wilayah Ural, berkumpul melakukan doa bersama agar Rusia meraih kemenangan melawan Jerman.

Perang Dunia I juga merupakan perang antara teknologi baru. Militer Rusia saat itu mulai memiliki angkatan udara pertamanya. Dalam foto berikut, tampak petugas regu penerbangan berusaha meluncurkan balon cuaca guna menentukan kecepatan angin dan tekanan udara. 

Tepat ketika perang dimulai, Vladimir Lenin — yang saat itu adalah ‘calon pemimpin revolusi’, sedang berada di Austria-Hungaria dan ditahan karena diduga menjadi mata-mata. Namun, pada 6 Agustus 1914 ia dibebaskan dari penjara. Lenin pun mengecam perang ‘imperialis’ tersebut.

Di kemudian hari, Lenin-lah yang menarik Rusia keluar dari perang dan memulai penandatanganan perjanjian damai (meskipun dengan syarat-syarat yang tidak menguntungkan).

Pada Juli 1914, para pejabat tinggi Prancis berkunjung ke Petrograd. Dalam foto, berdiri di atas dek kapal perang Prancis — Presiden Raymond Poincaré, Perdana Menteri René Viviani, dan Wakil Laksamana Angkatan Laut Le Beris.

Pada foto berikut, Tsar Nikolay II menghadiri parade di Tsarskoye Selo (Kampung Tsar). 

Dengan segala rintangan, kehidupan warga sehari-hari terus berlanjut di wilayah Kekaisaran Rusia. Keluarga kekaisaran digambarkan dalam foto di bawah ini: Nikolay II, Permaisuri Alexandra, dan anak-anak mereka: putra Alexei (duduk) dan putri-putri mereka. Dari kiri ke kanan: Maria, Tatiana, Olga, dan Anastasia.

Warga saat bersenang-senang di arena seluncur es — foto ini diambil di Taman Tauride, Sankt Peterburg. 

Sementara ini adalah foto ketika kontes seluncur es profesional diadakan di ‘Lapangan Mars’, Sankt Peterburg. 

Tak lama sebelum dimulainya perang, tsar dan para pangeran agung dari Dinasti Romanov ikut serta dalam upacara peletakan batu pertama Gedung Benoit, sebuah bangunan baru di Museum Rusia (Russian Museum). 

Pada saat itu, Zaman Perak untuk para penyair sedang berkobar. Seni, secara keseluruhan, sedang naik dan daun dan mengalami perubahan. Seni avant-garde dan nama-nama baru bermunculan. Seluruh kalangan kaum intelektual dan seniman Sankt Peterburg mulai sering berkumpul di kafe ‘Brodyachaya Sobaka’ (‘Anjing Liar’). 

Ini potret seorang nelayan asal Khanty, Siberia, yang sedang menenun ‘gimga’ — perangkap khusus untuk menangkap ikan. 

Di bawah ini adalah foto lainnya yang diambil sebelum perang: Ilya Repin melukis sebuah potret penyanyi terkenal Feodor Chaliapin di kediamannya. 

Chaliapin bersenang-senang di arena seluncur es di dekat kediaman Repin. 

Sementara ini adalah penyair avant-garde berusia 21 tahun, Vladimir Mayakovsky — yang kemudian menjadi penyanyi era Revolusi 1917. 

Berikut potret balerina asal Rusia, Tamara Karsavina, saat kembali ke Petrograd setelah melakukan tur bersama Sergei Diaghilev dan rombongan ‘Musim Rusia’. 

Pada musim semi 1914, turnamen catur Sankt Peterburg diadakan — ini menjadi salah satu peristiwa besar dalam sejarah olahraga catur. Pada foto berikut, pecatur asal Rusia Alexander Alekhine sedang bermain melawan pecatur asal Kuba, José Raúl Capablanca.

Di sini, demonstrasi penggunaan peralatan pemadam kebakaran baru sedang berlangsung di Lapangan Merah, Moskow…

… sementara ini adalah pasar yang ramai pengunjung di Lapangan Pokrovskaya (sekarang Lapangan Turgenev) di Sankt Peterburg.

Perhatian terhadap pendidikan perempuan lebih banyak diberikan pada zaman itu. Dalam foto berikut, para murid dan guru di gimnasium khusus anak perempuan, Preobrazhenskaya, di Sankt Peterburg berpose untuk foto bersama. 

Beginilah suasana acara makan-makan yang biasa diadakan di dacha (vila pedesaan Rusia) pinggiran kota. 

Berikut kondisi penuh sesak di aula Perpustakaan Umum Sankt Peterburg. 

Foto di bawah ini memperlihatkan ruang ganti di suatu rumah sakit provinsi. Pada 1914, penulis terkenal Rusia Mikhail Bulgakov mendaftarkan diri sebagai relawan Palang Merah dan menulis di tengah suasana rumah sakit serupa — yang kemudian ia gambarkan dalam bukunya berjudul ‘Buku Catatan Seorang Dokter Muda’. 

Terakhir, di bawah ini potret sepasang suami istri sedang bersantai di atas hammock yang dipasang di dacha mereka.

Penasaran seperti apa potret keluarga Rusia pada abad ke-20? Simaklah lebih lanjut di sini!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki