Bagaimana Kartun Pertama Semasa Kekaisaran Rusia Diproduksi?

Russia Beyond/Anton Romanov (Legion Media, Domain publik, A. Khanzhonkov & Co)
Kerumunan orang membanjiri bioskop selama beberapa tahun berturut-turut, terkagum-kagum menyaksikan layar di depan mereka. Mari kita lihat bagaimana kisah cinta serangga memikat hati banyak orang semasa Kekaisaran Rusia.

Animasi Rusia tidak memiliki ulang tahun resmi hingga baru-baru ini. Hari Animasi Rusia ditetapkan pada 8 April. Pada hari ini, lebih dari seabad yang lalu, kartun Rusia pertama, Leukanida yang Cantik — karya Vladislav Starevich — diproduksi. Film berdurasi sepuluh menit itu, yang menceritakan kisah cinta serangga dan dimainkan oleh serangga sungguhan, sukses besar. Ini adalah salah satu kartun 3D pertama di dunia dan benar-benar memikat penonton.

Blockbuster sejati

Cervus, raja kumbang rusa, menggelar pesta dansa besar di istananya. Pangeran Heros dari suku kumbang tanduk panjang adalah tamunya yang paling terhormat. Bagaimanapun, ketika melihat Leukanida yang cantik duduk di singgasana di sebelah raja, sang pangeran langsung jatuh cinta. Dia berani mengungkapkan perasaannya kepada Leukanida ketika mereka berjalan-jalan ke taman kastil. Namun, mereka tepergok oleh Cervus; perkelahian pun tak terelakkan, dan sang raja pun kalah. Putus asa, Leukanida terjun dari tebing, tetapi selamat. Akhirnya, ia melarikan diri ke kastil Heros, dan kedua kekasih itu pun menikmati kedamaian. Meski begitu, Cervus bertekad untuk membalas dendam dan berperang melawan Heros. Kali ini, dia berada di atas angin. Namun, supaya Leukanida tak jatuh ke tangan musuhnya, Heros mengambil langkah putus asa — dia meledakkan dirinya, bersama seluruh pasukan Leukanida dan Cervus.

Leukanida yang Cantik

Saat itu, cerita sederhana ini dianggap sebagai parodi genre populer “tragedi cinta masyarakat kelas atas”. Dengan demikian, kisah cinta serangga tersebut menjadi blockbuster.

“Film itu benar-benar sensasional. Orang-orang (di Rusia) berbondong-bondong menonton Leukanida,” kata Nikolay Izvolov, seorang sejarawan film. Para jurnalis bahkan memuji Starevich atas keberhasilannya yang cemerlang dalam pelatihan serangga.

Kartun itu juga sukses di luar negeri. Surat kabar Vestnik Kinematografista menulis pada tahun 1912: “Kami mendengar dari sumber yang paling dapat dipercaya bahwa film tersebut terjual lebih dari seratus kopi (salinan rol film), yang artinya menunjukkan kualitas karya tersebut ….”

Poster film Leukanida yang Cantik, 1912

Serangga mati

Pada kenyataannya, semua “aktor” serangga dalam film itu sudah lama mati dan kering ketika pembuatan film dimulai. Vladislav Starevich sudah terpesona dengan kumbang sejak kecil dan ia memiliki koleksi serangga kering. Dia menyutradarai film pertamanya pada tahun 1910. Awalnya, itu seharusnya menjadi film dokumenter tentang kehidupan kumbang, tetapi serangga menjadi pasif akibat pencahayaan film. Karena itulah, sang sutradara memproduksi cerita bingkai per bingkai dengan kumbang Lucanus cervus kering (nama ilmiah kumbang rusa). Sayangnya, film ini hilang.

Film keduanya, Leukanida yang Cantik, dibuat dengan teknik (dan “pemeran”) yang sama. Dia menggambarkan karyanya tersebut sebagai berikut: “Tentu saja, pertama-tama, serangga harus disiapkan dengan benar. Sebetulnya, melilitkan kawat tipis melalui kaki-kakinya dan menempelkannya ke tubuhnya dengan lilin tidak terlalu sulit. Saya membuat ‘medan perang’ dengan tanah liat sebagai fondasi tempat kaki serangga berpijak. Tidak ada kesulitan dengan gerakan serangga. Setelah memikirkan pertempuran kumbang bertanduk, saya menyiapkan beberapa pose dasar. Tiap gerakan selama pembuatan film dibagi menjadi beberapa fase. Saya mengatur cahaya untuk tiap bingkai (frame).”

Film itu bisu dan tidak memiliki teks apa pun. Sebagai gantinya, ia dilengkapi dengan deskripsi terperinci sehingga penonton dapat memahami apa yang terjadi di layar. Narasi film dibacakan oleh narator pada setiap pertunjukan. Film ini masih laris hingga tahun 1920-an.

Setelah Revolusi, Leukanida yang Cantik berganti judul menjadi Pelacur Takhta. Tak diragukan lagi, kaum Bolshevik ingin mencela ratu serangga yang taksetia.

Film ‘The Pilot: A Battle for Survival’ menggabungkan kehebatan film ‘Dunkirk’ karya Christopher Nolan dengan nuansa yang menegangkan dalam ‘The Revenant’. Bacalah selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki