Bagaimana Monumen Lenin Berpindah ke Wilayah Nazi Jerman?

Dguendel (CC BY-SA 4.0)

Dguendel (CC BY-SA 4.0)

Dguendel (CC BY-SA 4.0)
Bagaimana sebuah patung perunggu Lenin dari pinggiran kota Sankt Peterburg bisa sampai ke sebuah kota di Jerman tengah dan siapa yang berperan menyelamatkannya sehingga tidak dilebur?

Pada 2 Juli 1945, pasukan Soviet memasuki kota Eisleben — tempat kelahiran teolog Martin Luther. Yang mengejutkan mereka, di antara bangunan-bangunan abad pertengahan di alun-alun utama kota, berdiri tegak sebuah monumen Vladimir Ilyich Lenin karya pematung terkenal Soviet, Matvey Manizer (1891-1966). Itu adalah monumen Lenin pertama di Jerman. Namun, bagaimana monumen itu bisa berada di wilayah Nazi?

Ilyich di Dyetskoye

Monumen Lenin di Pushkin, sekitar tahun 1933-1940

Karya-karya Manizer tak asing lagi bagi siapa pun yang pernah naik Metro Moskow. Dia adalah pengrajin patung-patung terkenal di stasiun Ploshad Revolyutsii (Lapangan Revolusi) — termasuk patung penjaga perbatasan dengan anjingnya, yang hidungnya telah digosok oleh banyak orang yang lewat demi mendapatkan "keberuntungan". Manizer juga membuat topeng kematian Stalin pada 1953.

Pada 1920-an, Manizer menciptakan patung Lenin, yang direplikasi dalam beberapa cetakan perunggu. Sosok Lenin yang tegas — dengan topi dan setelan jas, tangan kirinya mencengkeram rompi dan tangan kanannya terselip di saku celananya — didirikan di Khabarovsk, Kirovograd (sekarang Kropyvnitsky, Ukraina), dan Kuibyshev (Samara). Salah satu monumen tersebut juga didirikan di Tsarskoye Selo, sebuah kota di luar Sankt Peterburg yang menjadi tempat peristirahatan musim panas keluarga kekaisaran Rusia, yang pada saat itu berganti nama menjadi 'Dyetskoye Selo' ('Desa Anak-Anak') pada tahun 1937). Patung itu muncul di sana pada 1926 di luar bekas panti jompo untuk tentara yang lumpuh, yang kemudian diubah menjadi sanatorium serikat buruh (milik Dewan Pusat Serikat Buruh Seluruh Rusia).

Tentara Jerman di dekat monumen yang dirobohkan di Pushkin, 1941

Ketika Jerman menduduki Pushkin pada 1941, mereka menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap patung perunggu Lenin setinggi 3,2 meter yang beratnya lebih dari tiga ton itu. Namun, ketertarikan mereka bukan karena alasan estetika, melainkan karena alasan praktis: patung itu adalah sumber logam non-besi. Lenin dirobohkan dari tumpuannya dan dikirim ke Jerman untuk dilebur.

Lenin dan Legenda

Delegasi Soviet di Eisleben, Republik Demokratik Jerman, 1959

Apa yang terjadi pada monumen itu kemudian menjadi legenda, yang kemudian dimodifikasi untuk memperkuat citra partai Komunis yang berkuasa di Republik Demokratis Jerman (RDJ). Menurut legenda, di mana pun pejabat Reich mengirim monumen itu untuk dilebur, maka di sana terdapat kaum sosialis yang terselubung di antara para pekerja. Mereka — dengan berbagai dalih — menolak untuk melebur Ilyich. Akhirnya, monumen tersebut dikirim ke Eisleben, tepatnya ke pabrik Mansfeld AG, yang juga dikenal sebagai 'Krüghutte'.

Patung Lenin tiba di pabrik itu pada 1943, diangkut menggunakan kereta api yang membawa logam yang dirampas oleh Jerman di Uni Soviet dan dibutuhkan oleh industri Jerman untuk memproduksi senjata. Patung itu diletakkan di antara kubah-kubah penyok, jangkar tua, dan besi tua lainnya. "Saya ingat dia berbaring telentang, topinya sangat mudah dikenali," kenang Helmut Gehlmann, salah satu pekerja sosialis rahasia. Pada malam yang sama, menurut legenda, sekelompok pekerja anti-fasis Jerman, mantan komunis dan sosialis, serta tawanan perang Soviet, mengubur monumen Lenin di tempat rongsokan dan menaburkan potongan tembaga serta puing-puing lain di atasnya untuk menyembunyikan lokasinya.

Monumen sesaat sebelum diangkut ke Berlin, 1991

Ketika pasukan Amerika memasuki Eisleben pada 14 April 1945, kisahnya berlanjut, para pekerja meminta pimpinan militer Amerika untuk mengizinkan mereka memasang monumen di kota; namun, Amerika menolak dan monumen itu tetap terkubur di bawah tanah selama beberapa bulan. Ketika, pada tahun 1945, diketahui bahwa Eisleben akan jatuh ke dalam Zona Pendudukan Soviet, sebuah keputusan diambil untuk meletakkan patung Lenin di atas sebuah tumpuan. Ketika Tentara Merah memasuki kota, para tentara takjub melihat patung pemimpin revolusi Bolshevik menghiasi alun-alun utamanya. "Lenin sudah lebih dulu sampai di sini sebelum kita," kata orang-orang Rusia.

Di bagian belakang tumpuan yang terbuat dari kayu, para pekerja Jerman meninggalkan sebuah prasasti yang mengatakan bahwa kaum anti-fasis setempat telah mencegah monumen itu dihancurkan dan mendirikannya di alun-alun kota pada 2 Juli 1945 "untuk menghormati Tentara Merah". Pada 1 Mei 1948, monumen ini secara resmi diserahkan oleh pihak Soviet kepada kota Eisleben.

'Arsip Lenin'

Monumen yang diangkut ke Berlin, 1991. Foto oleh sejarawan Andreas Stedtler

Selanjutnya, legenda yang luar biasa ini nampaknya semakin diperindah oleh komunis Jerman Timur di bawah pengawasan Moskow. Pada 1950-an, karyawan Institut Marxisme-Leninisme Moskow dikirim ke RDJ untuk mencari orang-orang yang bertanggung jawab atas penyembunyian dan kemudian memasang monumen tersebut.

Namun, menurut para peneliti Jerman, para pekerja di pabrik tersebut mulanya tak berniat memasang patung Lenin, mereka mulai melakukannya beberapa minggu sebelum tentara Soviet memasuki kota. Hingga saat itu, para pekerja — termasuk Helmut Gehlmann — mengatakan bahwa monumen tersebut hanya tergeletak di tempat rongsokan bersama dengan patung-patung lain dan tidak ada yang berusaha menyembunyikannya. Kemungkinan besar, monumen itu belum dilebur karena ukuran dan bentuknya yang besar, karena untuk meleburnya monumen itu harus dipotong-potong terlebih dahulu.

Medali peringatan (1970) yang terbuat dari porselen Meissen untuk peringatan 100 tahun ulang tahun Lenin, dengan gambar monumen Lenin di Eisleben.

Namun, temuan itu tentu saja tidak dapat diterima dari sudut pandang ideologis, sehingga diputuskan untuk menyembunyikan versi tersebut "di bawah karpet" dan memperkuat legenda aslinya. Pada tahun 1954, majalah 'Smena' edisi No. 8 memuat artikel panjang yang menceritakan kisah mencekam tentang bagaimana monumen itu "diselamatkan".

Pada 1958, Matvey Manizer sendiri mengunjungi Eisleben, sebagai bagian dari sekelompok tokoh seni dan budaya Soviet, dan "secara tak terduga" mengakui karyanya. Dua tahun kemudian, seolah-olah "sebagai balasan", sebuah monumen komunis Jerman Ernst Thälmann dikirim ke Pushkin dan didirikan di tempat di mana patung Lenin karya Manizer dulu didirikan (monumen Thälmann kini telah dipindahkan ke Sofiysky Boulevard). Pada tahun 1970, untuk memperingati 100 tahun kelahiran Lenin, sebuah medali porselen yang menggambarkan monumen tersebut dibuat di Pabrik Meissen.

Monumen di Museum Sejarah Jerman di Berlin.

Setelah penyatuan kembali Jerman pada tahun 1991, Lenin di Eisleben dikirim ke Museum Sejarah Jerman di Berlin. Kemudian, pada tahun 2006, seorang peneliti dari Sachsen bernama Andreas Stedtler menerbitkan sebuah buku berjudul 'Arsip Lenin', di mana legenda tersebut akhirnya dibantah. "Tak diragukan lagi, para perancang proyek ini memiliki naluri politik yang luar biasa. Mendirikan monumen ini tepat sebelum Tentara Merah memasuki kota adalah langkah yang brilian," kata Stedtler dalam bukunya.

Baca lebih lanjut: Mengapa wisatawan kerap mengunjungi mausoleum Lenin?

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki