Otoritas Soviet yang ateis melarang Natal Ortodoks, tetapi mereka segera menyadari bahwa orang-ornag membutuhkan liburan musim dingin. Jadi mereka "menemukan" hal baru — pada tahun 1936 Stalin memperkenalkan tradisi merayakan Tahun Baru dalam skala besar di seluruh negeri.
Lyudmila Khachatryan. "Selamat Tahun Baru! Ini Harapan Baru! 1954"
Museum Sejarah Gulag"Di tengah hari-hari yang suram dengan kerja paksa tanpa henti, penghinaan, rasa sakit, kelaparan dan kurang tidur, terdapat hari yang menyenangkan. Dimana hari itu jarang terjadi di dalam dalam kehidupan para tahanan di kamp kerja paksa era Stalin. Seperti hari ini — hari libur yang paling populer dan ditunggu-tunggu adalah Natal dan Malam Tahun Baru," kata Tatyana Polyanskaya, peneliti senior di Museum Sejarah Gulag.
Pada tahun 1936, lebih dari satu juta orang berada di kamp-kamp Stalin. Meskipun Tahun Baru di era Uni Soviet belum menjadi hari libur yang populer, sebagian besar perayaan natal dirayakan — dan tentu saja, dilakukan secara diam-diam. Hukuman berat menanti siapapun yang merayakan hari raya keagamaan atau melanggar aturan kamp. Pelanggaran semacam itu dapat dilaporkan ke administrasi oleh "pengadu". Pelanggaran sekecil apapun setidaknya akan dapat mendapatkan hukuman berupa, penghancuran ornamen perayaan, atau hal yang paling buruk, orang yang "bersalah" menghadapi tugas di sel hukuman. Jadi, itu semua dilakukan dengan risikonya sendiri.
Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember (tradisi lama, dan bukan pada 7 Januari seperti sekarang di Rusia). Pada hari yang sebenarnya, jam kerja seringkali sengaja diperpanjang untuk menyinggung perasaan orang beriman dan menghilangkan hari libur mereka. Tetapi para narapidana melakukan segala upaya untuk merayakan acara tersebut, menciptakan suasana yang meriah dan menyimpan kenangan indah tentangnya.
Makanan pesta harus disiapkan jauh-jauh hari — terkadang sebelum musim gugur. Hidangannya sederhana. Setiap orang mencoba menyisihkan sebagian makanan dari parsel yang mereka terima dari kerabat, khususnya makanan yang tahan lama seperti buah kering, tepung, gula, atau ikan kering.
Semua makanan itu disembunyikan dengan hati-hati — "sebagai aturan, makanan akan dimasukan ke dalam tumpukan salju di halaman, setiap sudut kamp akan ditutup dengan sisir yang bagus," kenang Vera Prokhorova, yang menghabiskan enam tahun di kamp pada 1950-an. Pada malam hari, hidangan akan dimasak dengan kompor yang digunakan untuk memanaskan barak penjara — gandum dengan madu dan buah kering, kentang kering oven, dan bahkan ‘pirozhki’ (pai).
Barak kamp
Arsip negara Federasi RusiaProkhorova ingat bahwa terkadang para “tahanan” meminta sprei baru kepada otoritas kamp untuk menggantikan sprei yang diduga tidak dapat digunakan. Sprei itu nantinya akan digunakan sebagai pengganti taplak meja.
Para tahanan juga mencoba membawa dahan cemara ke barak mereka. Menjelang Natal, mereka yang ditugaskan untuk tugas penebangan di taiga akan menyembunyikan pohon atau cabang kecil di bawah pakaian penjara mereka dan diam-diam membawanya kembali.
Pada hari itu sendiri, ketika barak telah dikunci di malam hari, semua orang duduk untuk makan dan berdoa. Komunis non-religius juga diundang untuk duduk, dan dalam sebagian besar kasus para ateis bergabung. Menurut ingatan para tahanan, perwakilan dari berbagai agama dan kelompok etnis merayakan bersama, dan pada Malam Natal mereka memiliki rasa spiritual dan solidaritas yang luar biasa. Bagian-bagian dari Injil dibacakan dan lagu-lagu natal dinyanyikan dalam berbagai bahasa.
"Di barak kamp, keajaiban menyelimuti malam natal dan kemudian pada Malam Tahun Baru: Disatukan oleh kegembiraan umum, harapan untuk masa depan yang lebih baik, dan hanya perasaan kegembiraan hidup, orang-orang dari berbagai etnis dan latar belakang (politik narapidana dan penjahat biasa) merasakan rasa persahabatan satu sama lain," kata Tatyana Polyanskaya.
Pada saat yang sama, administrasi kamp mengadopsi sikap tabah terhadap perayaan Tahun Baru dan tidak menghalangi jalan para tahanan. Pada awalnya, hanya inteligensia Partai Komunis dan ateis yang merayakan Tahun Baru di kamp-kamp, tetapi dalam waktu singkat liburan tersebut menjadi benar-benar beragam — kesempatan lain untuk membiarkan sesuatu yang cerah dan positif dalam kehidupan para tahanan.
Pohon Tahun Baru untuk staf pembibitan dan anak-anak kemp
Museum Sejarah GulagPada akhir tahun 1930-an kondisi kamp semakin parah, jatah roti sangat sedikit dan para tahanan hanya diberi sup encer untuk dimakan. Orang-orang mencengkeram setiap kesempatan untuk mengatur perayaan yang bahkan hanya sesaat — dan bahkan meja pesta tidak diperlukan untuk tujuan ini. Mereka membuat dekorasi lain untuk pohon natal dengan bahan apa pun yang dapat mereka temukan, serta mulai membuat hadiah dan mainan untuk anak-anak kamp (Tahun Baru dilihat terutama sebagai perayaan untuk anak-anak).
Banyak narapidana juga mencoba mengirim pesan yang menenangkan kepada teman dan keluarga di dunia luar dan merancang kartu pos buatan sendiri. Ada sejumlah kartu yang masih hidup yang dikirim pulang oleh insinyur Alexei Silin, yang bertugas selama lima tahun di Utara karena "agitasi anti-Soviet", dan Lyudmila Khachatryan, yang menghabiskan delapan tahun di kamp karena menikah dengan orang asing.
Alexey Silin. Kartu dari Kotlas, Wilayah Arkhangelsk, 1944
Museum Sejarah GulagAlexey Silin. Kartu dari Salehard, Yamalo-Nenets Autonomous Okrug, 1952
Museum Sejarah GulagAlexey Silin. Kartu dari Salehard, Yamalo-Nenets Autonomous Okrug, 1952
Museum Sejarah GulagLyudmila Khachatryan. Kartu, "Selamat Tahun Baru! 1954"
Museum Sejarah GulagLyudmila Khachatryan. "Selamat Tahun Baru! Ini Harapan Baru! 1954"
Museum Sejarah GulagPembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda