Mulai paruh kedua abad ke-18, Rusia dibanjiri oleh orang asing yang diundang oleh Permaisuri Ekaterina yang Agung untuk mengisi dan mengembangkan tanah kekaisaran yang luas. Mayoritas dari mereka merupakan petani dari kerajaan Jerman, yang berasal dari dari Baden, Württemberg, Hessen, Prusia, Palatinate, Rhineland dan Alsace.
Imigran membentuk banyak koloni di seluruh tanah Rusia — dari selatan negara itu hingga Ural dan Siberia. Setelah memperoleh sejumlah hak istimewa dari otoritas Rusia dan tingkat otonomi yang relatif tinggi, Jerman berusaha keras untuk melestarikan budaya, agama, bahasa, masakan, dan tradisi sehari-hari mereka. Mereka juga menghargai hari libur nasional dan kebiasaan terkait.
Natal adalah salah satu hari terbesar dalam setahun bagi penduduk tersebut. Tradisi merayakannya bervariasi dari komunitas ke komunitas. Alasannya adalah fakta bahwa para imigran dari tanah Jerman berasal dari berbagai gereja Kristen: di antaranya adalah Katolik, Lutheran, Mennonit, dan Penginjil.
Sekarang sulit untuk menggambarkan gambaran lengkap dari tradisi natal mereka dalam semua detail dan keragamannya. Tidak semua pemukiman dijelaskan panjang lebar oleh para antropolog sosial sebelum Revolusi 1917; sementara setelah itu, penelitian tentang budaya orang Jerman Rusia terhambat oleh pergolakan abad ke-20. Apa yang kita ketahui berdasarkan deskripsi dari sejumlah ekspedisi dan kenangan orang-orang yang lahir pada paruh pertama abad lalu.
Para pemukim Jerman merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, tetapi perayaan tersebut dimulai sehari sebelumnya (pada malam hari), dan berlangsung selama beberapa hari. Bekerja selama liburan dianggap tidak dapat diterima, dan dengan demikian, secara tradisional malam natal dihabiskan untuk suatu persiapan: para penduduk baru membersihkan rumah mereka, memasak hidangan khusus, dan menghiasi pohon natal mereka dengan dekorasi buatan tangan dan permen. Orang-orang biasanya memilih pohon cemara. Namun, di daerah yang jarang memiliki hutan jenis konifera, beberapa jenis pohon lain dapat dipilih. Antropolog sosial menunjukkan bahwa orang Jerman membudidayakan dogwood dan lilac dalam air, beberapa minggu sebelum liburan di Wilayah Volga. Mereka juga menanam benih jelai dan gandum dalam kotak dengan tanah untuk digunakan sebagai dekorasi.
Pada malam Natal di sebagian besar wilayah, anak-anak dikunjungi oleh ‘Pelznickel’ (sosok pembawa hadiah Natal berbaju bulu, dalam cerita rakyat Jerman). Sosok tersebut merupakan seorang pria yang mengenakan mantel bulu, dengan bulu yang terlihat dari luar. Dia memakai rantai dan menyamarkan wajahnya, memegang tongkat di tangannya, atau terkadang ranting dan ember. Saat berada di dalam, dia akan bergerak dengan tangan dan lututnya. Pelznickel dapat mengambil anak-anak nakal dari bawah tempat tidur mereka dan menakut-nakuti mereka dengan penampilannya yang menyeramkan, suaranya yang dalam disertai dengan suara rantainya yang riuh. Untuk menghukum seorang anak, ia bisa menyuruh mereka mengunyah rantai, makan bawang merah atau bawang putih, dan melakukan tugas lain.
Namanya bisa berbeda di setiap pemukiman — misalnya di Wilayah Volga, ia dikenal sebagai ‘Weihnachtsfuchs’, tetapi di Volyn sebagai ‘Pelzbock’.
Bersama dengan Pelznickel, baik sebelum atau sesudahnya, datanglah ‘Christkind’. Dia bisa diperankan oleh pria atau laki-laki muda, tetapi paling sering perempuan yang memerankannya. Christkind, yang mengenakan gaun putih dan menyembunyikan wajahnya di balik cadar, adalah roh yang baik hati, tetapi juga bisa menghukum. Tidak hanya anak-anak yang harus takut padanya, tetapi juga orang dewasa yang terlalu usil yang berusaha mengintip ke balik tabir. Terkadang, dia dan Pelznickel ditemani oleh asisten dan orang-orang berpakaian mewah lainnya. Anak-anak berjanji pada Christkind untuk berperilaku baik, berdoa dan membacakan puisi, menerima hadiah dan permen untuk ini.
Di Wilayah Volga, Christkind kadang-kadang bertemu atau terlihat dengan kata-kata berikut:
‘Christchen, komm,’ (“Kristen, datang”)
‘Mach mich fromm,’ (“membuat saya religius”)
‘Da ich dafür’ (“Karena aku untuk itu”)
‘In Himmel komm.’ (“datang ke surga”)
Pada malam sebelumnya, seluruh keluarga pasti akan pergi ke gereja. Sebuah pohon hias juga berdiri di sana, dari mana kejutan kecil dan permen yang menyenangkan diambil dan diberikan kepada anak-anak setelah kebaktian.
Gereja St. Nicholas Lutheran di koloni Jerman di Grazhdanka
Dari arsip Nikolai VogelgesangSeseorang harus berdandan untuk pergi ke sana: perempuan biasanya mengenakan rok luar biru dan rok dalam dari wol tenun, jaket tanpa lengan, blus putih dan celemek bermotif bunga, serta manik-manik. Pria akan menyegarkan pakaian mereka dengan syal warna-warni, dasi, dan jam tangan berantai, mengenakan rompi, kaftan, atau jaket pendek yang disebut ‘Binschak’ di atas kemeja mereka.
Di rumah, orang Jerman akan mengadakan makan malam yang mewah dan membagikan hadiah: misalnya, beberapa keluarga di Sankt Peterburg, mereka dapat "membuat pesanan" dari jauh hari jika ada yang mau.
Menu pesta bervariasi di berbagai wilayah kekaisaran. Menurut beberapa peneliti, orang Jerman Volga tidak menyajikan daging pada hari Natal: hal itu dianggap berpotensi menyebabkan ternak mereka diserang oleh serigala.
Jadi, pada hari pertama perayaan, sup manis (‘Schnitzsuppe’) dimasak, dengan unggas yang dipanggang pada hari kedua. Di Siberia, selalu ada angsa di atas meja natal yang dimasak dengan resep khusus. Di koloni selatan, justru sebaliknya, daging babi dimakan "untuk membawa kebahagiaan", disajikan bersama dengan kubis asam yang diharapkan dapat membawa kesehatan bagi rumah tangga di tahun baru. Para penduduk baru juga menyukai pangsit dan kue dari segala jenis.
Orang dewasa akan bersenang-senang sampai pagi, minum anggur atau vodka. Anak-anak muda di beberapa pemukiman akan pergi dari rumah ke rumah, mengucapkan Selamat Natal kepada tetangga mereka, dan akan berkumpul di jalan atau merayakannya secara terpisah dari orang dewasa, membuat kumpulan mereka sendiri. Ini semua diiringi dengan nyanyian dan tarian —misalnya, beberapa di antaranya 'Augustin' (Siebentersprung) tujuh lutut, atau hop-waltz, dibawa oleh nenek moyang penduduk baru dari tanah air Jerman mereka; sedangkan yang lain, misalnya ‘Kamarinskaia’ yang terkenal, juga diperagakan dari penduduk Rusia setempat. Lagu natal favorit mereka adalah "O Tannenbaum, o Tannenbaum".
Penginjil, Baptis, dan Mennonite merayakan natal dengan cara yang lebih tertutup dan bersahaja. Di pemukiman mereka, perayaan biasanya bermuara pada berdoa dan memberikan hadiah, sementara anak-anak mereka dikunjungi oleh Weihnachtsmann, bukan Pelznickel. Pada malam hari, kaum Mennonite akan berkumpul di tempat pengkhotbah mereka, di mana mereka mengambil bagian dalam ritual khusyuk mencuci kaki.
Majalah 'Friedensbote' pemukim Jerman
Domain publikDi Wilayah Volga, cukup sering diadakan pernikahan yang sangat populer di musim dingin, dijadwalkan pada hari kedua perayaan. Pekan natal yang berlangsung dari 25 Desember hingga 31 Desember merupakan masa tenang sebelum ‘Silvesterabend’ (“Malam Tahun Baru”). Penduduk baru di Siberia menggunakan waktu ini untuk memberi perhatian khusus pada perilaku mereka, banyak berdoa dan berusaha untuk tidak menggunakan kata-kata umpatan. Penduduk setempat juga dapat menggunakan kesempatan untuk memprediksi cuaca di tahun yang akan datang, dengan mengasinkan bawang dan menganalisis tampilannya.
Frohliche Weihnachten — Selamat Natal
Legion MediaPembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda